Seiring perubahan zaman, seseorang kadang berani menjual keimanannya terutama demi kepentingan perut maupun urusan yang kian carut marut. Tanpa adanya keimanan yang kuat seseorang akan melakukan hal-hal yang terlaknat dan dibenci oleh Allah sang pemberi nikmat.
Salah satu cara agar keimanan seseorang meningkat harus selalu menambah daya dengan memperbanyak bertafakur akan ciptaan-Nya.
Hal ini sesuai anjuran Ayat yang berbunyi,
إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَّقُونَ (6)
Artinya:
Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.
Menurut imam Ar-Razi dalam tafsirnya Mafatih al-Ghaib menjelaskan bahwa ayat diatas menunjukkan bahwa Allah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaannya berupa pergantian langit dan bumi, menciptakan matahari dan rembulan sehingga mudah mengenali siang dan malam dengan tujuan agar manusia mau mengesakan serta selalu mengabdi kepada-Nya.
Dalam tafsir Jalalain dijelaskan bahwa ayat ini memperlihatkan tanda keagungan-Nya meliputi ciptaan Allah yang ada di langit meliputi malaikat, bulan, matahari, bintang dan lainnya juga makhluk yang ada di bumi meliputi hewan, gunung, lautan, sungai, pepohonan dan lainnya.
Tanda-tanda keagungan-Nya ini ditujukan untuk orang yang bertakwa dengan alasan bahwa mereka orang yang mampu mengambil manfaat dan ibarat dari segala yang telah Ia ciptakan.
Pentingnya Berpikir
Sedangkan menurut Abu al-Lais as-Samarkandi dalam Tanbih al-Ghafilin menjelaskan bahwa barangsiapa yang ingin mendapatkan keutamaan bertafakur atau berpikir maka mendapatkan hal berikut ini:
Pertama. bertafakur atau berfikir tentang tanda-tanda kekuasaan dan keagungan-Nya seperti langit, bumi, siang dan malam. Hal ini akan menambah keyakinan diri dan semakin mengenal pencipta-Nya.
Kedua. Bertafakur akan nikmat yang telah diberikan kepadanya. Hal ini akan menambah rasa cinta (mahabbah) kepada-Nya.
Ketiga. Bertafakur akan pahala yang diberikan. Ini bertujuan agar dirinya semakin termotivasi sehingga menambah semangat untuk selalu taat kepada-Nya.
Keempat. Bertafakur akan siksaannya. Hal ini bertujuan agar dirinya semakin berhati-hati dalam melangkah agar tak terjatuh ke lubang kehinaan yaitu siksaannya.
Baca selengkapnya di sini