Jumat, Agustus 12, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Keluarga Khalilullah

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Keluarga Khalilullah

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Keluarga Khalilullah

Ahmad Rusdi by Ahmad Rusdi
24/07/2020
in Kolom
3 1
0
3
SHARES
53
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Setelah kita mengupas tiga kiat meraih surga bersama keluarga, kali ini kita akan coba menengok tipe keluarga ideal yang digambarkan dalam al-Quran yaitu keluarga Khalilullah Ibrahim AS. Untuk kiat- kiat yang lainnya in syaa Allah pada tulisan berikutnya.

Kisah Khalilullah Ibrahim AS merupakan kisah keluarga yang yang mendiskripsikan adanya ketulusan, ketabahan, perjuangan, dan ketaatan yang luar biasa dari orang-orang yang juga luar biasa yang akhirnya menjadi contoh dan panutan bagi para pemeluk agama Samawi, terutama ummat Islam.

BacaJuga

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

Kenapa Masih Ada Kekerasan Seksual di Pesantren?

Salah satu ibrah dari kisah keluarga Khalilullah Ibrahim AS ini adalah kesungguhan dalam berdoa, salah satunya adalah berdoa agar diberikan keturunan:

رب هب لي من الصالحين

“Tuhanku berikanlah padaku keturunan yang solih.” (Q.S Ash-Shaffat: 100)

وهذا مسألة إبراهيم ربه أن يرزقه ولدا صالحا; يقول: قال: يا رب هب لي منك ولدا يكون من الصالحين الذين يطيعونك، ولا يعصونك، ويصلحون في الأرض، ولا يفسدون

Dalam Tafsir ath-Thabariy dijelaskan, bahwa doa di ayat tersebut adalah doanya nabi Ibrahim kepada tuhan-Nya agar diberikan anak yang solih, dimana beliau berkata: ya Tuhanku berikan padaku anak yang saleh serta taat kepada-Mu, tidak bermaksiat pada-Mu, dan melakukan kebaikan di muka bumi ini bukan melakukan kerusakan.”

Nabi Ibrahim memperoleh keturunan dari Hajar istri keduanua setelah dianjurkan untuk menikah kembali oleh Sarah, istri pertama. Tidak lama setelah Hajar melahirkan anak, yang kemudian diberi nama Ismail, atas pesan wahyu Ibrahim AS membawa Hajar dan bayinya Ismail keluar dari Palestina menuju satu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Mekah yang saat itu tidak berpenghuni dan tidak ada sumber kehidupan.

Setelah sampai Mekah, tidak lama Ibrahim AS memperoleh wahyu agar kembali ke Palestina untuk melanjutkan risalahnya di sana. Disinilah tampak betapa hebatnya ketabahan dan daya juang Sarah yang hidup hanya dengan anaknya, Ismail di lokasi yang benar-benar sulit karena nyaris tidak ada sumber kehidupan di sana. Singkat cerita apa yang dialami dan dilakukan oleh Sarah kemudian ditapaktilasi oleh umat Islam dan menjadi rangkaian ibadah haji dan umroh.

Setelah sekian lama terpisah, akhirnya Ibrahim AS yang sudah demikian kangen dengan putra dan istrinya tersebut berangkat menuju Mekah, tempat Hajar dan Ismail beliau tinggalkan. Ketika beliau sampai di satu tempat, yaitu Arafah beliau melihat istri dan putranya sedang menggembala. Dan Arafah menjadi saksi pertemuan keluarga yang sama-sama dilanda kerinduan yang mendalam. Setelah melepas kerinduan, mereka bertiga berangkat kembali ke Mekah dan sebelumnya bermalam di Muzdalifah. Di sinilah kemudian Ibrahim AS memperoleh perintah Allah SWT agar mengurbankan putranya, Ismail AS yang baru saja beliau temui. Yang kemudian dalam proses pengurbanan tersebut, dengan kuasa dan kehendak Allah, digantikan dengan seekor kibasy (domba).

Lahirnya Ismail sebagai anak yang memiliki keimanan yang kuat, ketulusan hati dan ketaatan serta keikhlasannya dalam menjalankan perintah Allah SWT, bukanlah sesuatu yang tiba-tiba. Tapi ada proses di situ, ada tarbiyah yang luar biasa yang dilakukan orang tuanya sehingga memiliki seorang anak remaja yang benar-benar memahami makna iman dengan kedalamannya. Dengan kedalaman imannya itulah Ismail sadar dan paham benar bahwa dirinya bahkan nyawa yang ada pada dirinya pada hakikatnya adalah milik Allah (Inna Lillah) oleh karenanya sudah sepatutnya digunakan untuk taat kepada Sang pemberi hidup yaitu dengan menjalankan perintah-Nya tentu dengan penuh keridhoaan dan keikhlasan karena Allah.

Untuk mendidik ana-anak kita supaya punya keimanan yang kuat, ketulusan hati dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah, kita bisa belajar dari Khalilullah AS dan istrinya agar anak-anak kita bisa menjadi qurrata a’yun. Salah satunya adalah Kesungguhan dalam berdoa.
Kehamilan Hajar merupakan salah satu dari hasil kesungguhan berdoanya nabiyallah Ibrahim AS. Selain doa yang sudah tertulis di atas, terkait dengan permohonan minta keturunan, Ibrahim AS juga berdoa:

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Ya Tuhan kami jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada-Mu dan (jadikanlah) anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu juga dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara daan tempaat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Baqarah: 128).

Doa di atas bukti kesungguhan Ibrahim AS dalam berdoa dan bahkan diabadikan dalam al-Quran. Ikhtiar semacam ini merupakan ikhtiar yang dilakukan Ibrahim AS sebelum anaknya dilahirkan. Merujuk dari kisah Ibrahim dan juga firman-firman Allah yang lain yang terdapat dalam al-Quran —seperti kisah keluarga Imran— para pakar pendidikan Islam mengangkat teori “Pranatal Education” (Pendidikan itu dimulai sebelum anak dilahirkan) Diantara pakarnya antara lain: a) Prof. Dr. Zakiah Darajat dengan bukunya Ilmu Jiwa Agama; b) Dr. H. Ali Akbar dengan bukunya Merawat Cinta Kasih ; c) Prof. Dr. H. Baihaqi A.K dengan bukunya “Mendidik Anak Dalam Kandungan.”

Selain kesunggguhan dalam berdoa, apa lagi yang hendaknya dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya sebelum dilahirkan atau masih dalam kandungan sehingga menjadi anak yang qurrata a’yun?

In syaa Allah tulisan yang akan datang menjawabnya.

Wallahu a’lam
Semoga bermanfaat.

Tags: IbrahimKeluargaKeluarga IslamKhalilullahMendidik AnakMenggapai SurgaNabi Ibrahim
Previous Post

Larangan Memotong Kuku, Mencukur Rambut, dan Mengapa Tidak?

Next Post

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Beri Pengertian Kepada Anak

Ahmad Rusdi

Ahmad Rusdi

RelatedPosts

muharram
Kolom

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
hijrah
Kolom

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

28/07/2022
kekerasan seksual
Kolom

Kenapa Masih Ada Kekerasan Seksual di Pesantren?

26/07/2022
ukhuwah wathaniyah
Kolom

Pentingnya Ukhuwah Wathaniyah di Bumi Indonesia

18/07/2022
perempuan bercadar
Kolom

Perempuan Bercadar di Indonesia Tak Semuanya Eksklusif

04/07/2022
pendidik
Kolom

Menegaskan Kembali Peran dan Tanggung Jawab Seorang Pendidik

29/06/2022
Next Post
Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Beri Pengertian Kepada Anak

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Beri Pengertian Kepada Anak

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Bersyukur Kepada Allah

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Bersyukur Kepada Allah

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022
Anwar Sanusi

Stop Perdebatan Narasi Konfrontasi Antara Pancasila dan Agama

11/08/2022
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

10/08/2022
Musdah Mulia

Kikis Intoleransi, Jangan Ada Lagi Pemaksaan Jilbab di Sekolah

07/08/2022
bulletin jum'at

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.