Rabu, Agustus 17, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
Shalawat Nabi,  Sunnah Yang Kadang Terabaikan

Shalawat Nabi, Sunnah Yang Kadang Terabaikan

Misi Islam: Mengajarkan Perdamaian bukan Permusuhan

Moh. Afif Sholeh, M.Ag by Moh. Afif Sholeh, M.Ag
05/02/2021
in Kajian, Populer
2 1
0
3
SHARES
52
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Isalmina.id – Umat Islam dari dulu selalu diuji dalam urusan politik untuk mendapatkan kekuasaan, serta semua mengeklaim paling  pantas dan paling berhak dalam menduduki jabatan seorang pemimpin.

Ketika Nabi Muhammad meninggal dunia, sahabat Anshar berkumpul di Bani Saidah untuk membai’at Saad bin Ubadah, mendengar kabar ini, Abu Bakar dan Umar bin Khottab langsung mendatangi tempat itu, untuk menjaga persatuan antara sahabat Anshor dan Muhajirin, walau di sana terjadi debat kusir yang sangat sengit tentang siapa yang berhak menjadi pemimpin Negara Pasca wafatnya Nabi Muhammad. Akhirnya terpilihlah sahabat Abu Bakar sebagai Khalifah.

BacaJuga

Penolakan Ceramah Bukan Berarti Islamophobia, Tapi..

Nikah Beda Agama (2)

Nikah Beda Agama (1)

Pada hakikatnya, di dalam diri manusia  sudah terbiasa berpolitik, ia selalu berusaha mengatur siasat, adu strategi dalam menghadapi pengaruh Nafsu, godaan Syaitan, maupun bisikan dari luar, maka Akal  manusia sebagai penentu kemenangan atau kekalahan yang ia akan rasakan.

Bila Nafsunya kalah, maka ia akan menang, serta akan beruntung dunia sampai akhirat. Hal itu gambaran kecil dalam dirinya sebagai individu bagian dari masyarakat, yang harus siap memimpin dan dipimpin.

Sering terjadi perselisihan, pertengkaran bahkan kerusuhan dimasyarakat, disebabkan gara-gara beda pilihan, beda partai, beda golongan, bahkan saling bunuh-membunuh akibat imbas uforia politik musiman, yang sangat diuntungkan adalah para elite politik, ketika terpilih menjadi pemimpin, atau anggota Dewan , mereka tidak akan ingat akan para pendukungnya.

Baca juga: Kenapa Rasul dari Kalangan Manusia, Bukan dari Bangsa Jin?

Maka yang sangat dirugikan adalah para pendukung ditingkatan bawah, banyak dari mereka menjadi renggang dalam hubungan keluarga, dengan tetangga, bahkan kepada orang yang mereka sayangi, dan hormati menjadi kurang harmonis lagi.

Padahal Allah menjadikan manusia, ada yang laki-laki dan perempuan untuk saling kenal mengenal agar terjalin dalam satu ikatan persaudaraan, maupun hubungan sesama manusia. Hal ini sesuai dengan penjelasan Al Qur’an Surat yang berbunyi:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (13

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.al-Hujurat: 13)

Menurut Imam Ibnu Kasir dalam Tafsirnya, dalam ayat ini Allah memberi kabar  kepada manusia bahwa dirinya berasal dari Nabi Adam, kemudian Allah menciptakan pasangannya, yang dari mereka tercipta bangsa-bangsa dan berbagai suku, tak ada yang perlu dibanggakan secara materi, yang dilihat Allah hanya ketakwaan sesorang, yaitu berupa ketaatan kepada Allah dan Rasulnya.

Sedangkan menurut Imam Ar Razi dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa tujuan dari saling kenal mengenal adalah agar saling membantu antar sesama manusia, bukan untuk berbangga dengan nasab, atau untuk permusuhan.

Dari penjelasan diatas, terdapat anjuran untuk saling menyapa, kenal-mengenal agar terjadi hubungan yang harmonis, serta menjauhkan keretakan disebabkan perbedaan dalam urusan politik, atau kepentingan sesaat, yang memicu konflik horisontal, bahkan seringkali nyawa pun melayang.

Maka dari itu, manusia jangan sampai merasa paling benar, lebih baik dari orang lain, atau merasa paling hebat sehingga menghalalkan segala cara demi memuaskan ambisi pribadinya dengan mengorbankan banyak orang yang tak berdosa, serta mereka akan merasakan nestapa yang berkepanjangan.

Salah satu jasa terbesar Nabi Muhammad adalah mendamaikan kedua suku tersebut sehingga menjadi bersatu, rukun dalam bermasyarakat. Hal ini sesuai dalam Surat Ali Imran: 103,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Artinya:”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Menurut Imam Ar-Razi dalam tafsirnya Mafatih al-Ghaib menjelaskan bahwa ayat ini ada berkaitan dengan ayat sebelumnya bahwa Allah memerintahkan kepada orang mukmin untuk melaksanakan ketaatan. Pertama, diperintahkan untuk bertakwa. Kedua, berpegang kepada tali Allah, Agama. Ketiga, mengingat nikmat Allah berupa diberikan perdamaian setelah terjadi permusuhan yang berkepanjangan. Agama Islam mempunyai misi perdamaian serta melarang umatnya saling bermusuhan karena hal itu akan merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.

Baca juga: Cara Bijak Merubah Kemungkaran Di Sekitar Kita

Dari sini, Nabi Muhammad sebagai panutan dalam bersikap terutama beliau yang mendamaikan suku-suku maupun orang yang bersengketa sehingga menjadi rukun, damai serta bersatu salin melengkapi satu dan lainnya. Nikmat persaudaraan, persatuan harus disyukuri dengan cara yang bijaksana serta merawatnya melalui sering bersilaturahmi demi menjaga keutuhan bersama sehingga tercipta situasi yang kondusif dan aman.

Syeh Abdul Qodir Al Jailani pernah berpesan agar manusia jangan sampai membenci seseorang dengan dasar hawa nafsu sesaat, tetapi harus dilihat dari perilakunya, sesuai dengan ajaran Agama atau tidak, sehingga manusia tak mudah ditumpangi kepentingan sesaat.

Tags: Islamislam mudahislam ramahmisi islamNabi Muhammad Sawperdamaianperdamaian duniapermusuhan
Previous Post

Hijab Bukan Kewajiban Islam

Next Post

Agama Pinggiran

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Seorang penggiat literasi dan penikmat kopi

RelatedPosts

penolakan ceramah
Kajian

Penolakan Ceramah Bukan Berarti Islamophobia, Tapi..

26/07/2022
nikah beda agama 2
Kajian

Nikah Beda Agama (2)

19/07/2022
nikah
Kajian

Nikah Beda Agama (1)

18/07/2022
khilafatul muslimin
Kajian

Khilafatul Muslimin dan Halusinasi Kebangkitan Khilafah

29/06/2022
memahami hadis
Kajian

Agar Tidak Menjadi Tekstualis, Begini Cara Memahami Hadis

26/06/2022
regulasi
Gagasan

Regulasi Bersama dalam Membangun Keutuhan Bangsa 

22/06/2022
Next Post
Kapan Masyarakat Indonesia Akrab Dengan Alquran?

Agama Pinggiran

Perspektif Islam Tentang Nkri, Pancasila, Dan Kebhinekaan (bagian Terakhir)

Islam: Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi (1)

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Ketua Umum Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief

Ormas Keagamaan Harus Ikut Masifkan Media Sosial Dengan Konten Perdamaian

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    40 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.