Sabtu, Agustus 13, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
ukhuwah wathaniyah

ukhuwah wathaniyah

Pentingnya Ukhuwah Wathaniyah di Bumi Indonesia

Anton Prasetyo by Anton Prasetyo
18/07/2022
in Kolom, Tajuk Utama
1 0
0
1
SHARES
25
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Di dalam agama terdapat persaudaraan sesama pemeluk agama, sebagaimana dalam Islam ada istilah ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama pemeluk agama Islam). Dalam ikatan ini, antara satu dengan yang lainnya bagaikan bagian anggota tubuh yang antara satu dengan yang lain saling melengkapi. Ketika kaki terluka maka mata akan meneteskan air mata sembari mencarikan obat dan tangan mengambil obat serta mengoleskan ke dalam luka. Tak cukup dengan itu, seluruh anggota tubuh sering kali bukan hanya mencari obat, namun mencari akar masalah yang membuat kaki terluka untuk selanjutnya membasminya. Dalam pada itulah, terdapat “aturan” yang mesti ditaati kaitannya dengan hubungan dengan sesama.

Negara Indonesia merupakan negara bangsa yang di dalamnya terdapat beberapa agama. Sehingga, selain adanya ukhuwah Islamiyah atau sejenis, juga diperlukan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama rakyat Indonesia). Hal ini menjadi penting lantaran di dalam negara Indonesia, seorang individu akan bergerak tidak hanya bertemu dengan pemeluk agama yang sama, namun juga besar kemungkinan bertemu dengan yang lain. Jika yang diterapkan hanya ukhuwah Islamiyah saja, maka bisa jadi persaudaraan dengan yang lain agama akan terkendala.

BacaJuga

Darurat Literasi Islam yang Ramah

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

Bagaimanapun, setiap agama selalu mengajarkan untuk mengundang (dakwah) kepada orang lain agar memeluk agamanya. Beragam strategi dirancang dalam rangka mendapatkan pengikut yang banyak. Bahkan, bagi individu yang berhasil mengajak orang lain masuk ke dalam agama yang dianutnya, maka dirinya akan mendapatkan reward besar dari Tuhan. Tuhan akan memberikan kehidupan nyaman (surga) pada kehidupan setelah dunia kelak.

Jika ditelaah secara serampangan, maka ajakan kepada orang lain dapat dilakukan dengan cara apapun, yang penting mendapatkan pengikut. Ibarat berjualan, maka kadang ada yang menawarkan barang dagangannya dengan cara tidak baik. Kadang ada penjual yang memaksa masyarakat agar membeli meskipun pada dasarnya tidak berkebutuhan terhadapnya. Tentu kenyataan ini tidak akan menenteramkan, baik bagi penjual, lebih-lebih bagi pembeli.

Di dalam dakwah pun demikian, ketika dakwah dilakukan tanpa adanya mauizah hasanah, bahkan dengan cara yang radikal, maka justru akan merusak persaudaraan dan mencoreng nama baik agama. Tentu kenyataan ini akan merugikan semua pihak.

Dakwah yang baik ibarat pedagang yang selalu menawarkan barang dagangannya dengan cara yang baik dengan terus menjaga kualitas produk yang ada sehingga para calon pembeli merasa butuh dan senang membeli barang dagangan yang dibawanya. Bahkan, ketika barang tersebut sudah menjadi kebutuhan masyarakat, maka barang tersebut selalu dicari keberadaannya. Di sinilah mestinya agama didakwahkan demikian. Agama merupakan dagangan yang kualitasnya baik, sehingga para “penjual” mesti bisa mengemas kata yang baik sehingga masyarakat luas akan merasa butuh terhadap agama yang penjual anut. Sehingga, mereka akan dengan sendirinya tergugah hati memeluk agama sesuai yang “penjual” anut.

Jika umat bisa berdakwah dengan cara yang santun sebagaimana tersebut di atas, maka bukan saja agama yang semakin berkembang, namun ikatan persaudaraan sesama bangsa akan terus terjalin erat. Di sinilah akan terjalin ukhuwah Islamiyah dan wathaniyah secara bersamaan. Jika ini yang terjadi, maka setiap individu akan semakin shalih menurut penilaian agama dan nyaman hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain.

Ukhuwah wathaniyah saat ini harus terus dipupuk karena sering kali mencuat sekelompok umat yang mengatasnamakan agama yang berbuat radikal terhadap umat lain dalam rangka berdakwah. Mereka seakan tidak sadar bahwa para pendahulu bangsa telah terlebih dahulu melakukan dakwah yang santun sehingga bisa menyebarkan agama dengan tetap menjaga keutuhan NKRI. Bahkan, adanya Pancasila, UUD, juga semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan beberapa produk yang erat kaitannya dengan pendakwah agama yang tetap menjaga bangsa. 

Kita yang hidup di zaman sekarang mesti bisa meneruskan juang para pendahulu yang santun penuh dengan nuansa kekeluargaan. Dengan begitu, umat akan terus bisa menjalankan syariat agama dengan tenang di dalam rumah besar Indonesia.

Wallahu a’lam.

Tags: IndonesiaNKRIUkhuwah IslamiyahUkhuwah WathaniyahUmat Islam
Previous Post

Nikah Beda Agama (1)

Next Post

Nikah Beda Agama (2)

Anton Prasetyo

Anton Prasetyo

RelatedPosts

Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair
Kolom

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan
Kabar

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

10/08/2022
bulletin jum'at
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
muharram
Kolom

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
Bulletin Jum'at Al-Wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

29/07/2022
Next Post
nikah beda agama 2

Nikah Beda Agama (2)

belajar

Rahasia Membangkitkan Semangat Belajar dalam Kitab Mahfuzhat

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Ketua Umum Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief

Ormas Keagamaan Harus Ikut Masifkan Media Sosial Dengan Konten Perdamaian

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022
Anwar Sanusi

Stop Perdebatan Narasi Konfrontasi Antara Pancasila dan Agama

11/08/2022
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

10/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.