Rabu, Agustus 10, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Politik Islam: 4 Dasar Utama Dalam Berpolitik Yang Baik

Politik Islam: 4 Dasar Utama Dalam Berpolitik Yang Baik

Politik Islam: 4 Dasar Utama dalam Berpolitik yang Baik

Moh. Afif Sholeh, M.Ag by Moh. Afif Sholeh, M.Ag
25/07/2021
in Kolom
4 0
0
3
SHARES
65
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

 

من بَدَأَ بسياسة نَفسه أدْرك سياسة النَّاس

Barangsiapa yang mampu memulai mengatur diri sendiri maka ia akan mudah mengatur orang lain.

BacaJuga

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

Kenapa Masih Ada Kekerasan Seksual di Pesantren?

Kata bijak diatas sangat inspiratif bagi siapapun yang ingin menjadi seorang pemimpin yaitu memiliki kemampuan diri dalam mengendalikannya karena orang yang tak mampu menguasai diri sendiri maka tak akan mampu mengatur, mengayomi orang lain. Imam al-Mawardi dalam kitab Durar as-Suluk fi Siyasat al-Muluk menjelaskan:

فَإِذا بَدَأَ الْإِنْسَان بسياسة نَفسه كَانَ على سياسة غَيره أقدر وَإِذا أهمل مُرَاعَاة نَفسه كَانَ بإهمال غَيره أَجْدَر

Ketika manusia memiliki kemampuan untuk memulai mengatur dirinya maka mengatur orang lain menjadi lebih mudah. Dan bila seseorang tak mampu mengatur diri maka lebih baik tak mengatur orang lain.

Pemimpin harus mampu mengendalikan diri

Seorang pemimpin, politikus harus menjadi public figure yang baik karena masyarakat bisa menilai yang baik atau tidak, lebih-lebih media sangat menyorot ucapan dan perilaku mereka maka harus mampu mengendalikan diri sendiri agar masyarakat menjadi dewasa dalam berpikir dan bekerja. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam mengingatkan akan pentingnya memperbaiki diri sendiri sebelum menjadi tokoh masyarakat, politikus, pejabat.

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (44)

Artinya: “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”(QS. Al-Baqarah: 44)

Menurut imam ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa maksud ayat ini ditujukan kepada orang yang hendak memerintahkan kepada orang lain baik dengan nasehat atau cara lain harus menasehati dirinya sendiri terlebih dahulu. Hal ini agar tak seperti lilin yang mampu menerangi sekelilingnya namun dirinya hancur, lenyap, sirna.

Baca juga: Pandemi dan Ujian Politik Demokrasi

Maka dari itu, agar kita mendapatkan kedudukan yang tinggi di hadapan manusia maka harus memperbaiki diri sendiri dan mencerminkan pribadi yang baik. Orang lain tak akan percaya kepada kita jika hanya mengandalkan ceramah, orasi belaka tanpa ada bukti nyata karena masyarakat hanya menilai yang nyata bukan seperti di dunia maya.

 

Empat Kategori Dasar Berpolitik Yang Baik

 

Berbicara tentang urusan politik memang pembahasannya tak ada habisnya, selalu ada bahan untuk dikaji, baik strategi yang sering menghabiskan energi, maupun para politikus yang selalu unjuk gigi dari pagi ketemu pagi lagi.

 

Beruntung orang yang berpolitik dengan cara cerdik tanpa menjatuhkan harga diri lawan-lawannya sehingga ia selalu terhormat di hadapan pendukungnya juga disegani oleh rival-rivalnya.

 

Syeh Ar-Ragib al-Asfihani dalam Kitab Makarim as-Syariah menjelaskan bahwa: Dasar berpolitik yang bijaksana ada empat kategori, yaitu:

Baca juga: Berpolitik Ala Rasulullah, Wajibkah?

Pertama, Strategi politik para Nabi  ditujukan kepada orang masyarakat awam maupun kalangan khusus tak hanya dalam urusan lahiriyah semata tapi juga batin mereka.

 

Kedua, Para pemimpin pemerintahan atau pejabat yang hanya mengurusi urusan lahiriyah semata.

 

Ketiga, Para filosof atau cendikiawan yang hanya terbatas mengurusi urusan batin masyarakat tertentu atau kalangan khusus.

 

Keempat, Para Ulama’ maupun penceramah yang bertugas mengurusi moral masyarakat pada umumnya.

 

Setelah tak ada kenabian maka strategi politik yang baik adalah memberikan pemahaman yang benar serta memberikan solusi yang dibutuhkan mereka.

 

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa setiap elemen masyarakat mempunyai peran masing-masing, tinggal upaya mengkombinasikan semuanya sehingga saling melengkapi. Hal ini ibarat pelangi, enak dipandang mata karena tersusun dari berbagai warna dan berbagai karakter yang mampu bersatu sehingga membuat keindahan tersendiri.

 

Maka dari itu, perbedaan bila dikombinasikan akan menjadi sesuatu yang berharga. Bangsa ini akan maju bila saling menghormati satu dan yang lainnya, bukan saling mencela yang akan mengakibatkan hancurnya sebuah bangsa.

 

Tags: dasar berpolitikIslamPolitikPolitik Islamsiyayah
Previous Post

Pandemi COVID-19 Sebagai Momentum untuk Berjihad

Next Post

Perjalanan Pemikiran Ibnu Rusyd: Pembelaan dan Purifikasi Filsafat (3)

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Seorang penggiat literasi dan penikmat kopi

RelatedPosts

muharram
Kolom

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
hijrah
Kolom

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

28/07/2022
kekerasan seksual
Kolom

Kenapa Masih Ada Kekerasan Seksual di Pesantren?

26/07/2022
ukhuwah wathaniyah
Kolom

Pentingnya Ukhuwah Wathaniyah di Bumi Indonesia

18/07/2022
perempuan bercadar
Kolom

Perempuan Bercadar di Indonesia Tak Semuanya Eksklusif

04/07/2022
pendidik
Kolom

Menegaskan Kembali Peran dan Tanggung Jawab Seorang Pendidik

29/06/2022
Next Post
Perjalanan Pemikiran Ibnu Rusyd: Latarbelakang Sosio-historis (1)

Perjalanan Pemikiran Ibnu Rusyd: Pembelaan dan Purifikasi Filsafat (3)

Surat Yasin Ayat 12: Kunci Keberhasilan Di Masa Depan

Surat Yasin Ayat 12: Kunci Keberhasilan di Masa Depan

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Musdah Mulia

Kikis Intoleransi, Jangan Ada Lagi Pemaksaan Jilbab di Sekolah

07/08/2022
bulletin jum'at

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
muharram

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
Bulletin Jum'at Al-Wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

29/07/2022
al-Qur'an Sunnah

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (2)

28/07/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    80 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    52 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.