Kamis, Februari 2, 2023
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kabar
Habib Jafar Al Haddar

Habib Jafar Al Haddar

77 Tahun RI, Habib Milenial: Media Digital Belum Merdeka dari Radikalisme dan Intoleransi

Admin Islamina by Admin Islamina
24/08/2022
in Kabar
0 0
0
0
SHARES
9
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Bangsa Indonesia sudah 77 tahun menghirup udara kemerdekaan setelah beratus tahun hidup dalam penjajahan. Kendati demikian, perjuangan untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan itu tidak pernah berhenti dengan membangun kebersamaan dan persatuan. Pasalnya, upaya pecah belah masih terus terjadi melalui politik identitas dan politisasi agama.

Dai milenial Habib Husein Ja’far Al Hadar, S.Fil.I., M.Ag, menilai pasca 77 tahun kemerdekaan Indonesia dari keterjajahan fisik, tidak semata-mata membuat bangsa ini merdeka dari ancaman intoleransi dan radikalisme, khususnya di dunia maya.

BacaJuga

Ketika Agamawan Bicara Pelestarian Lingkungan

Anshar Daulah Kafirkan Orang Islam Indonesia Karena Terima Pancasila

Terorisme Itu Kejahatan Kemanusiaan, Bukan Pejuang Agama

“Kemerdekaan melawan intoleransi dan radikalisme itu masih menjadi pekerjaan rumah kita. Karena sampai saat ini, media digital belum merdeka dari intoleransi dan radikalisme,” ujar Habib Husein Ja’far Al Hadar di Jakarta, Jumat (19/8/2022).

Ia melanjutkan bahwa berdasarkan riset dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN (PPIM UIN) di Jakarta tahun 2021 lalu menyebutkan konten-konten yang tidak moderat di media digital naik tiga kali lipat dari konten moderat yang hanya menguasai sekitar 20% dari keseluruhan konten media digital.

“Konten yang tidak moderat itu menguasai lebih dari 60% perbincangan di media digital. Nah oleh karena itu ini menjadi kerja bersama kita semua, bukan hanya antar bidang,  tapi juga antar gender,” tutur pria pemilik kanal YouTube “Jeda Nulis” ini.

Habib Ja’far memaknai kemerdekaan 77 tahun Indonesia sebagai momen untuk pulih lebih cepat dari segala dorongan nafsu dan egoism. Juga bangkit dari segala isu sektarian, yang bersifat politik identitas memecah belah kebhinekaan.

“Tagline ‘Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat’, itu sesuatu yang penting untuk mengisi kemerdekaan, agar kita bisa pulih lebih cepat dari segala dorongan-dorongan egoisme yang mengarahkan kepada intoleransi dan radikalisme serta bangkit lebih kuat untuk bangkit dari segala isu-isu yang sifatnya sektarian, yang sifatnya politik identitas,” jelas Habib Ja’far.

Ia menilai tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh pihak saat ini adalah bagaimana menerjemahkan nilai Pancasila pada generasi baru. Narasi-narasi baru dibutuhkan, agar generasi tersebut mampu menghayati nilai Pancasila sesuai perspektif dan cara mereka.

“Jadi tidak lagi kemudian soal menghafal Pancasila, tidak lagi soal itu.  Tapi soal bagaimana mereka menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan ragam fenomena yang baru,”ungkapnya.

Itu bisa dilakukan dengan cara mendorong percepatan edukasi dan moderasi melalui propaganda persatuan, sebagaimana kemerdekaan bangsa dicapai melalui persatuan. Dirinya menegaskan, persatuan menjadi kunci utama.

“Edukasi dan moderasi untuk menuju persatuan di tengah perbedaan itu menjadi kekuatan utama kita dari dulu. Tanpa keduanya kita itu tidak akan pernah bisa merdeka dari segala tantangan yang ada. Entah korupsi, kemiskinan dan lain sebagainya,” terang Habib Ja’far.

Untuk itu, Habib Jafar mengungkapkan setidaknya ada 2 hal yang harus menjadi agenda pemerintah. Ini penting agar kedepannya tidak ada lagi anak bangsa yang kembali terjerat pada virus intoleransi dan radikalisme untuk mewujudkan Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

“Pertama terus mewaspadai narasi-narasi intoleransi dan radikalisme yang ada di sekitar kita. Karena narasi-narasi itukan terus bertumbuh, corak propagandanya juga terus bertumbuh, bukan menyebarkan hoax tapi menyebarkan logical fallacy atau kesesatan dalam berpikir,” ucapnya.

Kedua, membangun narasi-narasi yang ‘fresh’ tentang toleransi dan inklusivitas dalam beragama dan berbangsa. Sehingga pada akhirnya kesadaran toleransi dan inklusivitas serta moderasi anak bangsa terus bertumbuh,  terus terperbarui, dan yang paling terpenting adalah hubungan atau relate dengan mereka. Karena relate itu kata kunci bagi anak muda,” tandasnya.

Tags: digitalHabib Husein Jafar Al-HaddarHUT ke-77 RIindonesia merdekaIntoleransiradikalisme
Previous Post

Era Digital, Radikalisme Diam-Diam Melaju

Next Post

Revitalisasi Pancasila Untuk Patahkan Narasi Kelompok Neo-Khawarij

Admin Islamina

Admin Islamina

RelatedPosts

Refleksi Akhir Tahun MUI Pusat
Kabar

Ketika Agamawan Bicara Pelestarian Lingkungan

12/12/2022
KH Said Aqil Siradj
Kabar

Anshar Daulah Kafirkan Orang Islam Indonesia Karena Terima Pancasila

09/12/2022
Pemakaman korban bom bunuh diri Polsek Astana Anyar Aiptu Sofyan
Kabar

Terorisme Itu Kejahatan Kemanusiaan, Bukan Pejuang Agama

09/12/2022
KH Suaib Tahir Lc MA PhD
Kabar

Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar, Sekum DDI: Bukan Bagian dari Istishadiyah

09/12/2022
Dr Moch Syarif Hidayatullah
Kabar

ADDI: Ngawur dan Cocokologi Klaim Bencana Akibat Indonesia Tak Terapkan Khilafah

03/12/2022
KH Kafabihi Mahrus Lirboyo
Kabar

Klaim Kelompok Radikal Bencana Indonesia Karena Tak Terapkan Khilafah Menyesatkan

01/12/2022
Next Post
Gus Najih

Revitalisasi Pancasila Untuk Patahkan Narasi Kelompok Neo-Khawarij

Dir Cegah BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid dalam kegiatan Regenerasi Duta Damai Sulsel

Radikalisme Mendistorsi dan Manipulasi Agama Untuk Tujuan Politik

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Menyapa Agama Agama dalam Sejarah dan Teologi

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (1)

26/01/2023
Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan

Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan (2)

24/01/2023
Duri Islamisme dalam Sejarah NKRI

Duri Islamisme dalam Sejarah NKRI

19/01/2023
Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan Hari

Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan (1)

16/01/2023
Fenomena Mualaf Menjadi Ustadz

Fenomena Mualaf Menjadi Ustadz

12/01/2023

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    110 shares
    Share 44 Tweet 28
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    106 shares
    Share 42 Tweet 27
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    72 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    61 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    54 shares
    Share 22 Tweet 14
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.