Kamis, Februari 2, 2023
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kabar
Ayik Heriansyah

Ayik Heriansyah

Al Wala’ Wal Bara’ dan Tuntunan Agama dalam Bersosialisasi Antar Sesama Manusia

Admin Islamina by Admin Islamina
22/09/2022
in Kabar
3 0
0
3
SHARES
53
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Doktrin Al Wala’ Wal Bara’ sengaja dihembuskan oleh kelompok radikal untuk menghipnotis pola pikir umat Islam untuk digiring pada pola keberagamaan ekslusif, reduktif dan parsial. Seperti hanya berteman, bersaudara dan bergaul dengan yang seagama saja (wala’) dan membenci serta memusuhi orang lain atau kelompok yang beda agama (bara’). Tetapi apakah ajaran islam mengajarkan demikian?

Direktur Eksekutif Center for Narrative Radicalism and Cyber Terrorism (CNRCT), Ayik Heriansyah mengungkapkan pandangannya terhadap doktrin Al Wala’ Wal Bara’ yang dianggapnya keliru dan menyebabkan prasangka buruk terhadap umat Islam yang dinilai eksklusif dan enggan membangun hubungan sosial dengan umat agama lainnya.

BacaJuga

Ketika Agamawan Bicara Pelestarian Lingkungan

Anshar Daulah Kafirkan Orang Islam Indonesia Karena Terima Pancasila

Terorisme Itu Kejahatan Kemanusiaan, Bukan Pejuang Agama

“Orang Islam itu boleh bergaul dengan siapapun tanpa memandang SARA kecuali bergaul untuk yang bersifat maksiat, merusak atau menaggangu ketertiban masyarakat hingga stabilitas negara,”ujar Ayik Heriansyah di Jakarta, Rabu (21/9/2022).

Dirinya melanjutkan, dalam pandangan Islam menurutnya ada tiga tuntunan yang harus dipedomani dalam kehidupan sosial dan berbangsa. Pertama, tidak boleh berteman dengan memandang perbedaan suku, ras dan agama, hal tersebut juga menurutnya termasuk kedalam syariat dalam bergaul.

“Kedua, bergaul itu tujuannya untuk kemaslahatan umat. Ketiga, harus ada akhlak. Akhlak ini tidak mengenal SARA juga. Berbuat baik tidak hanya kepada orang yang seagama, tapi kepada semua orang,” jelasnya.

Mantan pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Bangka Belitung ini, juga menyinggung terkait doktrin keliru Al Wala’ Wal Bara’ yang kerap digunakan oleh kelompok radikal untuk menjadi justifikasi melakukan tindakan kekerasan. Doktrin ini diartikan dengan, umat hanya boleh bergaul dengan internal seagama dan didorong untuk membenci terhadap yang berbeda.

“Saya jelaskan dulu, Wala’ itu artinya kita harus setia, royal dengan orang orang se-aqidah, se-agama. Bara’, artinya berlepas diri, dari orang yang tidak se-aqidah, Nah permasalahannya, ketika istilah ini digunakan untuk masalah politik atau kenegaraan, disinilah mulai muncul permasalahan, salah penempatan,” kata Ayik.

Pasalnya, ketika istilah tersebut masuk ke ranah publik bahkan kenegaraan maka akan menjadi masalah tersendiri, terlebih yang menjadi dasar negara sejatinya adalah konstitusi yang merupakan hasil kesepakatan para pendiri bangsa. Sehingga menurut Ayik, sangatlah keliru ketika al wala’ wal bara’ dicampur adukkan dalam urusan publik, politik dan kenegaraan.

“Karena dalam sebuah negara keiamanan orang beragam, karena itu tidak bisa dijadikan sebagai dasar, dasar bernegara kita adalah konstitusi, sebagai hasil kesepakatan, kalau dalam agama islam kesepakatan itu sepanjang  tidak bertentangan dengan agama maka wajib dijaga dan ditaati, ” ujar Ayik.

Ia menyampaikan bahwa sejatinya konsep Al Wala’ Wal Bara’ sangat kontradiktif dengan konsep Islam yang rahmatan lil’alamin.

“Ini jelas bertentangan, mereka (kelompok radikal) salah menempatkan, yang benar adalah Ketika mereka tidak membawa konsep wal bara ke ranah public, karena dalam Islam, kalau bergaul dalam ranah publik mengikuti syariah dan akhlak, bukan konsep Al Wala’ Wal Bara’,” tuturnya.

Oleh karenanya pengurus Lembaga Dakwah NU (LDNU) Jawa Barat ini memandang perlunya peran tokoh agama dan ormas moderat untuk senantiasia meliterasi dan memberi pencerahan terus-menerus kepada umatnya, agar tidak mudah terjebak pada doktrin menyesatkan konsep Al Wala’ Wal Bara’.

“Perlu kita luruskan, dan masyarakat umum kita beri pencerahan tentang bagaimana konsep konsep Al Wala’ Wal Bara’ yang sesungguhnya. Intinya setiap penyimpangan agama itu pasti membawa maslaah. Kita memang harus rajin, karena mereka juga rajin menyebarkan ajaran yang meyimpang,” ungkap Ayik.

Penyimpangan makna dan ajaran yang demikian, menurutnya justru memperburuk citra agama Islam dan membuat tujuan Islam yang rahmatan lil alamin justru sulit terwujud.

“Indikator yang paling mudah untuk menilai sesuatu pemahaman itu menyimpang atau tidak, ya lihat saja tujuan akhirnya, apakah sikapnya akan membawa rahmatan lil alamin atau tidak,” ucap Ayik.

Tags: Al Wala’ Wal Bara’Ayik Heriasyahkelompok radikal
Previous Post

Nusantara untuk Kebangkitan Peradaban (1)

Next Post

“Ngaji Kebangsaan” Vaksinasi Ideologi Sebarkan Moderasi Beragama di Masyarakat

Admin Islamina

Admin Islamina

RelatedPosts

Refleksi Akhir Tahun MUI Pusat
Kabar

Ketika Agamawan Bicara Pelestarian Lingkungan

12/12/2022
KH Said Aqil Siradj
Kabar

Anshar Daulah Kafirkan Orang Islam Indonesia Karena Terima Pancasila

09/12/2022
Pemakaman korban bom bunuh diri Polsek Astana Anyar Aiptu Sofyan
Kabar

Terorisme Itu Kejahatan Kemanusiaan, Bukan Pejuang Agama

09/12/2022
KH Suaib Tahir Lc MA PhD
Kabar

Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar, Sekum DDI: Bukan Bagian dari Istishadiyah

09/12/2022
Dr Moch Syarif Hidayatullah
Kabar

ADDI: Ngawur dan Cocokologi Klaim Bencana Akibat Indonesia Tak Terapkan Khilafah

03/12/2022
KH Kafabihi Mahrus Lirboyo
Kabar

Klaim Kelompok Radikal Bencana Indonesia Karena Tak Terapkan Khilafah Menyesatkan

01/12/2022
Next Post
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid di acara Ngaji Kebangsaan

“Ngaji Kebangsaan” Vaksinasi Ideologi Sebarkan Moderasi Beragama di Masyarakat

thumbnail bulletin jumat

Bulletin Jum'at Al-Wasathy | Edisi 043

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Menyapa Agama Agama dalam Sejarah dan Teologi

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (1)

26/01/2023
Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan

Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan (2)

24/01/2023
Duri Islamisme dalam Sejarah NKRI

Duri Islamisme dalam Sejarah NKRI

19/01/2023
Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan Hari

Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan (1)

16/01/2023
Fenomena Mualaf Menjadi Ustadz

Fenomena Mualaf Menjadi Ustadz

12/01/2023

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    110 shares
    Share 44 Tweet 28
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    106 shares
    Share 42 Tweet 27
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    72 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    61 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    54 shares
    Share 22 Tweet 14
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.