Senin, Agustus 8, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
merasa paling baik

merasa paling baik

Inspirasi Surat Fatir Ayat 8 tentang Larangan Merasa Paling Baik

Moh. Afif Sholeh, M.Ag by Moh. Afif Sholeh, M.Ag
08/12/2021
in Kajian
6 0
0
6
SHARES
112
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Islamina.id – Agar tak tertipu bisikan syaithan dan nafsu maka diperlukan pemahaman agama secara komprehensif, menyeluruh sehingga tak mudah menyalahkan orang lain dan merasa paling benar bahkan sampai mengkafirkan orang yang berbeda dengan dirinya.

Dari sini pentingnya merenungi dan mengkaji ayat yang berbunyi,

BacaJuga

Penolakan Ceramah Bukan Berarti Islamophobia, Tapi..

Nikah Beda Agama (2)

Nikah Beda Agama (1)

أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (8)

Artinya:

“Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat,” (QS. Fatir: 8).

Tafsir Surat Fatir: 8

Menurut Syeh Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsirnya yang berjudul at-Tafsir al-Munir mengutip pendapat sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Abbas yang menjelaskan tentang Asbab Nuzul ayat ini bahwa Nabi Muhammad  Saw berdoa sebagai berikut:

اللهم أعزّ دينَكَ بِعُمر بن الخَطابِ، أَوْ بِأَبي جَهْلٍ بن هِشَام

Ya Allah, berilah kemulian agamamu melalui Umar bin Khattab atau melalui Abi Jahal bin Hisyam.

Lantas doa yang dikabulkan oleh Allah dengan diberikannya hidayah kepada Umar bin Khatab dan Abu Jahal mendapatkan kesesatan atas yang ia lakukan. Dari kisah ini turunlah ayat ini.

Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa orang-orang non muslim maupun orang yang dzalim telah melakukan kejahatan maupun kemaksiatan namun mereka merasa telah berbuat amal kebaikan.

Sedangkan menurut imam Ibnu al-Jizzi dalam at-Tashil li Ulum at-Tanzil menjelaskan bahwa orang yang menghiasi diri dengan amal perbuatan yang jelek maka Allah telah menyesatkan kepada dirinya dan orang yang tak menghiasi diri dengan perbuatan yang buruk maka Allah telah menuntunnya kepada jalan kebenaran.

Dari penjelasan ayat ini, Nabi diberikan ketenangan oleh Allah agar tak merasa bersalah dan tak terlihat susah saat kaumnya ada yang tak mau beriman karena hidayah maupun inayah datangnya dari Allah.

Pendapat Ulama’ tentang Larangan Merasa Benar

Imam as-Sullami dalam Tabaqat as-Shufiyyah mengutip penjelasan Syeh Muhammad bin Abi al-Ward tentang ayat diatas ditujukan kepada orang yang merasa baik padahal amal perbuatannya buruk.

Sedangkan menurut Izzudin bin Abdussalam dalam kitab Bayan Ahwal an-Nas Yaum al-Qiyamah menjelaskan bahwa kebanyakan manusia akan merugi dan sedikit sekali orang yang mendapatkan keberuntungan di dunia akhirat kecuali orang-orang yang memiliki beberapa kriteria. Pertama, memiliki iman yang kuat. Kedua, beramal kebaikan (shaleh). Ketiga, selalu berwasiat dalam kebenaran dan kebaikan. Keempat, selalu berwasiat untuk selalu sabar dalam menghadapi apapun.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa seorang muslim dilarang membanggakan (ujub) akan amal perbuatan yang telah ia lakukan karena akan menghancurkan amal tersebut terutama fenomena saat ini banyak ahli maksiat merasa ibadahnya paling hebat begitu juga betapa banyak orang yang merasa dekat dengan Tuhannya tapi hakikatnya malah sangat jauh dari-Nya. Dari sini pentingnya interopeksi diri agar tak merasa paling baik dan yang paling benar.

Kebiasaan kurang terpuji ini sebaiknya segera dijauhi karena akan mendatangkan keburukan terhadap dirinya dan orang lain.

Abu Abdurrahman As-Sulami dalam Tabaqat as-Sufiyah mengutip perkataan Mahfudh bin Mahmud (w. 303 H) yang berbunyi,

مَنْ أَبْصَرَ مَحَاسِنَ نَفْسِهِ اُبْتُلِيَ بِمَسَاوئ النَاسِ وَمَنْ رَأَىْ عَيْبَ نَفْسِهِ سَلِمَ مِنْ رُؤْيَةِ مَسَاوِئ النَاسِ

Barangsiapa yang mengetahui kebaikan-kebaikan yang ada pada dirinya maka ia akan diuji dengan mengetahui keburukan orang lain. Barangsiapa melihat kekurangan atau aib dirinya maka ia akan terhindar dari keburukan orang lain.

Menurut Imam Zarruq yang dikutip oleh Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadir menjelaskan bahwa prasangka yang kurang baik timbul dari hati yang buruk bukan dari Tuhannya atau dari orang sekitarnya.

Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, Imam Al-Ghazali memberikan nasehat yang inspiratif saat hati mulai berpersangka buruk kepada orang lain, hal tersebut berasal dari bisikan syaitan maka sebaiknya tak usah diikuti.

Tags: fatir 8merasa paling baiktafsir fatir 8
Previous Post

Muktamar Kiai Muda Akan diselenggarakan 13-15 Desember

Next Post

Kesuksesan Muhammadiyah yang Perlu Ditiru oleh NU

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Seorang penggiat literasi dan penikmat kopi

RelatedPosts

penolakan ceramah
Kajian

Penolakan Ceramah Bukan Berarti Islamophobia, Tapi..

26/07/2022
nikah beda agama 2
Kajian

Nikah Beda Agama (2)

19/07/2022
nikah
Kajian

Nikah Beda Agama (1)

18/07/2022
khilafatul muslimin
Kajian

Khilafatul Muslimin dan Halusinasi Kebangkitan Khilafah

29/06/2022
memahami hadis
Kajian

Agar Tidak Menjadi Tekstualis, Begini Cara Memahami Hadis

26/06/2022
kh l fah
Kajian

Menyoal Autentisitas Argumen Para Pengusung Khilafah

20/06/2022
Next Post
Kesuksesan Muhammadiyah yang Perlu Ditiru oleh NU

Kesuksesan Muhammadiyah yang Perlu Ditiru oleh NU

thumbnail bulletin jumat

Bulletin Jum'at Al-Wasathy | Edisi 014

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Musdah Mulia

Kikis Intoleransi, Jangan Ada Lagi Pemaksaan Jilbab di Sekolah

07/08/2022
bulletin jum'at

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
muharram

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
Bulletin Jum'at Al-Wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

29/07/2022
al-Qur'an Sunnah

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (2)

28/07/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    80 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    52 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.