Rabu, Agustus 17, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Pandangan Islam Tentang (umat) Agama Lain – Perspektif Normatif

Pandangan Islam Tentang (umat) Agama Lain – Perspektif Normatif

Kunci Sukses Bangsa Menjadi Makmur dan 3 Penyebab Hancurnya Umat Terdahulu

Moh. Afif Sholeh, M.Ag by Moh. Afif Sholeh, M.Ag
15/06/2020
in Kolom, Tajuk Utama
5 0
0
5
SHARES
93
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Sudah menjadi ketentuan Allah(Sunnatullah) di muka bumi ini bahwa manusia ada yang menjadi pemimpin, juga ada orang yang dipimpin, ada pejabat, juga ada yang menjadi rakyat. Kunci keberhasilan bangsa agar menjadi makmur yaitu semua elemen saling melengkapi satu dan yang lainnya, serta tak mampu berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.

Dari sini ada hubungan yang kuat antara keduanya, sehingga pemimpin harus mengayomi, melayani, serta menaungi rakyatnya. Para pemimpin berhak menerima hak-haknya, mulai gaji, maupun fasilitas yang menunjang keberhasilannya dalam menjalankan amanat sebagai seorang pemimpin.Imam At-Tabrizi dalam Kitab An- Nasihat Li-Ra’i Warra’iyyah mengutip petuah dari Sahabat Nabi yang bernama Abdullah Ibnu Abbas, beliau menyatakan:

BacaJuga

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Memahami Filantropi Islam

Darurat Literasi Islam yang Ramah

ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻗﺎﻝ: اﻷﺭﺽ ﺗﺘﺰﻳﻦ ﻓﻲ ﺃﻋﻴﻦ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻴﻪ ﺇﻣﺎﻡ ﻋﺎﺩﻝ، ﻭﺗﻘﺒﺢ ﻓﻲ ﺃﻋﻴﻦ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺇﻣﺎﻡ ﺟﺎﺋﺮ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺗﺰﻛﻮ ﻓﻲ ﺯﻣﺎﻥ اﻹﻣﺎﻡ اﻟﻌﺎﺩﻝ ﻣﺎ ﻻ ﺗﺰﻛﻮ ﻓﻲ ﺯﻣﺎﻥ اﻹﻣﺎﻡ اﻟﺠﺎﺋﺮ.

Artinya: Bumi ini terasa indah dipandang mata bila diatur seorang pemimpin yang adil, sebaliknya bumi ini terasa muak, bila dipimpin seorang yang bejat, mendzalimi rakyatnya.

2 Cara Mewujudkan Keadilan

Abu Al-lais dalam Kitab Tanbih Al Gofilin mengutip pendapat Sahabat Ali bin Abi Thalib bahwa untuk menerapkan sebuah keadilan dan kunci keberhasilan bangsa agar menjadi makmur dilakukan melalui dua cara.

Pertama, Para pemimpin harus menjalankan tugas dan kewajibannya sebelum diminta.

Baca juga:

  • Islam dan Kesalehan Sosial yang jarang Diketahui
  • Kenapa Islam Melarang Umatnya Bersikap Berlebihan?

Kedua, selalu melayani dengan ramah kepada rakyatnya atas tuntutan yang harus dijalankannya.Maka dari itu, kunci keberhasilan dalam memimpin tidak terlepas dari ilmu dan pengalaman yang mumpuni, sehingga menjadi ahli dalam mengatur strategi, dan mampu memegang amanah yang diembannya.

Seorang pemimpin harus membiasakan dirinya menggunakan cara-cara yang bijak dalam menyelesaikan masalah, terutama menggunakan akal sehat, bukan memakai otot kawat, sehingga rakyat menjadi selamat, dan ia menjadi pemimpin yang terhormat.Anjuran berbuat adil tidak hanya bagi para pemimpin saja, namun semua elemen masyarakat harus menjalankannya, hal ini seperti keterangan dalam Surat An-Nisa’ 58

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

Artinya: Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.

Imam Baidhawi dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa perintah untuk menunaikan amanat ditujukan untuk semua orang, baik berupa kewajiban, maupun hak orang lain, atau jabatanyang diemban, begitu juga perintah untuk berbuat adil tidak hanya untuk para pemimpin saja, walaupun mereka sebagai pemangku jabatan.

3 Penyebab Kehancuran Umat-umat Terdahulu

Sejarah kehidupan manusia terdahulu sangatlah berharga bagi generasi setelahnya baik berupa kejayaan, kesuksesan maupun hancurnya sebuah peradaban manusia disebabkan keangkuhan dan keserakahan para pemimpin yang dzalim kepada rakyatnya.

Syeh Nawawi al-Bantani dalam kitab Nashoihul Ibad mengutip perkataan Imam Ibrahim An Nakhai:


إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ هَلَكَ قَبْلَكُمْ بِثَلَاثِ خِصَالٍ : بِفُضُوْلِ الْكَلَامِ وَفُضُوْلِ الطَّعَامِ وَ فُضُوْلِ الْمَنَامِ

Sesungguhnya hancurnya umat terdahulu sebelum kalian dikarenakan tiga hal: pertama, banyak bicara hal yang tak berguna. Kedua, mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Ketiga, Terlalu banyak tidur.

Dari pernyataan ini dapat dipahami bahwa penyebab kehancuran sebuah bangsa, porak-poranda tatanan masyarakat berawal dari individu- individu yang selalu bersikap berlebihan sampai melampaui batas kewajaran.

Pertama. Dampak banyak bicara tapi kurang kerja. Bila manusia merenung tentang dirinya sendiri maka ia akan mendapati bahwa Tuhan telah mengajarkan banyak kehidupan terutama tentang anggota badan, misalnya Allah menciptakan lisan manusia hanya satu dan telinga ada dua mengisyaratkan akan pentingnya selalu banyak mendengar daripada banyak komentar.

Pada dasarnya kesalahan terbesar yang dilakukan oleh manusia sejak zaman dahulu disebabkan lisan yang tak terkendali, mudah menyalahkan bahkan memfitnah orang lain yang tak bersalah sekaligus.

Kedua. Efek negatif perut terlalu kenyang sangat berbahaya. Perut manusia merupakan tempat bersarangnya berbagai macam penyakit karena makanan yang selalu dikonsumsi secara berlebihan akan membawa dampak buruk kesehatan seseorang.

Ketiga, terlalu banyak tidur melebihi waktunya, penyebabnya adalah terlalu banyak makan serta tak ada cita-cita tinggi atau keinginan yang ia harapkan, sehingga ia tak tahu target yang akan dicapai dan waktunya terbuang begitu saja.

Kehancuran umat terdahulu dikarenakan Hati mereka sangat keras karena selalu menyibukkan diri untuk mengomentari apapun bahkan yang kita tak ketahui ilmunya, sehingga waktu, tenaga, fikiran dihabiskan untuk hal yang tak ada manfaatnya, bahkan menghabiskan biaya untuk mendukung argument-argumennya.

Disamping itu konsumsi makanan yang berlebihan akan menjadikan seseorang kekenyangan yang berpengaruh kepada pola hidupnya terutama ingin selalu tidur atau bermalas-malasan yang menjadikan umurnya menjadi kurang produktif dan inovatif.

Tags: BangsaKeadilanKunciKunci sukses bangsaSuksesUmat terdahulu hancur
Previous Post

3 Varian Masker Hijab Yang Unik Buat Kamu

Next Post

Perspektif Islam Tentang NKRI, Pancasila, dan Kebhinnekaan (1)

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Seorang penggiat literasi dan penikmat kopi

RelatedPosts

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer
Peradaban

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam
Kolom

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair
Kolom

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan
Kabar

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

10/08/2022
bulletin jum'at
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
Next Post
Perspektif Islam Tentang Nkri, Pancasila, Dan Kebhinnekaan (1)

Perspektif Islam Tentang NKRI, Pancasila, dan Kebhinnekaan (1)

Sejarah Islam (1): Pengaruh Cina-champa Ke Nusantara

Sejarah Islam (1): Pengaruh Cina-Champa Ke Nusantara

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Ketua Umum Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief

Ormas Keagamaan Harus Ikut Masifkan Media Sosial Dengan Konten Perdamaian

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    40 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.