Rabu, Agustus 17, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup
Gus Baha Dan Tipologi Muslim Perkotaan

Gus Baha Dan Tipologi Muslim Perkotaan

Gus Baha dan Tipologi Muslim Perkotaan

Syahril Mubarok by Syahril Mubarok
13/01/2021
in Gaya Hidup, Tajuk Utama
11 1
0
11
SHARES
214
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Siapa yang tidak kenal dengan Gus Baha?. Seorang Kyai muda yang sangat disegani dan ditunggu-tunggu pengajiannya. Bahkan mampu menarik kalangan Muslim perkotaan atau urban akhir-akhir ini.

Gus Baha atau bernama lengkap Ahmad Bahauddin Nursalim lahir di Rembang, 15 Maret 1970. Putra dari pasangan KH. Nursalim al-Hafidz dan Nyai Hj. Yuchanidz ini menjadi rujukan publik saat ini. Selain tinggi keilmuannya, gaya hidupnya pun sangat sederhana (tidak glamor). Dan hal ini menjadi estetika tersendiri.

BacaJuga

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Memahami Filantropi Islam

Darurat Literasi Islam yang Ramah

Gus Baha saat ini merupakan pengasuh Pesantren Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Alquran (LP3IA) yang berlokasi di desa Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Saat usia masih belia, Gus Baha telah mengkhatamkan Alquran plus qira’ah yang masyhur. Hal ini dikarenakan lingkungan Gus Bahaa yang relijius dimana ayahnya seorang ulama min ahl al-qur’ān.

Beberapa tahun terakhir, media sosial memang tidak seramai dekade-dekade yang lalu. Berbagai platform media dimanfaatkan oleh masyarakat untuk turut andil dalam ruang publik. Tak terkecuali Gus Baha yang tidak hanya satu platform, misal youtube saja, namun di platform seperti Spotify, Facebook, Instagram dan lain-lain. Media sosial merupakan kebutuhan masyarakat perkotaan yang lebih tinggi eksistensinya.

Jika dilihat dari berbagai platform media sosial, masyarakat perkotaan lebih banyak mengkonsumsi banyak konten. Realita yang ada yakni masyarakat atau Muslim di kota maupun pinggiran lebih cocok dengan ceramah pengajian atau tausiyah yang ilmiah, tidak bernuansa provokatif dan tendensius. Gus Baha hadir dengan pengajian yang bisa masuk dalam masyarakat kategori penalaran “logis”.

Seperti dalam menerangkan konsep i’jaz Alquran. Dalam jurnal yang berjudul “Rekonstruksi Pemahaman Konsep I’jaz Al-Qur’an Perspektif Gus Baha'”, Istianah dan Zaenatul mengungkapkan bahwa Gus Baha dapat menjelaskan yang selama ini secara mainstream memahami Alquran sebagai mukjizat inderawi. Tetapi tidak dengan penalaran dan mata hati (bashīrah).

Muslim Urban Menyukai Kajian Gus Baha

Muslim urban atau masyarakat yang beragama Islam di perkotaan adalah gambaran realitas sosial. Dari sisi ekonomi misalnya, terdapat gentrifikasi kelas masyarakat menengah keatas yang hidup di lingkungan pinggiran. Di sisi keagamaan, masyarakat ini terbagi beberapa kategori yang menurut penulis lihat saat ini.

Kategori pertama, adalah urban right. Kelompok Muslim perkotaan ini cenderung konservatif. Kadang-kadang juga mereka lebih fanatik. Kategori ini merupakan kelompok ekonomi menengah keatas yang diantaranya seperti pegawai negeri, karyawan, pegawai kantor, atau pekerjaan yang menghasilkan lebih dari upah minimum.

Kategori yang pertama ini dari aspek relijiusitas sangat tinggi. Misal, on-time shalat, puasa, browsing dalil dari situs internet, aktif dalam kajian keislaman, dan juga mendengar kajian-kajian dari platform media sosial. Muslim kelas ini juga toleransinya rendah, karena selama ini mereka disuguhkan dengan berbagai konten-konten yang tidak mendidik dan merusak ukhuwah islamiyah. Tetapi, belakangan ini kelompok ini mulai tersadarkan setelah mendengar kajian Gus Baha’.

Kemudian kategori kedua yaitu urban left. Masyarakat Muslim ini memiliki pemahaman tersendiri. Agama dianggap hal yang sangat privat. Kategori ini ghirah keagamaannya tidak setinggi kategori pertama tadi. Namun, masyarakat Muslim ini lebih memilih kajian Gus Bahaa sebagai referensi untuk menjelaskan problem yang belum mereka ketahui.

Dan kelompok Muslim terakhir adalah urban middle. Dimana kelompok Muslim urban ini adalah contoh dari umat Nabi Muhammad Saw. Mereka lebih memilih pemahaman tengah atau istilah populernya adalah wasathiyyah. Kelompok ini tidak hanya Gus Baha yang menjadi referensi, tetapi sangat banyak ulama atau habaib yang dijadikan sumber untuk belajar Islam.

Tags: Gus BahaIslam Perkotaanislam virtualKH Ahmad Bahauddin NursalimMuslim IndonesiaMuslim KotaMuslim Urban
Previous Post

KH.Muqsith Ghazali: Penjelasan Ulama’ dalam Islam

Next Post

Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

Syahril Mubarok

Syahril Mubarok

Netflix dan Kopi Hitam

RelatedPosts

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer
Peradaban

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam
Kolom

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair
Kolom

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan
Kabar

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

10/08/2022
bulletin jum'at
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
Next Post
Old Books

Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

Pentingnya Vaksinasi Covid 19 Sebagai Bentuk Usaha Pencegahan Seperti Halnya Doa

Pentingnya Vaksinasi Covid 19 sebagai Bentuk Usaha Pencegahan Seperti Halnya Doa

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Ketua Umum Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief

Ormas Keagamaan Harus Ikut Masifkan Media Sosial Dengan Konten Perdamaian

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    40 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.