Rabu, Agustus 17, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Mempertanyakan Cara Beragama Kita Saat Ini?

Mempertanyakan Cara Beragama Kita Saat Ini?

Mempertanyakan Cara Beragama Kita Saat ini?

Moh. Afif Sholeh, M.Ag by Moh. Afif Sholeh, M.Ag
06/06/2020
in Kolom, Populer
2 0
0
2
SHARES
46
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Fenomena saat ini, sebagian masyarakat  mulai sadar dengan ajaran agama. Namun sayangnya tak dibarengi dengan sikap yang bijaksana dalam mempraktekkan ajaran agamanya. Seharusnya dalam mempraktekkan ajaran harus step by step sesuai kemampuan dirinya, dari yang paling mudah terlebih dahulu sehingga ia mampu istiqamah dalam menjalankannya.

Banyak orang yang rajin beribadah kepada Tuhannya  namun sama tetangganya sudah tak tegur sapa. Begitu juga banyak orang yang sering ke masjid tetapi bukan karena dasar takwa tetapi didasari oleh hawa nafsunya bahkan banyak orang mengenakan simbol Islam tetapi prilakunya bertentangan dengan ajaran agamanya.

BacaJuga

Memahami Filantropi Islam

Darurat Literasi Islam yang Ramah

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

Jadi, ibadah yang berkaitan dengan Allah sangatlah penting, tapi hubungan muamalah dengan sesama manusia juga tak kalah penting. Berapa banyak ayat yang menjelaskan tentang perintah shalat selalu berbarengan dengan perintah zakat?

Hal ini menunjukkan bahwa ibadah yang berkaitan dengan Allah akan menjadi sempurna saat seseorang juga mampu mengkombinasikan dengan ibadah yang berkaitan dengan sesama terutama kepedulian kepada sesama.

Baca juga: Hikmah Perbedaan Bahasa, warna kulit dan Cara Menyikapinya

Dari sini, sikap seorang mukmin harus mempertanyakan kepada dirinya, apakah cara mempraktekkan ajaran agamanya sudah sesuai dengan tuntunan atau belum?

Dengan demikian perlu kiranya kita menelaah lebih dalam tentang penjelasan isi surat Al Ma’un. Menurut Sahabat Abdullah bin Abbas dalam tafsir Tanwir Al Miqbas  menjelaskan turunnya surat ini berkaitan dengan Ash bin Wail As Sahmi yang tak percaya akan hisab atau perhitungan amal pada hari kiamat.


أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3) فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (7

Artinya:
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?(1) Itulah orang yang menghardik anak yatim (2) dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.(3) Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat (4) yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya (5) orang-orang yang berbuat riya (6) dan enggan (menolong dengan) barang berguna (7).

Imam At Tabari dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah bertanya kepada Nabi Muhammad tentang orang yang inkar terhadap pahala maupun siksaan Allah dan orang tersebut tak mau taat akan perintah Allah serta tak menjauhi larangannya. Diantaranya  ciri-ciri mereka yaitu:

Pertama. Orang yang tak memberikan hak anak yatim bahkan berani mendzaliminya.

Kedua. Orang yang tak mau peduli untuk berbagi Makanan kepada orang yang membutuhkan terutama saat terjadi pandemi covid 19 seperti sekarang ini.

Ketiga. Orang yang sengaja mengakhirkan shalat fardhu sampai  waktu telah habis.

Keempat. Orang yang pamer akan shalatnya. Ia shalat bukan untuk mencari pahala atau supaya dijauhkan dari siksa tetapi supaya dipuji oleh manusia.

Menurut sahabat Ibnu Abbas menjelaskan pada ayat ini yaitu orang-orang munafik yang pura-pura shalat ketika ada orang mukmin serta ia meninggalkan shalat dikala sendirian. Syeh Nawawi al-Bantani dalam tafsirnya yang berjudul Marah Labid menjelaskan definisi orang yang pamer yaitu

ﻭاﻟﻤﺮاﺋﻲ ﻣﻦ ﻳﻈﻬﺮ اﻷﻋﻤﺎﻝ ﻋﻨﺪ اﻟﻨﺎﺱ ﻣﻊ ﺯﻳﺎﺩﺓ اﻟﺨﺸﻮﻉ ﻟﻴﻌﺘﻘﺪ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﻳﺮاﻩ ﺃﻧﻪ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﺪﻳﻦ ﻭاﻟﺼﻼﺡ

Orang yang pamer yaitu orang yang memperlihatkan amal perbuatan saat di hadapan manusia serta bertambah khusyu’ supaya orang yang melihatnya menganggap dirinya sebagai orang yang ahli agama dan orang baik

Kelima. Orang yang tak mau membantu orang lain terutama saudara-saudaranya yang membutuhkan dengan tak mengeluarkan zakat yang menjadi kewajiban dirinya.

Dari sini dapat dipahami bahwa orang yang mendustakan agamanya yaitu orang yang tak mampu mengkombinasikan ibadah vertikal dengan Allah dan hubungan horisontal dengan sesama manusia serta lebih mengedepankan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum dan sudah tak memiliki kepekaan sosial dengan sekitarnya.

Tags: AgamaCara beragamaIntrospeksiMempertanyakan cara beragamaMuhasabah diriSurat Al Maun
Previous Post

Kisah Kelam Kekerasan dan Teror dalam Sejarah Agama Samawi

Next Post

Pemikiran Pesantren: Dari Tradisionalisme Menuju Kosmopolitanisme

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Seorang penggiat literasi dan penikmat kopi

RelatedPosts

memahami filantropi islam
Kolom

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair
Kolom

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
muharram
Kolom

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
hijrah
Kolom

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

28/07/2022
kekerasan seksual
Kolom

Kenapa Masih Ada Kekerasan Seksual di Pesantren?

26/07/2022
ukhuwah wathaniyah
Kolom

Pentingnya Ukhuwah Wathaniyah di Bumi Indonesia

18/07/2022
Next Post
Pemikiran Pesantren: Dari Tradisionalisme Menuju Kosmopolitanisme

Pemikiran Pesantren: Dari Tradisionalisme Menuju Kosmopolitanisme

Kenapa Islam Melarang Umatnya Bersikap Berlebihan?

Kenapa Islam Melarang Umatnya Bersikap Berlebihan?

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Ketua Umum Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief

Ormas Keagamaan Harus Ikut Masifkan Media Sosial Dengan Konten Perdamaian

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    40 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.