Rabu, Agustus 17, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Muhammadiyah Dan Gagasan Dasar Berijtihad

Muhammadiyah Dan Gagasan Dasar Berijtihad

Muhammadiyah dan Gagasan Dasar Berijtihad

Siti Mariatul Kiptiyah by Siti Mariatul Kiptiyah
18/02/2021
in Kolom, Populer
4 0
0
4
SHARES
89
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Awit miturut paugeraning agami kita Islam, sarta cocok kaliyan pikajenganipun jaman kamajengan….” (Soewara Muhammadiyah No.2, Thn I (1915), hlm.29)

“Karena sesuai dengan tuntunan agama kita Islam serta selaras dengan arah kemajuan zaman…”

Islamina.id – Kiranya kutipan singkat dari Majalah legendaris Soewara Muhammadiyah di atas jelas menunjukkan bahwa “cita-cita bergerak maju” menjadi bagian penting dari organisasi Islam yang diinisiasi oleh K.H. Ahmad Dahlan (m.1923). 

Adanya cita-cita kemajuan seiring pergerakan masyarakat Indonesia menghadapi para penjajah dengan segala prolematikanya, menjadikan Muhammadiyah memasuki ruang di mana perlu “mengartikulasikan” Islam sesuai semangat zaman.

BacaJuga

Memahami Filantropi Islam

Darurat Literasi Islam yang Ramah

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

Cita-cita ini mempengaruhi cara pandang terhadap Islam yang tidak lagi stagnan dan kaku melainkan terus bergerak maju. Gagasan ini sungguh amat menarik, lebih-lebih dikuatkan dengan bukti-bukti pendirian bangunan-bangunan sekolah, rumah sakit, koperasi dan layanan publik lainnya yang dapat diakses oleh semua orang yang membutuhkan.

Islam yang selaras dengan arah kemajuan zaman pada saat itu ialah yang termanifestasikan ke dalam wujud agama yang aktif dan tidak sekedar kontemplatif.

Ijtihad, Pembaruan dan Rasionalisme

Cita-cita kemajuan inilah yang mendorong Muhammadiyah melakukan ijtihad dan memaksimalkan interpretasi akal dengan tetap berlandaskan kedua sumber hukum Islam, Al-Qur’an dan Hadis.

Baca juga: Tahukah Kamu Istilah Mursyid?Ini Penjelasannya

Dengan semangat ini bagi Muhammadiyah sebagaimana organisasi reformis lainnya, pintu ijtihad selalu terbuka. Seruan berijtihad dalam memahami Al-Qur’an dan Hadis dalam konteks saat itu menjadi semacam hermeneutika penalaran dan pemikiran ulang yang kritis terhadap ajaran Islam berikut potret umat Islam penganutnya.

Ada beberapa kondisi yang melingkupi berdirinya Muhammadiyah, yang disebut-sebut Kuntowijoyo dalam “Pengantar” buku Membendung Arus, meliputi tradisionalisme Islam, Jawaisme, dan modernisme kolonial.

Ijtihad Muhammadiyah sejak berdirinya tentu saja diarahkan pada persoalan ketiganya yang melibatkan persoalan agama sekaligus duniawi. Terhadap tradisionalisme Islam dan Jawaisme, Muhammadiyah menyoroti berbagai ritual Muslim tradisionalis yang dianggap “menyimpang” dari syariat Islam.

Muhammadiyah Menghadapi Modernisme Kolonial

Sementara itu, untuk menghadapi modernisme kolonial, Muhammadiyah membuka ruang layanan publik yang dibutuhkan masyarakat namun tetap menjadi media dakwah. Gagasan ijtihad semacam ini yang ditopang keyakinan semboyan al-ruju’ ila al-Qur’an wa al-Sunnah memberi konsekuensi logis pada aspek kemajuan dibidang agama (dakwah) dan sosial.

Tidak salah lagi gagasan ijtihad Muhammadiyah membawanya ke dalam wacana di mana pembaruan (tajdid) merupakan suatu yang niscaya. Pembaruan mengindikasikan adanya format baru atau memperbarui sesuatu, sehingga ijtihad-lah yang diperlukan.

Adapun ijtihad memerlukan keleluasaan akal dalam mengoptimalkan proses kerjanya. Selaras dengan hal itu, Muhammadiyah mengakui bahwa Islam adalah agama rasional yang terbuka bagi ide-ide, kreativitas, dan kemajuan.

Ijtihad dimaksudkan sebagai upaya bersungguh-sungguh untuk menemukan tafsir serta pendapat mengenai suatu hal. Menurut pemahaman

Muhammadiyah, ijtihad terdiri dari interpretasi secara rasional terhadap Al-Qur’an dan Hadis. Dengan keyakinan bahwa pintu ijtihad selalu terbuka, Muhammadiyah tidak membenarkan anggotanya melakukan taklid.

Doktrin Muhammadiyah menerangkan bahwa ijtihad bisa dilakukan secara personal maupun kolektif. Jika seorang Muslim tidak mampu berijtihad secara individu karena lemahnya pengetahuan agama, maka diperbolehkan ittiba’ dengan mengikuti ijtihad seorang ulama yang mendasarkan segala sesuatu pada Al-Qur’an dan Hadis.

Meskipun demikian, setiap individu yang ber-ittiba’ atau mengikuti fatwa ulama diharuskan memahami pula makna dan posisi argumen agama yang menjustifikasi fatwa tersebut.

Tags: gagasan ijtihadijtihadkh.ahmad dahlanMuhammadiyah
Previous Post

Tahukah Kamu Istilah Mursyid?Ini Penjelasannya

Next Post

Ijtihad dalam Upaya Menafsir Ulang Al-Qur’an

Siti Mariatul Kiptiyah

Siti Mariatul Kiptiyah

RelatedPosts

memahami filantropi islam
Kolom

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair
Kolom

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
muharram
Kolom

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
hijrah
Kolom

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

28/07/2022
kekerasan seksual
Kolom

Kenapa Masih Ada Kekerasan Seksual di Pesantren?

26/07/2022
ukhuwah wathaniyah
Kolom

Pentingnya Ukhuwah Wathaniyah di Bumi Indonesia

18/07/2022
Next Post
Tujuan Beragama: Mewujudkan Kebaikan Bukan Menebar Kejahatan

Ijtihad dalam Upaya Menafsir Ulang Al-Qur’an

Nasehat Untuk Pemuda Dan Pemudi Islam

Adab Terhadap Guru dan Ilmu Pengetahuan

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Ketua Umum Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief

Ormas Keagamaan Harus Ikut Masifkan Media Sosial Dengan Konten Perdamaian

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    40 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.