Islamina.id – Manusia tak mampu hidup sendirian. Bila ada orang mengaku mampu hidup tanpa bantuan orang lain berarti ia telah menganggap bahwa dirinya sudah sempurna. Tanpa disadari, penyakit takabur sudah merasuki tubuhnya.
Allah menjadikan manusia sebagai makhluk yang lemah atau dhaif maksudnya ia akan selalu butuh anugerah dari-Nya serta membutuhkan pertolongan orang lain.
Misalnya ketika ia hendak makan maka ia butuh orang yang memasak, sebelum memasak pasti ia membutuhkan bahan-bahannya seperti beras, sayuran, maupun daging. Berapa banyak orang yang terlibat di dalamnya mulai petani, supir, kuli, pedagang, tukang masak, maupun orang lain.
Baca juga:
- Benarkah Kebaikan akan Menghapus Keburukan? Telaah Tafsir Surat Hud ayat 114
- Mengurai Hikmah Musibah Pandemi Covid 19
Dari sini, Islam menekankan pentingnya bersikap yang baik dan bijaksana dalam berhubungan dengan sesama karena pada prinsipnya seseorang akan selalu berdampingan bantu membantu, saling melengkapi satu dan yang lainnya maka dibutuhkan sikap saling menghargai, tak menang sendiri.
Tafsir Surat Ali Imran 159
Dalam Surat Ali Imran 159, Allah berfirman
Artinya:
“Maka dengan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imran: 159)
Menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini sebagai petunjuk bahwa dalam diri Nabi Muhammad terdapat akhlak yang baik terutama sifat lemah lembut dalam pergaulan sehari-hari.
Bila Nabi memiliki sifat yang keras niscaya umatnya akan lari darinya serta tak mau memeluk Islam.
Sedangkan menurut Imam Ar-Razi dalam Tafsirnya Mafatih al-Ghaib mengungkapkan bahwa tujuan diutusnya Nabi Muhammad yaitu untuk menyampaikan kebenaran terutama tentang kewajiban yang harus dilakukan oleh manusia.
Agar misi ini tercapai maka Nabi bersikap sopan santun tak arogan apalagi memaksa. Ini dibuktikan dengan sikap beliau yang menyayangi fakir miskin.
Kandungan Surat Ali Imran 159
Dari penjelasan ayat ini, Nabi diperintahkan agar melakukan beberapa hal.
Pertama. Memaafkan kesalahan orang lain terutama kepada orang yang belum mengerti ajaran Islam. Ini merupakan akhlak yang baik yang harus dimiliki oleh setiap orang terutama dalam pergaulan akan menemui berbagai macam kendala yang tak sesuai dengan keinginannya maka sikap memaafkan merupakan kunci keberhasilan dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua. Memintakan ampunan kepada mereka atas segala dosa yang telah diperbuat. Ini menegaskan kepada umatnya agar selalu mendoakan kepada sesama terutama orang tua maupun guru-guru yang telah mengenalkan Islam kepadanya juga kepada sesama umat Islam.
Ketiga. Anjuran untuk bermusyawarah dalam berbagai macam urusan. Walau Nabi Muhammad seorang yang terjaga dari dosa serta mendapatkan Wahyu dari Allah masih diperintahkan untuk bermusyawarah. Ini menunjukkan bahwa Nabi seorang yang terbuka akan berbagai macam masukan dari para sahabatnya bukan seorang yang otoriter atau suka memaksa kehendak orang lain.
Baca selengkapnya di Syahadat.id