Sabtu, Agustus 13, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup
Dakwah Ramah ala Rasulullah

Dakwah Ramah ala Rasulullah

Dakwah Ramah ala Rasulullah SAW

Untung Wahyudi by Untung Wahyudi
31/03/2022
in Gaya Hidup, Tajuk Utama
1 0
0
1
SHARES
21
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Selama ini, Nabi Muhammad Saw. dikenal sebagai pemimpin yang sukses memimpin Negara. Sejumlah Non-Muslim juga mengakui kepribadian Muhammad sebagai sosok yang berhasil menjalani kepemimpinan dengan baik. Michael H. Hart (2016) menempatkan Muhammad Saw. pada rangking pertama di antara 100 tokoh berpengaruh di dunia. Ia menjelaskan, dari asal-usulnya yang bersahaja, Muhammad Saw. mendirikan dan mengembangkan salah satu agama besar dunia, serta menjadi pemimpin politik yang amat efektif. Hingga saat ini, pengaruhnya masih kuat dan merasuk.

Selain dikenal sebagai pemimpin yang baik, Muhammad Saw. juga pribadi yang lemah lembut. Kasih sayang yang dimiliki senantiasa menjadikannya sebagai pribadi yang disegani. Saat mengajak umat manusia pada jalan Islam, Muhammad tidak pernah melakukannya dengan paksaan apalagi kebrutalan. Metode dakwahnya pun dilakukan dengan cara mencontohkan atau memberikan teladan pada umatnya.

BacaJuga

Darurat Literasi Islam yang Ramah

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

Nawaf al-Jarrah (2013) menjelaskan, keutamaan dan kemuliaan sifat Rasulullah Saw. tergambar dalam setiap tutur kata, termasuk dalam khutbah-khutbahnya. Seluruh sabda Nabi Saw., baik yang disampaikan dalam bentuk dialog maupun yang disampaikan di hadapan banyak orang dari atas mimbar, yakni khutbah, memiliki ciri khas yang istimewa.

Gaya Bahasa yang Ringkas dan Tegas

Dengan kecanggihan teknologi dan informasi, saat ini banyak penceramah yang menyampaikan dakwahnya lewat berbagai media sosial. Facebook, Instagram, Tiktok, dan lainnya, menjadi sarana untuk menyampaikan dakwah. Dengan berbagai gaya dan bahasa, mereka menyampaikan dakwah dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Dalam menyampaikan dakwah, Nabi Muhammad Saw. memiliki gaya bahasa dan gaya tutur yang ringkas, sederhana, tegas, dan mengandung kedalaman makna. Dari sisi kefasihan pun tidak ada yang menandinginya. Setiap kata dan rangkaian kalimat diujarkan dengan apik dan efektif. Dalam beberapa kesempatan, ketegasan dan keteguhan Rasulullah tergambar jelas lewat raut wajah dan gaya tutur bahasanya sehingga terkesan sedang marah.

Ramah bukan Marah

Kalau kita perhatikan, dalam beberapa kesempatan pengajian, tak jarang kita menemukan penceramah yang menyampaikan dakwah dengan keras dan penuh emosi. Sesuatu yang tidak sesuai dengan pikirannya dianggap salah dan sesat.

Tentu, cara seperti itu bukanlah metode dakwah yang dianjurkan oleh Rasulullah. Nabi Muhammad senantiasa menyampaikan pesan kebaikan dengan bahasa yang ramah, lemah lembut, dan tidak mudah menyesatkan orang lain. Sebaliknya, ceramahnya mengandung ajakan untuk berbuat kebaikan dan kembali kepada jalan kebenaran.

Ketegasan Nabi Muhammad dalam menyampaikan dakwah bukan berarti beliau marah. Kata-katanya kukuh dan tegas. Ketika ada nilai-nilai kebenaran yang dilanggar, atau ketika ada orang yang melakukan kekeliruan, Nabi Saw. menegurnya dengan tegas dan keras dengan tujuan agar orang tersebut tidak mengulanginya dan orang lain tidak mengikuti perbuatannya yang salah (Nawaf al-Jarrah, 2013).

Toleran dan Tidak Rasis

Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa dan agama. Dalam praktik kehidupan sehari-hari, sudah sepantasnya kita saling menghormati dan menghargai. Sikap toleransi harus ditanamkan agar tidak ada permusuhan dan perpecahan dalam kehidupan masyarakat.

Seorang dai pun harus bisa mempraktikkan apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah pada zamannya. Seorang yang tidak gampang memusuhi orang lain yang tidak seagama, atau memiliki warna kulit yang berbeda. Sehingga, dalam menyampaikan dakwah, Rasulullah tak pernah menyakiti perasaan jemaah atau umatnya. Sebaliknya, apa yang disampaikan dengan santun dan ramah menjadi jalan mereka untuk mencintai dan memeluk Islam dengan sukarela, bukan karena ajakan dengan nada memaksa, apalagi ancaman yang menakutkan. 

Muhammad Saw. juga pribadi yang tidak rasis. Hal ini dibuktikan dalam kehidupan nyata melalui persahabatannya dengan Bilal bin Rabah, seorang budak kulit hitam yang naik ke posisi terkemuka dalam komunitas Muslim Arab abad ke-7. Satu kisah menyebutkan bagaimana Muhammad membela Bilal setelah Abu Dzar Al-Ghifari, salah satu sahabat Nabi, menyebut Bilal “bocah seorang wanita kulit hitam” (Craig Considine, 2018).

Menyeru pada Keimanan dan Ketakwaan

Mungkin, sudah ribuan khutbah atau ceramah yang kita dengarkan selama masa hidup ini. Berbagai pengajian dan ceramah keagamaan yang kita dengarkan hakikatnya adalah bagaimana kita bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Percuma kita bercapai-capai berangkat ke pengajian, atau berjam-jam mendengarkan ceramah di media sosial, jika tidak ada bekas atau pelajaran yang bisa diambil.

Yang perlu diketahui, risalah tauhid yang disampaikan Rasulullah Saw. kepada seluruh manusia sesungguhnya meliputi tiga bagian utama, yaitu iman, Islam, dan ihsan. Ketiga hal itu tidak bisa dipisahkan satu dari yang lain. Untuk meraih keselamatan di dunia dan akhirat, seorang hamba harus menetapi ketiganya tanpa terkecuali. 

Dari sekian banyak topik ceramah yang disampaikan seorang dai, hendaknya tidak lepas dari seruan pada keimanan dan ketakwaan. Dua hal ini menjadi poin utama seseorang dalam menyampaikan dakwah. Bahkan, saat ceramah disampaikan dengan gaya santai atau segar (lucu) sekalipun, tetap harus bisa menyelipkan pesan-pesan atau makna yang membekas di hati para jama’ah.

Baca Juga: Masjid Harus Jadi Pusat Penyebaran Dakwah Rahmatan Lil Alamin

Tags: Dakwahdakwah nabiDakwah Rasulullahstrategi dakwah Rasulullahtoleransi
Previous Post

Islam, Solusi atau Sumber Permasalahan Krisis Sosial?

Next Post

Toa Masjid: Antara Dakwah dan Polusi Udara

Untung Wahyudi

Untung Wahyudi

Lulusan UIN Sunan Ampel , Surabaya

RelatedPosts

Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair
Kolom

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan
Kabar

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

10/08/2022
bulletin jum'at
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
muharram
Kolom

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
Bulletin Jum'at Al-Wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

29/07/2022
Next Post
Toa Masjid antara Dakwah dan Polusi Udara

Toa Masjid: Antara Dakwah dan Polusi Udara

Ketua DMI Jusuf Kalla meresmikan Masjid Al Falah Tulungagung

JK: Masjid Tak Ada yang Radikal, Tapi Paham Radikal Dibawa Penceramahnya

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Ketua Umum Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief

Ormas Keagamaan Harus Ikut Masifkan Media Sosial Dengan Konten Perdamaian

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022
Anwar Sanusi

Stop Perdebatan Narasi Konfrontasi Antara Pancasila dan Agama

11/08/2022
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

10/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.