Rabu, Agustus 10, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Berbicara Tentang Ayahku, Syekh Mulla Ramadhan Al-buthi

Berbicara Tentang Ayahku, Syekh Mulla Ramadhan Al-buthi

Berbicara Tentang Ayahku, Syekh Mulla Ramadhan al-Buthi

Lutfi Bagus Brillianto by Lutfi Bagus Brillianto
30/06/2021
in Kolom
15 1
0
16
SHARES
314
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Biografi tidak akan pernah terlepas dari beraneka ragam bumbu untuk menambah kesan heroik tokoh yang diulas, apalagi yang menulis putranya sendiri, kesan itu yang membuat Syekh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi, penulis, ulama tersohor asal Damaskus, Suriah, bimbang untuk menggoreskan pena, memotret keseharian ayah beliau.

Selain unsur subjektifitas, unsur keridaan ayah beliau adalah alasan terkuat kebimbangan beliau menulis, beliau mengenal betul ayahanda sangat asketis, tidak menyukai ketersohoran yang dapat mengundang decak kagum dan puji, sehingga andaikata beliau -Syekh Muhammad Said al-Buthi- rampung menulis kisah ayahandanya, tentu ayahanda tersakiti, lantas tidak meridai perbuatan anaknya.

BacaJuga

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

Kenapa Masih Ada Kekerasan Seksual di Pesantren?

Beliau percaya betul orang yang meninggal tidak ubahnya seperti orang hidup, bisa bahagia, bisa marah, melihat tingkah laku anak-anaknya, ini tertulis rapi dalam buku haza waalidi,

وأنا أعلم أن الموتى كالاحياء، يتعرضون لأسباب الرضا والغضب، كما يتعرضون لعوامل الراحة والألم.

Namun, kegusaran syeikh Muhammad Said al-Buthi menemukan titik terkuatnya, buku-buku biografi orang-orang yang sudah meninggal menjadi sarana panjat sosial anak-anak turunnya, karena tujuan tersebut, anda akan melihat biografi tokoh tidak akan sepenuhnya real, atau fully based on true story, ada sisi dramatis dan hiperbola yang disisipkan demi tujuan pansos.

Sebuah fenomena yang digambarkan Syekh Muhammad Said al-Buthi, seperti sebuah kuburan yang dibangun megah, menarik, kelihatannya seperti memulyakan mayit, namun hal itu hanya simbol kasta sosial ahli waris saja.

Beliau mulai menggerakkan tangan untuk mengambil pena, lagi-lagi beliau mengurungkan, padahal orang-orang yang mengenal betul Syekh Mulla sudah mendukung penuh inisiatif putranya.

Namun, pena itu akhirnya benar-benar disentuh, karena ingatan Syekh Muhammad Said al-Buthy, tentang cerita ayahnya, cerita kesedihannya dan kekecewaannya, cerita guru-guru ayahanda yang mengesankan, penuh tauladan, terabaikan, tidak tertulis, dan akhirnya terlupa.

Syekh bahagia, ada satu alasan untuk menggerakkan pena, ada alasan untuk mengobati kebimbangannya, menulis cerita keseharian salah satu orang saleh itu, bukankah ayahanda beliau juga termasuk orang saleh, beliau menulis ayahandanya agar cerita-cerita penuh keteladanan tidak terlupakan sebagaimana cerita ayahanda tentang guru-gurunya.

Beliau menulis ayahandanya, bukan sebagai ayahanda, namun sebagai salah satu orang saleh. Itulah yang membuat beliau kokoh menulis.

Setelah memiliki keyakinan cukup, beliau meminta petuah, seluruh tokoh berpengaruh di Suriah menyambut niat baik syekh Muhammad Said, apalagi catatan itu untuk tokoh yang memang saleh.

Syekh Muhammad Said semakin bersemangat menulis, hingga pada akhirnya beliau menyudahi kebimbangan beliau dengan meniru laku pribadi Nabi SAW, beliau beistikharah, berdoa, meminta bimbingan dan keridaan-Nya untuk niat baik beliau. Anda tahu apa yang terjadi? Catatan beliau tentang ayah beliau, menggugah sekali, seluruhnya berbahagia dengan hadirnya tulisan beliau, hingga Syekh Muhammad Said berkata, buku ini adalah karya saya yang paling banyak dibaca, semuanya karena yang saya tulis adalah ayahku.

Previous Post

KENISCAYAAN IJTIHAD

Next Post

Cara Islam Menanggulangi Kesenjangan Sosial

Lutfi Bagus Brillianto

Lutfi Bagus Brillianto

Pengajar di Ponpes Baituna Ciputat Tangsel | Alumni Ponpes Darul Ulum Jombang dan Bayt Al-Quran

RelatedPosts

muharram
Kolom

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
hijrah
Kolom

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

28/07/2022
kekerasan seksual
Kolom

Kenapa Masih Ada Kekerasan Seksual di Pesantren?

26/07/2022
ukhuwah wathaniyah
Kolom

Pentingnya Ukhuwah Wathaniyah di Bumi Indonesia

18/07/2022
perempuan bercadar
Kolom

Perempuan Bercadar di Indonesia Tak Semuanya Eksklusif

04/07/2022
pendidik
Kolom

Menegaskan Kembali Peran dan Tanggung Jawab Seorang Pendidik

29/06/2022
Next Post
Cara Islam Menanggulangi Kesenjangan Sosial

Cara Islam Menanggulangi Kesenjangan Sosial

Perjalanan Pemikiran Al-ghazali: Mukâsyafah (3)

Perjalanan Pemikiran al-Ghazali: Mukâsyafah (3)

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Musdah Mulia

Kikis Intoleransi, Jangan Ada Lagi Pemaksaan Jilbab di Sekolah

07/08/2022
bulletin jum'at

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
muharram

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
Bulletin Jum'at Al-Wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

29/07/2022
al-Qur'an Sunnah

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (2)

28/07/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    80 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    52 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.