Rabu, Agustus 17, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Peradaban
Melacak Keabnormalan Dalam Islamisasi Tanah Jawa (1)

Melacak Keabnormalan Dalam Islamisasi Tanah Jawa (1)

Melacak Keabnormalan dalam Islamisasi Tanah Jawa (1)

Syahril Mubarok by Syahril Mubarok
03/05/2021
in Peradaban, Tajuk Utama
5 0
0
4
SHARES
80
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Artikel ini akan dimuat menjadi beberapa seri. Dengan menawarkan beragam sumber literatur, penulis ingin mengajak pembaca mencari genealogi sesuatu yang dianggap irasional  atau abnormal dalam upaya islamisasi tanah Jawa. Berbeda dengan mukjizat dan karamah dalam Islam, penduduk Jawa pra-Islam mempercayai “kesaktian”, jin, setan, dan tahayul. 

Sebelum hadirnya Islam di Nusantara—terutama di Jawa— adalah gambaran kondisi wilayah yang penuh dengan keangkeran, kegelapan, dan kekerasan. Tercatat ada beberapa hambatan dalam upaya islamisasi Jawa. Mulai dari terbunuhnya utusan Muslim oleh makhluk halus, hingga ada satu aliran sekte yang dikenal bengis, kasar, dan memakan manusia (kanibal). Aliran ini yang mewarnai folklor ilmu hitam yang sangat kontra dengan ajaran Islam. 

BacaJuga

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Memahami Filantropi Islam

Darurat Literasi Islam yang Ramah

Pada masa pra-Islam, tanah Jawa sering diceritakan oleh sejarawan atau budayawan sebagai kawasan hutan, gelap, dan sepi. Seperti gambaran dalam Pupuh Asmaradana nomor 26 yang berbunyi:

“Ada cerita yang tertulis untuk tanah Jawa, dari Arab asalnya. Sejarah di pulau Jawa, waktu masih berupa hutan. Keadaan hutan selalu gelap gulita dan sepi, serta berserakan daun asam (Sukri, 2011).”

Perlu diketahui, di Jawa sebelum Islam, rakyatnya menganut agama Kapitayan, Hindu, dan Budha. Keyakinan ini dianut mulai dari lapisan bawah sampai kalangan atas (raja atau penguasa). Sebelum menerima pengaruh dari kebudayaan dan agama Hindu-Budha, suku Jawa telah memegang kepercayaan animisme dan dinamisme. Mereka memuja roh nenek moyang serta yakin akan adanya kekuatan gaib atau daya magis pada benda, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan pada objek yang dianggap sakral. Dua atensi disini, yakni kepercayaan dan pemujaan, belum terwujud dalam format agama secara nyata dan sadar (Afdillah, 2010).

Diceritakan dalam Kitab Musarar Babon Saka ing Rum yang dikutip dalam Primbon Ramal Djajabaja bahwa Raja Rum, Sultan Al-Gabah mengirim 20.000 keluarga Muslim untuk mengislamkan Jawa. Akan tetapi, misi mereka mengalami masalah yang sangat pelik (Tanoyo, 1956). Mereka mati terbunuh oleh penghuni hutan tanah Jawa. Hal itu tergambar dari Pupuh II Sinom nomor 1:

“Awal mula yang diceritakan, disaat kekosongan tanah Jawa. Masih berupa hutan berbahaya. Isinya hanya hantu, peri, dan jin, serta segala makhluk halus, seperti dewarak-sasa dan banaspati, ilu-ilu, serta jeram-bangan (Sukri, 2011).” 

Kabar banyaknya utusan Muslim terbunuh oleh makhluk-makhluk halus tersebut membuat Sultan Al-Gabah marah. Untuk itu beliau mengirim Syekh Subakir yang sakti agar “menumbali” tanah Jawa. Dan pada akhirnya tanah Jawa dapat ditempati atau menjadi ladang syiar Islam, (Sunyoto, 2016).

Sumber lain dari Marcopolo, menyatakan bahwa penduduk tanah Jawa yang masuk Islam masih sedikit sekitar kota. Namun di pedalaman, penduduknya masih hidup seperti hewan. Mereka dikabarkan masih memakan daging manusia (Hambis, 1955). 

Kisah ini mewarnai sketsa kita bahwa dahulu tanah Jawa sangat menakutkan, angker, dan tidak terjamah oleh manusia. Sesuatu yang pada zaman sekarang dianggap irasional. Hal ini yang banyak dan terus-menerus digambarkan publik. 

Baca Juga:
Sejarah Islam (1): Pengaruh Cina-Champa Ke Nusantara


Referensi:

Afdillah, Muhammad. “Agama Jawi: Sejarah, Ajaran dan Perkembangannya”. Jurnal Kajian Keislaman “al-Afkar ”, Vol. 3, No. 2. 2010.
Hambis, Louis (ed.), Marco Polo, La Description du Monde, Paris: Klincksieck. 1955. 
Sunyoto, Agus. “Eksistensi Islam Nusantara”, Jurnal Mozaic Islam Nusantara, Vol. 2, No. 2. 2016. Sukri, Mat. Kitab Musarar Syaikh Subakir (Asal Muasal Tanah Jawa). Yogyakarta: Haura Pustaka. 2011.
Tanojo, R., Primbon Ramal Djajabaja, Surakarta, 1956.

Tags: Islam di Tanah JawaIslamisasiislamisasi nusantaraSejarah IslamSyekh Subakir
Previous Post

Tasawuf Sebagai Jalan Bahagia (1)

Next Post

Tasawuf Sebagai Jalan Bahagia (2)

Syahril Mubarok

Syahril Mubarok

Netflix dan Kopi Hitam

RelatedPosts

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer
Peradaban

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam
Kolom

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair
Kolom

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan
Kabar

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

10/08/2022
bulletin jum'at
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
Next Post
Tasawuf Sebagai Jalan Bahagia (2)

Tasawuf Sebagai Jalan Bahagia (2)

3 Hal Berharga Yang Dilakukan Dalam Sepuluh Hari Terakhir

3 Hal Berharga yang Dilakukan dalam Sepuluh Hari Terakhir

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Ketua Umum Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief

Ormas Keagamaan Harus Ikut Masifkan Media Sosial Dengan Konten Perdamaian

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    40 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.