3 Cara Menjadi Muslim Berkualitas Saat PPKM Darurat – Apa yang harus dilakukan seorang muslim di saat pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat pada periode 2-20 Juli 2021 ini? Ini pertanyaan yang tampak sederhana, namun menjadi tidak mudah jika direspons dengan penuh emosi. Muslim yang baik pasti memiliki cara kreatif menyikapi hal ini.
Setelah periode lebaran Idul Fitri, kasus COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Menurut data Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), tingkat Kasus Aktif per 20 Juni 2021 adalah 7,17%, lebih tinggi daripada global yang sebesar 6,45%; Tingkat Kesembuhan sebesar 90,08%, lebih rendah dibandingkan Global yang 91,38%; dan Tingkat Kematian sebanyak 2,75% lebih tinggi daripada global yang sebesar 2,16%.
Untuk menekan laju peningkatan COVID-19, maka pemerintah memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat. Mobilitas seseorang dibatasi, mall dan tempat pariwisata ditutup, bahkan tempat ibadah juga ditutup.
Cara Merespons
Sebagai muslim Indonesia, bagaimana sebaiknya merespons kebijakan PPKM tersebut? Jika mengikuti al-Qur’an dan sunnah Nabi, maka tidak ada pilihan selain mematuhinya. Pemerintah dapat disebut sebagai ulil amri. Ulil Amri adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengurus kepentingan-kepentingan umat. Ketaatan kepada ulil amri merupakan hal yang wajib dipatuhi oleh umat sejauh tidak bertentangan dengan nash yang dhahir.
Jika kita menengok keputusan pemerintah PPKM tersebut, maka tidak ada satu poin yang bertentangan dengan syariat Islam. Tak disebutkan bahwa muslim dilarang shalat. Tak ada larangan bagi umat Islam untuk berpuasa sunat.
Lalu bagaimana dengan shalat Jum’at? Pada saat melonjaknya covid di Maret 2020, Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama memberikan penjelasan terperinci berdasarkan zona merah dan kuning. Jika berada pada zona merah COVID-19, maka umat Islam dianjurkan melaksanakan shalat zuhur di rumah masing-masing dan tidak memaksakan menyelenggarakan shalat Jum’at di masjid.
Sementara bagi umat Islam yang berada di zona kuning COVID-19, tidak sampai pada level pelarangan shalat Jumat, melainkan hanya menjadi uzur shalat berjamaah dan shalat jumat di masjid. Artinya, virus corona menjadi alasan bagi masyarakat Muslim di zona kuning itu untuk tidak melaksanakan shalat Jumat dan shalat berjamaah dan tidak sampai menjadi larangan bolehnya mereka melakukan dua aktivitas tersebut (nuonline)
Sementara, untuk muslim yang berada pada zona hijau dapat mengikuti fatwa Majelis Ulama Indonesia yang dikeluarkan pada saat 4 Juni 2020. Dalam fatwa tersebut, disebutkan sejumlah ketentuan pelaksanaan shalat Jum’at, mulai dari keharusan melakukan physical distancing, menggunakan masker. Bahkan, demi terjadinya physical distancing, MUI juga membolehkan penyelenggaraan shalat jumat berbilang (ta’addud al-jumu’ah) dengan menyelenggarakan shalat jumat di tempat lainnya seperti musholla, aula, gedung pertemuan, gedung olahraga, stadion, dan lain-lain.
Muslim Berkualitas
Adanya pembatasan di masa PPKM darurat ini bagi muslim sebaiknya menjadi momentum untuk memperbaiki kualitas ibadah, melakukan refleksi diri (muhasabah), dan beribadah. Karena setiap saat hanya berada di rumah, inilah kesempatan untuk menjadi muslim yang berkualitas pada masa PPKM darurat ini.
Inilah 3 Cara Menjadi Muslim Berkualitas Saat PPKM Darurat :
Pertama, pandemi COVID-19 ini harus menjadi momentum untuk menguatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT dengan membangun kesadaran tauhidi. Dengan adanya pandemi COVID-19 ini, kita menjadi sadar bahwa hanya Allah Yang Maha Besar, Maha Kuasa. Manusia dan seluruh makhlukNya begitu rapuh dan lemah.
Selain itu, sebagai muslim juga dapat berefleksi tentang perilaku dan tindakan kesehariannya yang tidak selalu sesuai dengan ajaran Islam. Ada banyak perilaku dosa, baik kepada Allah, sesama maupun kepada lingkungan alam yang barangkali menjadi penyebab munculnya sejumlah musibah yang terjadi, termasuk pandemi COVID-19.
Melakukan refleksi seperti itu dapat meningkatkan kesadaran tauhidi yang pada gilirannya dapat meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Keimanan dan ketakwaan kepada Allah juga dapat dibangun melalui proses berpikir dan refleksi yang mendalam tentang Allah dan ciptaanNya.
Kedua, memperbanyak ibadah kepada Allah. Berada di rumah sepanjang hari menjadi kesempatan terbaik untuk meningkatkan ibadah agar lebih berkualitas. Mulai dari shalat wajib, shalat sunnah, puasa, sampai membaca al-Qur’an. Dengan ibadah yang khusyu’ maka diharapkan ibadah yang kita lakukan tersebut dapat memberikan dampak pada peningkatan kualitas pribadi seorang muslim.
Ketiga, belajar ilmu-ilmu Allah. Ilmu Allah sangat luas dan tidak terbatas. Termasuk di dalamnya belajar syariat Islam, sebagai ilmu yang wajib diketahui oleh setiap Muslim. Banyaknya kegiatan webinar, diskusi dan konsultasi keilmuan merupakan momentum yang sangat baik untuk belajar ilmu Allah.
Dengan ketiga cara tersebut, maka menjadi muslim berkualitas pada saat PPKM darurat ini dapat diwujudkan.