Rabu, Agustus 17, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
Bersama Keluarga,                                 Menggapai Surga

Bersama Keluarga, Menggapai Surga

10 Etika Anak Kepada Orang Tua

Moh. Afif Sholeh, M.Ag by Moh. Afif Sholeh, M.Ag
22/07/2020
in Kajian, Tajuk Utama
5 0
0
5
SHARES
96
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Islam mengatur umatnya dalam berbagai bidang kehidupan terutama dalam urusan ibadah, akhlak menjadi prioritas utama seperti akhlak kepada Allah, kepada makluk-Nya.

Dengan adanya akhlak baik maka akan tercipta sebuah tatanan masyarakat yang rukun, tenteram dan tercipta keadilan sosial yang merata.

BacaJuga

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Memahami Filantropi Islam

Darurat Literasi Islam yang Ramah

Etika Anak kepada Orang Tua

Ada beberapa adab, etika atau akhlak baik yang harus dilakukan oleh seorang anak kepada orang tuanya.

Imam Abu Lais As Samarqandi dalam Tanbihul Ghafilin yang memaparkan ada 10 yaitu:

Pertama. Bila orang tua membutuhkan makanan maka sang anak harus memberikan makan sebatas kemampuannya.

Kedua. Jika orang tua membutuhkan urusan sandang maka sang anak memberikan pakaian untuk mereka.

Baca juga: Misi Utama Al Qur’an sebagai Pembawa Rahmat bukan Penebar Laknat

Ketiga. Jika mereka butuh dilayani maka harus pelayanan yang baik.

Keempat. Saat orang tua memanggil dirinya maka segera menjawab dan mendatanginya.

Kelima. Ketika mereka memerintahkan hal-hal baik maka segera melaksanakannya selagi tak menyuruh hal yang maksiat.

Keenam. Saat berbicara dengan mereka harus dengan sopan santun tak boleh bersikap bengis maupun keras hati.

Ketujuh. Tak memanggil orangtuanya dengan menyebut namanya.

Imam Ibnu Hajar dalam Fatawa al-Hadisiyyah mengutip perkataan Syeh Abdullah bin Zahr yang menjelaskan bahwa termasuk kategori menyakiti orang tua bila seorang anak memanggil orangtuanya dengan namanya.

Kedelapan. Tak berjalan atau melewatii depannya.

Kesembilan. Ikut senang saat mereka merasa senang serta ikut prihatin saat mereka juga merasakan hal yang tak mereka sukai.

Kesepuluh. Selalu mendoakan kebaikan dan ampunan kepada mereka saat ia berdoa.

Dari penjelasan ini dapat dipahami bahwa sikap anak kepada orangtuanya harus mencerminkan sikap yang baik karena pada dasarnya ia terlahir ke dunia atas jasa mereka.

Keberhasilan seorang anak merupakan berkat dari orangtuanya maka kewajiban seorang anak harus berbakti kepada mereka. Orang yang lupa mendoakan kepada orangtuanya maka hidupnya kurang berkah.

Pada prinsipnya orang yang ingin mendapatkan ilmu yang bermanfaat maka jangan sampai lupa mendoakan guru-gurunya. Begitu juga orang yang ingin berkah rizkinya maka jangan sampai lupa mendoakan kebaikan kepada orangtuanya.

Wasiat Nabi Ibrahim

Sebelum Nabi Ibrahim wafat, Ia berpesan kepada keturunannya untuk selalu berpegang teguh pada ajaran tauhid. Hal ini sesuai penjelasan dalam Al Qur’an yang berbunyi:

وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ (132

Artinya: Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam,” (QS. Al Baqarah: 132).

Imam Thabari dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim berwasiat yang berisi untuk Ikhlas dalam beribadah mengesakan Allah (tauhid) serta menundukkan hati dan anggota badan kepada-Nya.

Dalam isi wasiatnya, Nabi Ibrahim berpesan kepada keturunannya agar selalu memegang agama yang lurus (Hanif) yaitu Islam yang mengajarkan akan keesaan Tuhan dan tak ada yang menyekutukan-Nya. Lebih lanjut, ia berpesan untuk memegang ajarannya sampai ajal menjemput serta berusaha jangan sampai keluar dari agama tersebut supaya tak di murkai oleh Tuhan.

Sedangkan menurut Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini berisi ajakan untuk melakukan kebaikan yaitu memeluk ajaran Islam semasa hidup supaya kelak saat meninggal dalam keadaan islam karena kematian seseorang tergantung kebiasaan yang ia lakukan.

Dari sini, penting kiranya bagi umat Islam untuk selalu berpesan, menasehati diri dan orang lain secara baik sehingga keturunannya mampu mengikuti jejak kebaikan leluhurnya terutama untuk selalu berpegang pada ajaran tauhid sebagai kunci mendapatkan kemuliaan dunia dan akhirat.

Tags: EtikaEtika anakEtika anak kepada orangtuanyaEtika Beragama
Previous Post

LAUNCHING WEBSITE ISLAMINA.ID

Next Post

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Hak Anak Yang Harus Diperhatikan

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Seorang penggiat literasi dan penikmat kopi

RelatedPosts

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer
Peradaban

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam
Kolom

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair
Kolom

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan
Kabar

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

10/08/2022
bulletin jum'at
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
Next Post
Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Hak Anak Yang Harus Diperhatikan

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Hak Anak Yang Harus Diperhatikan

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Peran Seorang Ibu

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Peran Seorang Ibu

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Ketua Umum Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief

Ormas Keagamaan Harus Ikut Masifkan Media Sosial Dengan Konten Perdamaian

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    40 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.