Rabu, Agustus 17, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup
Apa Yang Dimaksud Dengan Revolusi Akhlak?

Apa Yang Dimaksud Dengan Revolusi Akhlak?

Apa Yang Dimaksud Dengan Revolusi Akhlak?

Syahril Mubarok by Syahril Mubarok
11/11/2020
in Gaya Hidup
4 0
0
4
SHARES
79
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Masyarakat Indonesia belum lama ini mendengar istilah “Revolusi Akhlak”. Revolusi Akhlak ini dicetuskan oleh Habib Rizieq Syihab. Namun, apa yang membedakan antara Revolusi Mental yang digagas oleh Presiden Jokowi?.

Pada hari Selasa, (10/11), Habib Rizieq bersama keluarga, telah kembali ke tanah air Republik Indonesia. Sudah hampir 3,5 tahun ia menetap di Arab Saudi. Para pencintanya pun berbondong-bondong meramaikan bandara Soekarno-Hatta. Dalam orasi pertamanya, ia menyebutkan “Revolusi Akhlak”.

BacaJuga

Era Teknologi dan Masifnya Disinformasi

Tidurnya Orang-Orang Saleh

Keselarasan Islam dan Stoisisme

Dalam pernyataannya yang redaksi kutip sebagai berikut:

“Dengar kata revolusi, wah, kalang kabut lagi. Revolusi, revolusi, revolusi. Revolusi itu perubahan drastis dan mendasar. Jadi kalau perubahan drastis itu, kemarin tukang bohong, hari ini perubahan drastis, nggak tukang bohong lagi,”.

“Tapi, kalau kemarin tukang bohong, sekarang ngebohongnya dikurangin dikit-dikit, itu bukan revolusi,”

“Kenapa dipilih revolusi akhlak, kenapa bukan revolusi moral, revolusi budi pekerti, revolusi mental? Karena kata akhlak itu dipakai oleh Nabi kita Muhammad SAW. Nggak ada kata lebih baik dipilih kecuali kata yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW,”

Dari pernyataan diatas, Habib Rizieq menginginkan masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam agar segera sadar diri. Sadar diri atas semua perilaku yang selama ini jauh dari norma-norma Islam. Yang tidak sesuai dengan perilaku atau sifat yang dicontohkan Nabi SAW.

Revolusi Akhlak ini juga mendapat perhatian dari Prof. Dr. Ahmad Mubarok, M.A. Guru besar psikologi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini memberi pandangan bahwa revolusi akhlak memiliki kedekatan dengan revolusi karakter atau revolusi mental.

Karakter bisa diubah dan dibangun melalui rasio (akal), hati, dan nurani. Kalau hanya dibangun dengan akal saja, hasilnya belum tentu bagus. Seperti logika penipu, isinya hanya tipuan.

Sedangkan karakter dibangun hanya dengan hati, dan memang bisa memahami. Hanya saja, hati memiliki sifat tidak konsisten, tergantung suasana hati.

Lain halnya jika karakter akan jadi baik yaitu dibangun dengan keseimbangan antara rasio, hati, dan nurani. Nurani tidak bisa diajak kompromi pada kebohongan; konsisten pada kebenaran. Ada sinergi antara intelektual, perasaan, hati, cahaya nurani, maka karakter terbangun bagus.

Revolusi Akhlak Harus Dimulai dari Sikap Diri Sendiri

Habib Rizieq dan Front Pembela Islam (FPI) selama ini menjadi perdebatan di masyarakat Indonesia. Bahkan di berbagai kelompok Islam Indonesia juga menjadi topik yang membuat bingung dan tidak konsisten. Dan apalagi sekarang membawa misi revolusi akhlak.

Dekan fakultas Islam Nusantara, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) di Jakarta, Ahmad Suaedy memperkirakan insiden pelecehan dan kekerasan terhadap minoritas akan terus berlanjut setelah Habib Rizieq kembali.

“Saya lebih prihatin atas gangguan hak asasi manusia dengan kembalinya Habib Rizieq… pelanggaran hak minoritas,” kata Suaedy, Lalu ia menambahkan bahwa ini termasuk FPI-lah yang mencegah non-Muslim membangun tempat ibadah mereka sendiri.

“FPI ingin menunjukkan bahwa mereka masih eksis dan akan menargetkan minoritas karena mereka tidak dapat mengambil alih pemerintahan, yang merupakan entitas besar. Mereka telah menjadi anti-minoritas selama lebih dari 20 tahun sekarang,” ucap Suaedy.

Sebagai umat Islam yang benar, kita tidak boleh melakukan tindakan kekerasan terhadap sesama umat Islam dan umat agama lain. Revolusi Akhlak yang digagas oleh Habib Rizieq ini harusnya dimulai dari sikap beliau sendiri. Yakni mengajak pencintanya mencontohkan sikap yang baik, saling menjaga ukhuwah insaniyah (kemanusiaan), tidak memprovokasi kebencian dan merusak fasilitas-fasilitas apapun.

Oleh karena itu, kita sebagai rakyat Indonesia sedang menunggu. Menunggu apakah Habib Rizieq dan simpatisannya mencontohkan Revolusi Akhlak sesuai ajaran Nabi SAW. Atau malah menjadi Degradasi Akhlak?.

Wallahu a’lam.

Tags: FPIHabibHabib Rizieq SyihabRevolusi AkhlakRevolusi MentalSayyid
Previous Post

Berebut Gelar Ulama | Bulletin Islamina Vol.1 No.7

Next Post

Wajah Toleransi di Sekolah | Bulletin Islamina Vol.1 No.8

Syahril Mubarok

Syahril Mubarok

Netflix dan Kopi Hitam

RelatedPosts

disinformasi
Gaya Hidup

Era Teknologi dan Masifnya Disinformasi

25/06/2022
Tidur
Gaya Hidup

Tidurnya Orang-Orang Saleh

11/06/2022
Islam dan Stoisisme
Gaya Hidup

Keselarasan Islam dan Stoisisme

29/05/2022
Perempuan Kebaya dan Emansipasi
Gaya Hidup

Perempuan, Kebaya, dan Emansipasi

22/05/2022
Raga dan Doa
Gaya Hidup

Raga dan Doa

18/05/2022
Kaderisasi Peacekeeper pada Digital Native
Gaya Hidup

Kaderisasi Peacekeeper pada Digital Native

23/04/2022
Next Post
Wajah Toleransi Di Sekolah | Bulletin Islamina Vol.1 No.8

Wajah Toleransi di Sekolah | Bulletin Islamina Vol.1 No.8

Mengembalikan Peran Dan Marwah Habib Di Nusantara (1)

Mengembalikan Peran dan Marwah Habib di Nusantara (1)

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Ketua Umum Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief

Ormas Keagamaan Harus Ikut Masifkan Media Sosial Dengan Konten Perdamaian

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    40 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.