Rabu, Agustus 17, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Tujuan Beragama: Mewujudkan Kebaikan Bukan Menebar Kejahatan

Tujuan Beragama: Mewujudkan Kebaikan Bukan Menebar Kejahatan

Ijtihad dalam Upaya Menafsir Ulang Al-Qur’an

Siti Mariatul Kiptiyah by Siti Mariatul Kiptiyah
18/02/2021
in Kolom, Populer
1 0
0
1
SHARES
17
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Islamina.id – Salah satu hal menarik dari agenda ijtihad Muhammadiyah adalah upayanya dalam menafsirkan ulang Al-Qur’an. Menurut Suara Muhammadiyah edisi 19 tahun 2018, gagasan tentang perlunya Muhammadiyah menyusun tafsir Al-Qur’an telah lama berlangsung yaitu pada 1923.

Pada saat itu, Taman Pustaka, sebuah lembaga khusus di tubuh Muhammadiyah yang bertugas mengurusi masalah perbukuan, penerbitan, dan semacamnya telah mengendalikan tanggung jawab terhadap publikasi Soewara Moehammadijah dan buku-buku agama lainnya. Ide tentang tafsir Al-Qur’an dibutuhkan untuk pengajaran dalam hal membantu para anggota memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan tidak sekadar menghafalkannya.

BacaJuga

Memahami Filantropi Islam

Darurat Literasi Islam yang Ramah

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

Baca juga: Muhammadiyah dan Gagasan Dasar Berijtihad

Sebagai kelanjutan dari gagasan tersebut, maka muncullah karya tafsir Al-Qur’an dari tangan para tokoh Muhammadiyah. Literatur-literatur tafsir Al-Qur’an itu ada yang ditulis dengan bentuk karya tafsir, tetapi ada pula yang berupa karya-karya di bidang Al-Qur’an dengan menyematkan penafsiran-penafsiran terhadap ayat-ayat yang dikutipnya sesuai tema pembahasan masing-masing.

Muhammadiyah dan Tafsir Al Qur’an

Beberapa karya tafsir yang muncul pun sangat menarik, di mana Muhammadiyah sebagai organisasi reformis membuktikan dirinya sangat dekat dengan budaya Jawa terutama dalam hal nguri-nguri bahasa dan aksara Jawa sebagai media penulisan karya-karyanya.

Tidak hanya karya tafsir atau terjemah Al-Qur’an, buku-buku agama dan majalah-majalah atau serat-serat yang dipublikasikan oleh Muhammadiyah, juga lembaga-lembaga kecil yang dipimpin anggota Muhammadiyah di Yogyakarta, Surakarta, dan daerah-daerah Jawa Tengah lainnya juga ditulis menggunakan bahasa dan aksara Jawa. Sesuatu yang barangkali saat itu dianggap wajar sekaligus sikap kukuh dalam memegang teguh identitas kejawaan.

Baca juga: Mengenal Istilah Kitab Kuning dan Fungsinya

Namun yang menarik lagi adalah bahwa meskipun secara fisik karya-karya dibidang Al-Qur’an itu merupakan rangkaian huruf-huruf hanacaraka dan penuturan tulis yang halus khas Jawa kraton, isi penafsiran-penafsirannya terhadap Al-Qur’an beberapa di antaranya sangat dipengaruhi oleh gagasan purifikasi Islam.

Ini terlihat pada Tafsir Qur’an Jawen Pandam lan Pandom ing Dumadi yang memuat penolakannya terhadap taklid dan inovasi-inovasi dalam beragama (bidah). Karya tafsir yang terbit pada 1928-1930 itu agaknya telah memasuki era di mana isu yang cukup dominan dikalangan Muhammadiyah adalah purifikasi.

Dengan demikian, tidak dapat disangkal lagi bahwa dalam proses menafsirkan Al-Qur’an terdapat penyatuan antara horizon teks Al-Qur’an dan horizon penafsir.

Selang waktu yang tidak terlalu lama sejak berdirinya Muhammadiyah hingga 1930-an telah memotret peran Muhammadiyah dalam berijtihad. Gagasan tentang Islam yang tidak bersifat teoritis melainkan praktis telah membawa Muhammadiyah melakukan aktualisasi ajaran Islam dalam ranah pendidikan dan sosial tetapi juga dibarengi dengan keterlibatannya mengatasi persoalan-persoalan keagamaan.

Untuk mencapai agenda ini, ijtihad diarahkan pada memahami ajaran agama di balik teksnya dan menarik realitas teks ke dalam konteks zaman yang dihadapinya.

Tags: gagasan ijtihadijtihadmenafsir al qur'anMuhammadiyah
Previous Post

Muhammadiyah dan Gagasan Dasar Berijtihad

Next Post

Adab Terhadap Guru dan Ilmu Pengetahuan

Siti Mariatul Kiptiyah

Siti Mariatul Kiptiyah

RelatedPosts

memahami filantropi islam
Kolom

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair
Kolom

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
muharram
Kolom

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
hijrah
Kolom

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

28/07/2022
kekerasan seksual
Kolom

Kenapa Masih Ada Kekerasan Seksual di Pesantren?

26/07/2022
ukhuwah wathaniyah
Kolom

Pentingnya Ukhuwah Wathaniyah di Bumi Indonesia

18/07/2022
Next Post
Nasehat Untuk Pemuda Dan Pemudi Islam

Adab Terhadap Guru dan Ilmu Pengetahuan

Api Nasionalisme Putra Bangsa Indonesia Di Makkah

Api Nasionalisme Putra Bangsa Indonesia di Makkah

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Ketua Umum Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief

Ormas Keagamaan Harus Ikut Masifkan Media Sosial Dengan Konten Perdamaian

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    40 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.