Rabu, Agustus 17, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gagasan
Menyoal Isu Kemunduran Umat Islam: Kuru, Ulil Dan Luthfi

Menyoal Isu Kemunduran Umat Islam: Kuru, Ulil Dan Luthfi

Menyoal Isu Kemunduran Umat Islam: Kuru, Ulil, dan Luthfi

Khoirul Anwar Afa by Khoirul Anwar Afa
16/11/2021
in Gagasan, Tajuk Utama
4 0
0
3
SHARES
56
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Belakangan isu yang pernah jadi soal saat masih kuliah, yaitu terkait faktor dominan mundurnya umat Islam mencuat kembali di media sosial. Terbitnya buku yang ditulis oleh seorang sarjana Turki Ahmet Timur Kuru sebenarnya sebagai pemicu utama. Apalagi setelah buku tersebut diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, semakin mudah diakses publik kemudian jadi bahan perbincangan.

Dalam buku tersebut, Kuru memang mempersoal terjadinya patronase antara ulama dan umara (pemerintah) yang menyebabkan kemunduran umat Islam. Ulama yang tertuduh dalam buku tersebut di antaranya Abu Hamid al-Ghazali ( w. 1111 M). Menurut Kuru, peranan al-Ghazali dalam mematikan kreatifitas keilmuan sangat besar, khususnya dalam dunia filsafat. Menurut Kuru, hal tersebut masih terjadi di dunia Islam hingga saat ini. Meskipun di beberapa halaman, Kuru mengecualikan Indonesia masuk pada obyek permasalahannya.

BacaJuga

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Memahami Filantropi Islam

Darurat Literasi Islam yang Ramah

Pengakuan menarik disampaikan oleh Ulil Abshar Abdala soal responnya yang pernah dilontarkan secara langsung kepada Kuru. Untuk konteks Indonesia, kata Ulil, perlu kajian yang lebih komprehensif dan banyak ketidak tepatan atas tesis Kuru yang saat ini digemari banyak anak-anak muda dan pemikir kritis liberal itu.

Namun karena tuduhan kepada sejumlah ulama itu makin masif disuarakan di media sosial, Ulil menampik melalui artikel panjang yang ia publish di media sosial. Menurut Ulil, tuduhan tersebut sangat tidak tepat. Meskipun ia juga mengakui kalau dunia Islam memang tertinggal jauh dengan Barat. Hanya saja dengan menuduh al-Ghazali dan Asy’ariyah sebagai biang keroknya, menurut Ulil, itu sangat tidak tepat.

Untuk mendukung argumennya, Ulil memberikan tiga kriteria yang ia bahasakan sebagai kluster atau gugus. Yaitu, kluster pemikiran, politik dan kebudayaan dengan mengambil obyek pada anak-anak muda NU. Sebab, kata Ulil, NU adalah salah satu organisasi Islam yang mengagumi pemikiran-pemikiran al-Ghazali.

Dari tiga gugus yang diajukan Ulil memperlihatkan kecemerlangan anak-anak muda NU dalam mendukung modernisme dan progresifitas umat Islam. Menurutnya, NU lah yang jadi pelopor penerimaan pemikiran-pemikiran segar dari para sarjana Timur dan Barat untuk kemajuan umat Islam di tengah kelompok Islam yang neo-puritan. Seperti para pemikir Nasr Hamid Abu Zaid, Hassan Hanafi, Arkoun, dan lainnya.

Namun yang tidak masuk pada perhatian Ulil adalah sains dan ekonomi. Saya sendiri tidak menangkap ia menguraikan kemajuan umat Islam dalam sains. Seperti yang sedang dikritisi oleh Luthfi Assyaukani terkait ketertinggalan umat Islam dalam bidang sains karena hanya sibuk berbicara pada konteks hukum normatif (baca: halal haram).

Contoh terbaru misalnya, ketika umat Islam Indonesia yang diwakili oleh MUI salah respon terhadap perkembangan ekonomi digital. Di sisi yang lain, pemerintah melalui Bappeti berupaya memberikan regulasi terhadap para pedagang yang terlibat pada aset kripto sebagai bentuk kreatifitas ekonomi digital. akan tetapi kelompok MUI justru berbicara lain.

Luthfi melihat bahwa agama hanya berkutat pada tataran masalah klasik, sementara dunia Barat yang tidak terkungkung pada norma-norma agama justru sudah bergelut pada konteks sains yang lebih modern seperti riset terhadap kehidupan di Mars, menemukan ginjal babi untuk transplantasi ginjal manusia, merubah enzim pohon dari yang gelap menjadi terang, dan hasil dari kecerdasan filsafat lainnya.

Dalam hal ini, Luthfi tidak menyinggung saja sekali sarjana muslim yang terlibat dalam perkembangan sains baik dari Indonesia maupun di luar negeri. Dalam konteks sains, Lajnah Kementerian Agama sudah mengakomodir untuk menulis tafsir Al-Qur’an berbasis sains dengan melibatkan ilmuan sains yang masuk pada kelompok kauni dan ulama yang masuk pada tim ilmi.

Saya melihat, antara Kuru, Ulil, dan Luthfi masing-masing punya landasan berpikir tersendiri yang berorientasi pada kemajuan umat Islam agar tidak hanya sibuk berbicara pada soal-soal klasik. Abdullah Saed dalam salah satu bukunya pernah menyoal terkait perdebatan antara Sunni Syiah yang sebenarnya tidaklah berarti untuk kemajuan umat Islam. Sebab seharusnya, sebagaimana disampaikan oleh Amin Abdullah, agama Islam bisa memberikan kemajuan untuk ekonomi, sosial, sains modern dan sejenisnya.

Pertanyaan yang menurut saya penting diajukan, apakah kemunduran umat Islam saat ini terhadang oleh teks-teks agama atau karena kemalasan? Itu saja.

Baca Juga:
Benarkah al-Ghazali dan al-Asy’ari Sumber Kemunduran Dunia Islam?

 

Tags: al-ghazaliAsy'ariyahKemunduran IslamSains
Previous Post

Kenapa Egoisme Dilarang Islam?

Next Post

Benarkah al-Ghazali dan al-Asy’ari Sumber Kemunduran Dunia Islam?

Khoirul Anwar Afa

Khoirul Anwar Afa

Penulis adalah Dosen Fakultas Ushuluddin PTIQ Jakarta

RelatedPosts

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer
Peradaban

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam
Kolom

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair
Kolom

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan
Kabar

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

10/08/2022
bulletin jum'at
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
Next Post
Benarkah Al-ghazali Dan Al-asy’ari  Sumber Kemunduran Dunia Islam?

Benarkah al-Ghazali dan al-Asy'ari Sumber Kemunduran Dunia Islam?

Genealogi Habaib Di Nusantara

GENEALOGI HABAIB DI NUSANTARA

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Ketua Umum Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief

Ormas Keagamaan Harus Ikut Masifkan Media Sosial Dengan Konten Perdamaian

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    40 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.