Senin, Agustus 8, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Pandemi Covid-19 Sebagai Momentum Untuk Berjihad

Pandemi Covid-19 Sebagai Momentum Untuk Berjihad

Pandemi COVID-19 Sebagai Momentum untuk Berjihad

Cokky Guntara by Cokky Guntara
24/07/2021
in Kolom, Tajuk Utama
3 0
0
2
SHARES
42
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Momentum Jihad dari Pandemi COVID-19

Sudah hampir dua tahun Indonesia mengalami kondisi terpuruk. Hal itu disebabkan lantaran masuknya virus COVID-19 dan menyebar sedemikian pesat. Sehingga pemerintah harus berfikir bagaimana cara untuk menekan angka penularan virus tersebut.

Upaya demi upaya sudah dilakukan oleh pemerintah. Pada periode awal masuknya virus tersebut, pemerintah menerapkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), kemudian New Normal sampai yang sedang berlaku hari ini yaitu PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Namun semuanya itu dianggap belum mampu menjadi solusi yang efektif dalam penanganan penyebaran kasus COVID-19.

BacaJuga

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

Tidak hanya itu, selain belum berhasilnya upaya-upaya pencegahan penyebaran virus corona, ada dampak lain yang mesti diperhatikan. Diantaranya adalah dampak terhadap masyarakat menengah kebawah. Masyarakat mengalami kesulitan mencari nafkah untuk keluarganya, ada pula yang kehilangan pekerjaannya. Penyebabnya adalah lantaran kebijakan yang melarang atau membatasi aktifitas perekonomian. Belum lagi masyarakat yang harus kehilangan pekerjaannya, tentu karena dampak dari kebijakan itu pula.

Memang betul bahwa pemerintah melakukan upaya dalan pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat. Seperti bantuan-bantuan sembako, uang tunai dan lain sebagainya. Namun terkadang pendistribusiannya yang tidak atau belum merata, dan tidak pula terjamin mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Sebagai sesama masyarakat, hal ini tentu menjadi satu potret yang cukup menyentuh hati. Bagaimana tidak, kita diperlihatkan orang-orang di sekitar kita yang mengeluh lantaran tidak ada biaya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Belum lagi jika terdapat anggota keluarganya yang terpapar COVID-19. Tentu keadaan ini layaknya jatuh dan tertimpa tangga. Terlalu banyak penderitaan dan kesulitan yang dirasakan oleh masyarakat.

Lalu, apakah keadaan yang sedemikian itu membuat kita harus berdiam diri dan pasrah? Tentu tidak. Meski kita boleh berharap kepada pemerintah untuk menyelesaikan segala persoalan ini, namun sebagai bagian dari bangsa Indonesia, tentu diam bukanlah pilihan yang tepat.

Indonesia adalah bangsa yang kuat karena budaya gotong royongnya. Tentu semangat ini harus kita jaga bersama, apalagi dalam menghadapi gelombang ujian yg besar ini. Sayangnya, tidak sedikit juga (sebagian) masyarakat yang acuh dan tidak perduli terhadap sesama. Padahal, dalam keadaan seperti ini, kesadaran untuk saling peduli antar sesama harus dibangkitkan. Sudah waktunya masyarakat yang apatis, berhijrah menjadi insan yang memiliki kepedulian yang tinggi.

Dalam Islam, jelas sekali kita diperintahkan untuk saling tolong menolong dan bahu membahu. Dimana yang kuat harus menolong yang lemah, yang kaya membantu yang miskin, yang sehat memperhatikan yang sakit. Hal ini lantaran Allah secara langsung mengamanatkannya dalam dalil Alquran kepada seluruh umat manusia. Surat Al-Maidah ayat 2, Allah SWT berfirman:

 وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

”Dan tolong-menolong lah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwa lah kamu kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah sangat berat.”

Secara gamblang Islam menjelaskan bahwa tolong menolong merupakan perintah Allah, serta merupakan bagian dari pada jihad dalam pengertian upaya menuju kebaikan.

Jihad Kemanusiaan

Berbicara tentang Jihad, Istilah ini tidak boleh diartikan dalam pengertian yang sempit. Seperti halnya berperang, menaklukan musuh, dan lain sebagainya. Jihad memiliki makna yang luas, yang salah satu diantara pengertiannya adalah upaya menuju kebaikan.

Kemudian praktik jihad pun harus sesuai dengan konteks dan keadaannya. Jika dalam konteks berkehidupan seperti di Indonesia, dimana isinya penuh perdamaian, santun, serta toleran, tentu jihad dalam artian perang merupakan suatu hal yang tidak tepat untuk dilakukan.

Lalu jihad yang seperti apa yang tepat dilakukan pada saat ini? Tentu jihad yang mengandung makna menuju kebaikan. Seperti halnya menyuarakan semangat untuk melawan virus corona, membantu sesorang yang sedang dalam keadaan sulit, membantu orang yang terpapar COVID-19, itu merupakan bentuk jihad yang tepat.

Dalam Alquran, perintah jihad secara fisik selalu diawali dengan berjihad dengan harta baru mempertaruhkan jiwa (wa jahidu bi amwalikum wa amfusikum). Sebagaimana Quran Surah Al Hujurat ayat 15;

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan hrta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS: Al-Hujurat 49:15).

Dengan demikian, jelas sudah bahwa Allah SWT menyerukan kepada kita untuk mengutamakan berjihad dengan harta, baru kemudian dengan jiwa. Dalam konteks pandemi seperti sekarang, inilah momentum yang tepat untuk menjalankan salah satu perintah agama, yaitu berjihad dengan harta. Dengan cara menyisihkan sebagian harta yang kita miliki, untuk membantu orang-orang yang sedang membutuhkan atau sedang mengalami kesulitan ekonomi karena dampak pandemi COVID-19

Karena itu, Indonesia akan tetap utuh dan kuat melawan badai virus corona jika antara sesama masyarakat mau berjihad dengan harta dan jiwanya, untuk menolong terhadap saudara sebangsanya.

Tags: COVID-19JihadJihad PandemiPandemi COVID-19PPKM Darurat
Previous Post

Daftar Peserta Pelatihan Kepenulisan Islamina Seri 1

Next Post

Politik Islam: 4 Dasar Utama dalam Berpolitik yang Baik

Cokky Guntara

Cokky Guntara

Aktivis Muda NU

RelatedPosts

bulletin jum'at
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
muharram
Kolom

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
Bulletin Jum'at Al-Wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

29/07/2022
al-Qur'an Sunnah
Gagasan

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (2)

28/07/2022
hijrah
Kolom

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

28/07/2022
al-qur'an sunnah
Gagasan

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (1)

27/07/2022
Next Post
Politik Islam: 4 Dasar Utama Dalam Berpolitik Yang Baik

Politik Islam: 4 Dasar Utama dalam Berpolitik yang Baik

Perjalanan Pemikiran Ibnu Rusyd: Latarbelakang Sosio-historis (1)

Perjalanan Pemikiran Ibnu Rusyd: Pembelaan dan Purifikasi Filsafat (3)

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Musdah Mulia

Kikis Intoleransi, Jangan Ada Lagi Pemaksaan Jilbab di Sekolah

07/08/2022
bulletin jum'at

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
muharram

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
Bulletin Jum'at Al-Wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

29/07/2022
al-Qur'an Sunnah

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (2)

28/07/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    80 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    52 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.