Alhamdulillah, islamina.id hadir dengan Bulletin Jum’at Al-Wasathy rutin yang dapat dibaca oleh kaum muslimin seluruh Indonesia. Bulletin ini merupakan kerjasama islamina.id dengan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dalam rangka membumikan nilai dan ajaran moderasi Islam di tengah masyarakat.
Bulletin Jum’at Al-Wasathy edisi kali ini dengan judul “Kesetaraan Manusia di Hadapan Allah”
Diakui atau tidak setiap interaksi yang dilakukan manusia dengan the other –baik sesama manusia maupun lainnya– tak jarang melahirkan atau menimbulkan ketegangan. Arogansi, egoisme, hasrat untuk mendominasi, mengeksploitasi, hingga berupaya menyakiti yang liyan merupakan bentuk kegagalan dari seorang manusia dalam memahami dan melihat “the other”. Sikap ini pula menjadi musabab munculnya pelbagai kekerasan, perilaku intoleran, diskriminasi atau penindasan, dan lain-lain yang sampai kiwari masih eksis di tengah-tengah masyarakat.
Pada zaman jahiliyah, di mana masyarakat hidup di tengah menguatnya kesukuan. Sementara satu suku saling mengklaim dirinya lebih unggul dan superior daripada suku atau kabilah lainnya. Akibatnya, konflik antarsuku pun tak bisa dihindari, dan bahkan terus menerus terjadi. Ini berarti, perilaku dan sikap rasisme, arogansi, egoisme, dan superioritas pada hakikatnya memiliki sejarah yang cukup panjang dalam dinamika kehidupan umat manusia.
Dalam konteks kiwari, konstruksi paradigma superioritas yang tetap melekat hingga sekarang dalam diri sebagian masyarakat adalah perihal status kaum perempuan. Seperti sudah jamak diketahui bahwa perempuan seringkali diposisikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan nomor dua, lemah, tidak pantas berkiprah di ruang publik, dan pandangan miring lain. Ironisnya, eksistensi perempuan hanya dibatasi pada tiga aspek: sumur (menyuci), dapur (memasak), dan kasur (menunaikan kewajiban suami-istri).