Rabu, Agustus 10, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
memahami hadis

memahami hadis

Agar Tidak Menjadi Tekstualis, Begini Cara Memahami Hadis

Yuli Wahyana by Yuli Wahyana
26/06/2022
in Kajian, Tajuk Utama
1 0
0
1
SHARES
13
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Sumber hukum utama umat Muslim dunia adalah Alquran dan Hadis. Secara struktural Alquran berada pada deretan awal dan hadis berada pada deretan kedua setelah Alquran.  Alquran diturunkan oleh Allah melalui perantara malaikat Jibril untuk diberikan kepada Nabi Muhammad Saw, dan kemudian Nabi diperintahkan untuk menyampaikan kepada umat-Nya. Alquran itu sendiri merupakan kalamullah (perkataan Allah Swt.) atau disebut dengan firman Allah swt yang berisikan perintah, larangan, kisah, dan berita-berita masa lalu dan yang akan datang.

Secara fungsional, hadis berada pada deretan awal setelah Alquran, karena hadis berfungsi sebagai penjelas (bayan) dari ayat-ayat Alquran yang bersifat global (mujmal), umum (‘am) dan ayat-ayat yang sekiranya membutuhkan penjelasan yang lebih holistik lagi terhadap ayat-ayat yang mutasyabihat yakni ayat-ayat yang samar, dan sulit dipahami. Hadis merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw. baik itu perkataan (qauli), perbuatan (fi’li), ataupun ketetapan (taqriri) dari Nabi Muhammad Saw. 

BacaJuga

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

Hadis diimplementasikan Nabi melalui perkataan beliau, apakah perkataan itu timbul disebabkan oleh pertanyaan-pertanyaan dari para sahabat maupun muncul disebabkan oleh adanya suatu peristiwa yang terjadi ketika itu, sehingga Nabi bersabda dan muncullah suatu hadis ketika itu. Tidak hanya sebatas perkataan, perbuatan dan ketetapan juga demikian. meskipun Hadis menjadi sumber hukum kedua, namun ia menempati posisi yang sangat penting. Karena Alquran tidak menjelaskan secara detail bagaimana suatu peristiwa atau suatu problematika terjadi pada saat itu. 

Hadis berperan sebagai pokok utama dalam penjelasan ayat-ayat Alquran. Artinya ketika ayat-ayat Alquran ditafsirkan akan memberi makna yang berbeda dengan penjelasan dari hadis. Lebih tepatnya hadis memberikan penjelasan lebih dalam. Meskipun demikian, Alquran dan hadis merupakan dua hal yang memiliki keterkaitan yang erat dan tentu keduanya tidak dapat dipisahkan, karena antara keduanya itu saling melengkapi dan saling menyempurnakan satu sama lain.

Ketika berbicara tentang hadis, tentu tidak akan terlepas kaitannya dengan asbabul wurud (sebab-sebab turunnya suatu hadis), sebagaimana pentingnya memahami asbabun nuzul untuk menghindari penafsiran Alquran yang rancu dan tidak sesuai dengan konteks aslinya ayat. Maka dari itu hadis juga memiliki asbabul wurud, untuk menghindari kerancuan dalam memahami suatu hadis. Karena secara konteks asbabul wurud merupakan salah satu aspek sosial yang dapat dilakukan untuk memahami munculnya hadis. 

Pentingnya aspek sosial dalam memahami hadis dilihat kepada pendapat yang diasumsikan oleh Muhammad Ali (2015) dalam artikelnya yang berjudul Asbab Wurud Al-Hadits bahwa “Tanpa memperhatikan konteks historisitas (hadis), seseorang akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami makna suatu hadis, bahkan ia dapat terperosok ke dalam pemahaman yang keliru. Itulah mengapa asbab al-wurud menjadi sangat penting dalam diskursus ilmu hadis, seperti pentingnya asbab al-nuzul dalam kajian tafsir Alquran”. 

Selanjutnya makna dari aspek sosial tersebut apa? Aspek sosial adalah segala sesuatu yang meliputi aktivitas hubungan manusia dengan alam disekitarnya. Sebagaimana yang kita ketahui untuk memahami suatu konteks hadis baik dari teks nya maupun redaksi hadisnya haruslah ada pemahaman yang kuat agar dapat mensyarahi dan menjelaskan hadis tersebut dengan benar sesuai dengan teks hadisnya. Untuk itu mengetahui konteks historis dari suatu hadis sangatlah penting, karena hal demikian telah menjaga hadis dari penafsiran-penafsiran yang menyeleweng dari teks aslinya. 

Selain itu terdapat beberapa hadis yang tidak memiliki asbabuk wurud. Hadis yang memiliki asbabul wurud tentu akan memberikan penjelasan secara lugas, jelas, dan mutlak terhadap hadis yang digunakan untuk menghindari misunderstanding terhadap kesalahpahaman dalam menafsirkan hadis. Sedangkan hadis-hadis yang tidak memiliki asbabul wurud dapat di ketahui melalui pendekatan historisnya dengan mengkaji lebih dalam bagaimana konteks awal hadis itu muncul. 

Abu Yusuf Sujono dalam artikelnya yang berjudul “Faidah Mengetahui Asbabul Wurud” mengatakan bahwa beberapa hal yang harus diketahui terhadap pentingnya asbabul wurud tersebut, diantaranya: “pertama, untuk mengetahui hikmah pensyari’atan suatu hukum dan pengetahuan terhadap maqashid syari’at (maksud-maksud syari’at), di sini asbabul wurud termasuk ke dalam kategori yang dapat memberikan penjelasan kepada pembaca tentang apa maksud dari redaksi hadis. 

Kedua, memahami hadis secara benar dan selamatnya cara beristinbath (pengambilan hukum dari hadis), dari sini para ahli fiqih dan mujtahid sangat butuh untuk melihat kepada asbabul wurud hadis, supaya tidak timbul kesalahpahaman dalam memahami dalil, sebab hadis tersebut akan dijadikan sebagai hujjah dasar hukum dalam bertindak. Ketiga, mengkhususkan dalil yang umum kedalam dalil yang khusus. Keempat, menentukan sesuatu yang mubham (belum jelas) dalam sebuah dalil”.

Berdasarkan pemaparan di atas, konteks munculnya hadis itu dilatarbelakangi oleh situasi dan kondisi bagaimana sosio-historisnya hadis itu muncul. asbabul wurud menjadi salah satu bukti empiris untuk mensyarahi suatu hadis sesuai dengan konteks redaksi hadisnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami hadis, karena sebagian orang ada yang mensyarahi hadis hanya untuk kepentingan kelompok atau golongan saja. Maka dari itu salah satu bukti aspek sosial yang diperlukan untuk memahami konteks munculnya hadis adalah asbabul wurud.

Previous Post

Digital Native dan Upaya Mencegah Radikalisme

Next Post

Indonesia Tegas Tolak Ideologi Khilafah

Yuli Wahyana

Yuli Wahyana

Mahasiswi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

RelatedPosts

bulletin jum'at
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
muharram
Kolom

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
Bulletin Jum'at Al-Wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

29/07/2022
al-Qur'an Sunnah
Gagasan

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (2)

28/07/2022
hijrah
Kolom

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

28/07/2022
al-qur'an sunnah
Gagasan

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (1)

27/07/2022
Next Post
ideologi khilafah

Indonesia Tegas Tolak Ideologi Khilafah

pendidikan moderasi

Pendidikan Humanis, Kurikulum Moderasi

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Musdah Mulia

Kikis Intoleransi, Jangan Ada Lagi Pemaksaan Jilbab di Sekolah

07/08/2022
bulletin jum'at

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
muharram

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
Bulletin Jum'at Al-Wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

29/07/2022
al-Qur'an Sunnah

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (2)

28/07/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    80 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    52 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.