Selasa, Juni 28, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kabar
Habib Husein Ja far Al Hadar

Habib Husein Ja far Al Hadar

Jalin Silaturahmi untuk Urai Kebencian dan Intoleransi

Admin Islamina by Admin Islamina
16/05/2022
in Kabar
0 1
0
1
SHARES
10
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Hari Raya Idul Fitri tidak hanya diperingati sebagai hari kemenangan setelah satu bulan penuh umat Muslim berpuasa. Tapi Idul Fitri juga momentum untuk menjalin silatarahmi untuk mengurai kebencian dan intoleransi.

Dai milenial Habib Husein Ja’far Al Hadar, S.Fil.I., M.Ag, mengatakan bahwa budaya silaturahmi pada Idul Fitri menjadi momen penting guna saling mengenal dan berkomunikasi satu sama lain. Sehingga kesalahpahaman dan sentimen buruk dapat hilang oleh keberkahan dari silaturahmi itu sendiri.

BacaJuga

Radikalisme Agama Bergerak di Pusat Kegiatan Keagamaan, Tak Terkecuali Masjid dan Pesantren

Khilafah Dalam Sebuah Sistem Bernegara Hukumnya Haram, Kenapa?

Politisasi Agama Formula Mudah Untuk Radikalisasi dan Penyesatan Masyarakat

“Silaturahmi itu didalamnya bukan hanya ada pemaafan dan pemberian maaf, tapi ada kesepahaman, kesalingkenalan satu sama lain. Karena kenal itu masalah menjadi terurai dan kalaupun ada masalah menjadi termaafkan,” ujar Habib Husein Ja’far Al Hadar, di Jakarta, Jumat (13/5/2022).

Ia melanjutkan, membangun silaturahmi sejatinya mampu mengurangi perbedaan di antara individu. Sehingga budaya silaturahmi yang berkembang di Nusantara ini perlu terus dilestarikan untuk menjaga kearifan lokal juga menjadi momen untuk lebih memahami esensi ajaran agama.

Untuk melestarikan dan menjaga silaturahmi, lanjut Habib Ja;far, pertama adalah dengan mengetahui betapa besarnya pahala bagi orang yang menjaga tali silaturahmi dan betapa besar dosanya orang yang memutus silaturahmi itu.

Dalam salah satu sabdanya Nabi Muhammad SAW mengatakan “terlaknat orang yang memutus silaturahmi”. Bahkan Nabi Muhammad pun memuji orang-orang yang saling memaafkan, sehingga menjadi pahala bagi yang menjaga tali silaturahmi dan dosa bagi yang mengutusnya.

Kemudian kedua, mengetahui manfaat silaturahmi. Menurutnya silaturahmi adalah cara terbaik setelah sebelumnya terjadinya pertengkaran tanpa persoalan, atau salah paham. Ia uga menyinggung terkait enggannya generasi muda untuk ikut menjalin dan membangun silaturahmi. Ia menilai hal ini akibat daripada pola pikir para pemuda yang pragmatis dalam melihat hubungan.

“Kalau tidak ada hubungan bisnis atau tidak ada kepentingan di antara mereka untuk bertemu ya nggak bertemu. Itu yang membuat mereka enggan melakukan silaturahmi. Justru hubungan-hubungan yang berbasis kultural itu yang menjadi kekuatan bagi mereka termasuk dalam bisnis,” jelasnya.

Ia menilai, saat ini justru forum silaturahmi seperti forum motor, forum mobil atau forum hobi bersama bisa menjadi bagian dari silaturahmi. Hal tersebut tumbuh  dari kesadaran pada kesamaan hobi atau kesamaan fashion. Bahkan nantinya pada dasarnya tanpa kesamaan itu sendiri justru dalam titik perbedaan mereka seharusnya membangun silaturahmi agar bisa mengurangi perbedaan di antara mereka.

Karena itu, perlu membentuk media media komunikasi baik secara online maupun offline untuk menjadi ruang publik yang sehat bagi masyarakat yang akhirnya bisa mengobrol secara terbuka tanpa ada kebencian, tanpa ada prasangka  dan lain sebagainya.

Habib Ja’far menilai pada aspek yang lebih besar keuntungan silaturahmi bukan hanya bagi kedua belah pihak tapi bagi umat dan bangsa ini sendiri. Sehingga silaturahmi perlu diajarkan kepada generasi muda bahwa silaturahmi itu bisa membuat kedua belah pihak saling memahami, sehingga masalah menjadi terurai. Selain itu, silathurami membuat kedua belah pihak saling belajar satu sama lain sehingga saling menambah ilmu.

Ketiga menurutnya yaitu membuat kedua belah pihak membuka peluang-peluang untuk bekerjasama dalam hal-hal yang bersifat positif dan konstruktif bagi keduanya.

“Misalnya ketemu di satu kafe duduk bersama silaturahmi, akhirnya justru ada hal positif dan konstruktif yang menguntungkan bagi kedua belah pihak untuk dikerjakan bersama. Bukan hanya kedua belah pihak, tetapi juga bagi umat dan bangsa ini Itulah pentingnya silaturahmi,” kata Habib Jafar.

Tidak hanya itu, aktivis di Gerakan Islam Cinta ini menilai perlu adanya peran dari para tokoh agama dan juga tokoh masyarakat, dalam hal menjaga dan saling mengingatkan guna memperkuat ukhuwah atau persaudaraan kebangsaan melalui tali silaturahmi.

“Tokoh agama dan tokoh masyarakat dapat berperan dalam menyadarkan tentang pentingnya silaturahmi sebagai masyarakat. Yang kedua, menginisiasi terbentuknya forum-forum silaturahmi diantara mereka,”ujarnya.

Ia mengungkapkan, bulan Syawal ini seharusnya bisa menjadi bulan atau momentum bagi seluruh umat dan masyarakat untuk berkumpul dan saling bertemu untuk saling bersatu dan saling mengenal terhadap hal-hal yang selama ini dianggap berbeda.

Dalam momen ini, para tokoh agama serta tokoh masyarakat seharusnya menjadi penyadar  dan sekaligus menjadi sosok yang mempertemukan, mempersatukan umat karena adanya kewibawaan dari si tokoh agama dan tokoh masyarakat  tersebut.

Ia berpesan untuk segenap umat agar budaya silaturahmi tidak hanya dilakukan pada saat Idul Fitri semata, tetapi berkepanjangan. Sehingga di tengah perbedaan bagnsa ini tetap berfokus kepada kebersamaan, sehingga persatuannya tidak tercerai berai di tengah perbedaan.

Tags: Habib Husein Ja'far Al-HadarIdul FitriIntoleransiKebencianSilaturahmi
Previous Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 024

Next Post

Silaturahmi Sebagai Kearifan Lokal Maknai Ajaran Agama Untuk Jaga Kerukunan

Admin Islamina

Admin Islamina

RelatedPosts

Islah Bahrawi
Kabar

Radikalisme Agama Bergerak di Pusat Kegiatan Keagamaan, Tak Terkecuali Masjid dan Pesantren

23/06/2022
Pancasila Yes Khilafah No
Kabar

Khilafah Dalam Sebuah Sistem Bernegara Hukumnya Haram, Kenapa?

23/06/2022
Imam Pituduh
Kabar

Politisasi Agama Formula Mudah Untuk Radikalisasi dan Penyesatan Masyarakat

23/06/2022
Ketua DMI HM Jusuf Kalla memberikan sambutan pada Munas Alumni Timur Tengah di Jakarta
Kabar

Tugas Alumni Timur Tengah Jadikan Indonesia Negeri Islam Wasathiyah, Bukan Islam Radikal

19/06/2022
Pelatihan Santri di Tebuireng
Kabar

Dulu Lahir Resolusi Jihad Saat Rebut Kemerdekaan, Kini Santri Harus Jihad Kebangsaan Pertahankan NKRI

19/06/2022
Habib Husein Ja far
Kabar

Miliki Kapasitas dan Otoritas, Santri Harus Berdakwah di Media Digital

16/06/2022
Next Post
Kyai Dian Nafi

Silaturahmi Sebagai Kearifan Lokal Maknai Ajaran Agama Untuk Jaga Kerukunan

Waspada Ideologi Radikalisme Kelompok Al Baghy

Waspada Ideologi Radikalisme Kelompok Al-Baghy

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

peran perempuan

Peran Perempuan di Panggung Pendidikan (2)

27/06/2022
pendidikan moderasi

Pendidikan Humanis, Kurikulum Moderasi

27/06/2022
ideologi khilafah

Indonesia Tegas Tolak Ideologi Khilafah

26/06/2022
memahami hadis

Agar Tidak Menjadi Tekstualis, Begini Cara Memahami Hadis

26/06/2022
radikalisme

Digital Native dan Upaya Mencegah Radikalisme

25/06/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    74 shares
    Share 30 Tweet 19
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    59 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    47 shares
    Share 19 Tweet 12
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    45 shares
    Share 18 Tweet 11
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.