Kamis, Februari 2, 2023
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Peradaban
Bangunan Inteletual Islam

Mengembalikan Bangunan Intelektual Islam yang Relevan

Mengembalikan Bangunan Intelektual Islam yang Relevan

Agus Zehid by Agus Zehid
15/06/2022
in Peradaban, Tajuk Utama
4 0
0
3
SHARES
59
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Secara historis, Islam sempat berada di tampuk kejayaannya (750-1258 M) menjadi inisiator atas berkembangnya ilmu-ilmu pengetahuan. Tentunya kenyataan ini tidak dapat ditampik dari catatan sejarah. Masa tersebut dapat dikatakan sebagai genealogi pertama akan majunya ilmu pengetahuan saat ini. 

Sayangnya kejayaan tersebut tidaklah berlangsung hingga kini. Kemunduran ini tampak setelah terjadinya penyerangan bangsa mongol terhadap Baghdad secara brutal dan kejam. Peristiwa tersebut telah memberikan dampak traumatis bagi kaum muslim dan awal hancurnya peradaban Islam baik secara fisik, sosial psikis dan politik. 

BacaJuga

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (1)

Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan (2)

Duri Islamisme dalam Sejarah NKRI

Di sisi lain, bangsa barat mengalami kemajuan yang signifikan (renaissance) sejak abad 14 hingga 17 Masehi. Di sinilah ilmu pengetahuan subur dan mulai dikembangkan kembali. Hanya saja perkembangan ilmu pengetahuan di barat ini terlihat kurang sehat, ia lahir dari perseteruan antara ilmu pengetahuan dan agama.   

Maka tak heran jika saat ini fenomena agama dan ilmu pengetahun sering kali terlihat konfrontatif, tegang dan bertolak belakang. Padahal tidak ada riwayat pertikaian antara agama dan ilmu pengetahuan  yang terjadi sebelumnya di masa Islam klasik. 

Pertentangan ini dimulai tatkala dominasi gereja telah memonopoli kebebasan masyarakat, hingga menimbulkan ketegangan dan diskriminasi terhadap para saintifik (inkuisisi). Pada akhirnya perseteruan itu dimenangkan oleh ilmu pengetahuan, maka dari sinilah bibit pertentangan mulai muncul ke permukaan.

Kajian Kontemporer dan Semangat Ajaran Islam

Lajunya era globalisasi telah membawa sains pada puncaknya. Hampir seluruh lini kehidupan modern tidak terlepas dari berbagai macam metodologi keilmuan. Hanya saja, sikap traumatis orang barat akan sejarahnya, berdampak pada upaya konfrontasi antara ilmu pengetahuan dan ajaran-ajaran agama pada saat ini. 

Bentuk pertikaian ini membenturkan antara rasionalitas dan regionalitas. Penyanjungan mereka terhadap ilmu pengetahuan telah menutup mata terhadap dedikasi agama. Tak khayal perbincangan antara keduanya menjadi semakin rumit dan sengit.

Pada para cendikiawan muslim berupaya mengembalikan bangunan intelektual yang relevan dalam dunia modern. Demikianlah kajian Islam yang ilmiah dirasa perlu dikembangkan sebagai pemikiran Islam kontemporer guna merespon tantangan zaman. 

Kajian Islam ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih banyak terhadap pembangunan budaya, dengan tetap menyelaraskan dan konsisten terhadap semangat nilai-nilai ajaran Islam. 

Seperti yang dilakukan oleh Prof. Abd Salam peraih Nobel Fisika 1979, berhasil menemukan teori penyatuan gaya elektromagnetik dan gaya nuklir, ia mengaku terinspirasi dari al-Qur’an. {baca : Agama Saintifik}

Ikhwal ini perlu dilihat sebagai hubungan yang harmonis antara agama dan ilmu pengetahuan. Kendati keduanya berbeda, bukan berarti selamanya bertentangan. Setidaknya para cendikiawan muslim berusaha mengambil jalan tengah (moderat) untuk menemukan titik relasi antara keduanya. 

Semangat ini tentunya berangkat dari akar sejarah yang kokoh. Di mana para filsuf Muslim seperti Ibn Rusyd, al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan lain-lain, adalah tokok pemikir yang mempersonifikasikan rasionalitas dan religiusitas sekaligus, tanpa perpisahan antara keduanya.{baca : Peradaban Islam}

Menyikapi Akar Sejarah Ilmu Pengetahuan 

Jika dilihat dari kacamata sejarah, kenyataannya sebagian besar perkembangan ilmu pengetahuan ini berporos pada kejayaan Islam di masa klasik. Dalam melihat kenyataan ini, seorang muslim hendaknya tidak merasa pongah dan nyaman akan kenyataan sejarah di masa lalu. 

Bagaimana pun itu umat Islam saat ini masih tertinggal oleh bangsa barat dalam bidang ilmu pengetahuan. Namun tidak perlu menyesali sedimikian rupa sehingga kehilangan harapan akan hadirnya kejayaan Islam di masa depan. 

kemunduran ini dapat dilihat sebagai wujud operasi sunnatullah yang memiliki hukum mengenai prinsip perputaran (al-Mudawalah). Suatu prinsip bahwa nasib manusia itu berputar di antara mereka, tinggi dan rendah, maju dan mundur, terjadi secara bergilir. Ada kalanya umat Islam menang dan unggul, adakalanya juga di bawa (kalah, tertinggal). Sejalan dengan firman-Nya. 

وَ تِلْكَ الأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ

“Demikian hari-hari kami putar diantara kalian” 

Di sisi lain, semangat untuk kembali membumikan ajaran Islam tidak boleh berhenti hanya karena sempat merasakan kejayaannya dan hilangnya harapan. Perlunya menumbuhkan upaya rekonstruktif terhadap keilmuan-keilmuan di masa lalu untuk diinovasikan pada saat ini. Sebab Islam telah memiliki pangkal dan akar yang kuat untuk membina bangunan intelektual dalam tradisi keilmuan masa lalu peradaban kita.

Kegiatan kajian Islam ini merupakan hal yang penting dilestarikan untuk merespon tuntutan zaman. Dengan cara menghilangkan sikap kemiskinan intelektual dan lebih menghargai warisan dari peradaban sendiri. Lebih dari itu, usaha menjaga keotentikan dengan masa lampau dan menjaga otentisitas intelektual yang menjadi bekal untuk kemantapan umat Islam itu sendiri.  

Tags: Ilmu PengetahuanIntelektual IslamKejayaan IslamKlasikPeradaban IslamSejarah Islam
Previous Post

Pancasila: Ruang Pertemuan Politik Islam dan Demokrasi

Next Post

Warisan Kebangsaan Buya Syafii

Agus Zehid

Agus Zehid

Mahasiswa UIN Jakarta dan Mahasantri Darus Sunnah International Hadith For Science

RelatedPosts

Menyapa Agama Agama dalam Sejarah dan Teologi
Kajian

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (1)

26/01/2023
Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan
Peradaban

Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan (2)

24/01/2023
Duri Islamisme dalam Sejarah NKRI
Kajian

Duri Islamisme dalam Sejarah NKRI

19/01/2023
Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan Hari
Peradaban

Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan (1)

16/01/2023
Fenomena Mualaf Menjadi Ustadz
Kajian

Fenomena Mualaf Menjadi Ustadz

12/01/2023
Pesantren Kontinuitas dan Perubahan (3)
Kajian

Pesantren: Kontinuitas dan Perubahan (3)

06/01/2023
Next Post
Buya Syafii

Warisan Kebangsaan Buya Syafii

Zakat

Membangun Persaudaraan Melalui Distribusi Zakat

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Menyapa Agama Agama dalam Sejarah dan Teologi

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (1)

26/01/2023
Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan

Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan (2)

24/01/2023
Duri Islamisme dalam Sejarah NKRI

Duri Islamisme dalam Sejarah NKRI

19/01/2023
Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan Hari

Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan (1)

16/01/2023
Fenomena Mualaf Menjadi Ustadz

Fenomena Mualaf Menjadi Ustadz

12/01/2023

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    110 shares
    Share 44 Tweet 28
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    106 shares
    Share 42 Tweet 27
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    72 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    61 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    54 shares
    Share 22 Tweet 14
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.