Islamina.id – Misi para Nabi dan Rasul terdahulu yaitu mengenalkan serta mengajarkan keadilan. menurut Ibnu Abbas, maksud keadilan disini yaitu percaya akan adanya satu Tuhan (Tauhid). Konsep ini menengahi dua pemikiran antara golongan yang tak percaya kepada Tuhan atau ateis dengan golongan yang percaya kepada Tuhan lebih dari satu (Musyrik).
Konsep Ketuhanan dalam islam sebetulnya sangat mudah yaitu beriman kepada Allah yang Maha Esa dan mengakui bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya.
Salah satu surat dalam Al Quran yang menjelaskan tentang konsep Ketuhanan yaitu surat Al Ikhlas yang terdiri dari empat ayat yaitu
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4
Artinya: Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. (1) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (2) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, (3) dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (QS. Al Ikhlas: 1-4).
Asbabun Nuzul Surat Al Ikhlas
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini turun berkenaan orang musyrik (menyekutukan Allah) berkata kepada Nabi Muhammad:
“Hai Muhammad, jelaskan kepada kami tentang sifat Tuhanmu?”
Lantas turun surat al Ikhlas untuk membantah mereka. Sedangkan menurut sahabat Ibnu Abbas menjelaskan bahwa ayat ini turun berkenaan sikap orang Qurays yang bertanya kepada Nabi Muhammad tentang sifat Tuhan.