Rabu, Agustus 10, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kabar
Puncak Harlah PERGUNU ke

Puncak Harlah PERGUNU ke

Puncak Harlah PERGUNU Ke-70: “Guru Mulia Membangun Peradaban Dunia”

Admin Islamina by Admin Islamina
01/04/2022
in Kabar
4 0
0
4
SHARES
73
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) baru saja memperingati puncak Harlah PERGUNU Ke-70. Puncak harlah PERGUNU tahun ini berlangsung Kamis, 31 Maret 2022 secara Hybrid yakni disiarkan langsung dari Ballroom Hotel Aryaduta Tugu Tani Jakarta Pusat dan secara online melalui zoom dan live YouTube. Tema yang diangkat dalam harlah tahun ini ialah “Guru Mulia Membangun Peradaban Dunia”. Sebagai pendidik, guru memiliki tanggungjawab dalam mewujudkan peradaban manusia di masa depan.

Dalam pidatonya, Prof. Dr. H. M. Ali Ramdhani, S.TP., M.T. selaku Dirjen Pendidikan Islam Kemana RI dan Ketua LP Maarif NU PBNU menyampaikan tentang bagaimana pendidikan menjawab tantangan Indonesia Emas Tahun 2045. Beliau menjelaskan bagaimana PERGUNU hari ini telah menjadi organisasi profesi yang luar biasa. Sebagai organisasi profesi, PERGUNU tidak sekedar mewujud menjadi menara gading yang indah dan elok dipandang, tetapi lebih mewujud menjadi sebuah mercusuar yang mampu menerangi dunia di saat kegelapan dan menunjukan arah-arah peradaban.

BacaJuga

Kikis Intoleransi, Jangan Ada Lagi Pemaksaan Jilbab di Sekolah

Nurwakhid: ACT Belum Masuk Daftar Terduga Teroris

ACT Terindikasi Selewengkan Dana Untuk Terorisme dan Kepentingan Pribadi, Ini Kata MUI

“Melalui berbagai aktivitas yang kemudian menjadi mitigasi dari Covid-19 yaitu mereka melakukan guru kunjung, mereka melakukan Drive thrue, bahkan saya tau, di beberapa tempat nekat untuk tetap melakukan proses pembelajaran. Semuanya semata-mata untuk menghidmatkan diri untuk proses pendidikan yang berlangsung secara keberlanjutan,” jelasnya.

Prof. Dr. H. M. Ali Ramdhani juga menjelaskan bagaimana melakukan proses pendidikan baik di sekolah maupun madrasah. Ia menjelaskan pentingnya kontekstualisasi teori di dalam kelas yang diterima oleh peserta didik dalam lingkungan sekitar. “Anak-anak bangsa yang berada pada poros, sudut-sudut kemajuan bangsa bukan pada pojok-pojok perkembangan peradaban, tetapi kita harus meyakinkan bahwa mereka adalah penikmat, pelaksana, dari setiap kemajuan bukan sekedar penonton,” jelasnya lagi.

Beliau mengibaratkan profesi yang akhir-akhir ini diminati banyak kalangan muda yakni menjadi “YouTuber” padahal dahulu profesi ini belum pernah dikenal. Di masa depan, anak-anak didik akan menggunakan perangkat teknologi yang lebih canggih dibanding hari ini. Dunia pendidikan memiliki tantangan untuk melahirkan generasi yang mampu berfikir.

“Perlunya komponen-komponen yang menyempurnakan eksistensi manusia. Manusia dalam berbagai definisi dalam terminologi biologi bahwa manusia sesungguhnya adalah sebuah spesies yang di sebut homo Sapiens,” jelasnya. Secara bahasa, homo adalah makhluk dan Sapiens berarti mampu berfikir. Selain itu, Rene Descartes salah satu ilmuwan memiliki definisi terhadap eksistensi manusia, “Cagito Ergo Sum” ketika kita berfikir maka kita ada. Eksistensi manusia terletak pada kemampuan berfikir.

“Ada pepatah yang berkata apabila kau ingin hidup selama tahunan maka tanamlah padi, apabila engkau ingin kesejahteraan selama puluhan tahun maka tanamlah pohon. Dan apabila engkau ingin beradad-abad sepanjang masa maka tanamlah orang dan itu yang telah dilakukan oleh PERGUNU,” imbuhnya lagi.

Dalam pidatonya, beliau berpesan bahwa semua akan mati termasuk yang cerdas, kecuali dia Yang nampu beradaptasi. Orang terpelajar hanyalah pemilik masa lalu, orang yang terus belajar yang akan menjadi pemilik masa depan. “Eisntein pernah berkata bahwa mereka yang pintar bukanlah Meraka yang berhitung secara cepat, bukan mereka yang mampu menghafal berjilid2 terapi mereka yang mampu beradaptasi,” pesannya.

Pidato manifesto pendidikan juga disampaikan oleh Najelaa Shihab selaku Founder Sekolah dan Kampus Guru Cikal. Ada berbagai tantangan pendidikan di Indonesia yang harus dihadapi oleh para guru. “Apa yang terjadi di masa depan sesungguhnya sudah terjadi saat ini, yakni dibentuk dari dalam ruang kelas kita,” jelasnya. Pendidikan di Indonesia masih saat belum bisa sampai kepada implementasi perubahan. Maka berbagai tantangan yang dihadapi antara lain ialah perkembangan teknologi (digitalisasi).

“Satu-satunya cara ialah pendidikan yang memberdayakan, yang memerdekakan, yang menumbuhkan kompetensi, untuk terus beradaptasi, apapun situasi yang dihadapi. Yang menantang sebetulnya adalah kompetisi apapun yang ingin kita tumbuhkan di murid-murid kita itu adalah sesuatu yang harus ada dikitanya dulu,” jelasnya lagi. Untuk menjawab tantangan ini, dunia pendidikan harus memberikan berbagai kompetensi kepada peserta didik. Kompetensi kunci adalah yang transdisiplin. Di Islam esensi dari Tarbiyah ialah transformasi. Sampai ke aksi. Menurutnya, proses pendidikan belum selesai apabila hanya berhenti di pikiran.

“Apapun yang diujikan itu hanya relevan di selembar kertas, hanya relevan di dalam ruangan kelas, maka itu pasti itu bukan kompetensi. Ujian kompetensi adalah kemampuan untuk mentransfer apapun yang dipelajari dalam konteks nyata sehari-hari,” tuturnya.

Beliau menjelaskan ada 3 ciri yang harus dimiliki pendidik sebagai bagian dari dimensi kompetensi kemerdekaan belajar, antara lain ialah pertama, komitmen yang kuat mewujudkan tujuan pendidikan. Kedua, kemandirian dalam cara yakni menjadi guru yang mandiri dengan berbagai inovasi pembelajaran. Ketiga, Refleksi yakni mampu melihat tantangan masa depan.

“Untuk terus meningkatkan kompetensi-kompetensi para guru itu berarti aksinya harus lebih banyak, dampaknya Harus lebih signifikan dalam semua program pengembangan dan pelatihan. Untuk terus memimpin kolaborasi,” imbuhnya.

Terakhir, pidato manifesto pendidikan disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Asep Saefuddin Chalim, M.A. selaku Ketua Umum PERGUNU. Beliau menyampaikan tentang peran pendidikan dalam membangun manusia. Guru diharapkan mampu melahirkan insan-insan masa depan yang berakhlak mulia.

“Tujuan pendidikan nasional kita itu berakhir pada bagaimana membuat Indonesia ini maju, adil dan makmur. Mewujudkan keadilan sangat sulit, mewujudkan kemakmuran juga sangat sulit, tetapi ini tanggungjawabnya lembaga-lembaga pendidikan dan utamanya tanggung jawab guru. Guru juga tidak bisa berdiri sendiri tanpa didukung lembaga pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan,” jelasnya.

Berbagai tanggungjawab yang harus dibawa oleh guru antara lain tanggungjawab keimanan. “Murid harus memiliki sisi keimanan bahwa murid paham betul ada kehidupan lagi. Anak didik yang akan menjadi generasi berikutnya mereka harus memiliki keimanan. kehidupan selanjutnya yang disebut Yaumul Jaza, Yaumul Qiyamah, dan kehidupan sekarang disebut sebagai Yaumul Mazroah tempat kita berkiprah tetapi kiprah kita akan dibalas di hari pembalasan. Keimanan ini bisa melahirkan generasi yang adil dengan keyakinan yang demikian,” imbuhnya.

Tanggungjawab lainnya ialah tanggungjawab Ketaqwaan yang dalam Alquran juga dijelaskan bahwa ketaqwaan akan membuat seseorang menjadi sejahtera. Barangsiapa yang senantiasa bertaqwa kepada Allah maka Allah akan menjadikan seluruh kesulitannya akan senantiasa diberikan jalan keluar. Seluruh urusan-urusannya akan dimudahkan. Dan akan dimudahkan Rizki dalam bentuk yang tidak di duga-duga.

“Tujuan pendidikan yang harus kita wujudkan bersama-sama ialah membentuk anak berakhlak mulia. Yakni piawai dalam bergaul, tidak malas, tidak putus asa, disiplin, bertanggungjawab,” imbuhnya lagi.

Tanggungjawab lain yang harus diwujudkan ialah akademis yakni seluruh peserta didiknya harus mampu menyerap muatan kurikulum. Tuntas muatan tuntas jangkauan. Selain itu tanggungjawab kecerdasan dan tanggungjawab ketrampilan. Pada akhirnya, pendidikan memiliki tanggung jawab untuk melahirkan generasi yang mampu beradaptasi dalam semua keadaan dan zamannya.

Tags: Ali RamdhaniguruNajeela ShihabPendidikan IslamPERGUNUUstadz
Previous Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 019

Next Post

Mendamaikan Hisab dan Rukyat

Admin Islamina

Admin Islamina

RelatedPosts

Musdah Mulia
Kabar

Kikis Intoleransi, Jangan Ada Lagi Pemaksaan Jilbab di Sekolah

07/08/2022
Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid
Kabar

Nurwakhid: ACT Belum Masuk Daftar Terduga Teroris

06/07/2022
Asrorun Niam Sholeh
Kabar

ACT Terindikasi Selewengkan Dana Untuk Terorisme dan Kepentingan Pribadi, Ini Kata MUI

06/07/2022
Kabul Doniyanto LCRT PB PMII
Kabar

PB PMII Sarankan Kader Lebih Selektif Memilih Lembaga Filantropi

05/07/2022
Dr Moch Syarif Hidayatullah
Kabar

Mimbar Agama, Ideologisasi, Agitasi, dan Polisasi, Ini Kata Ketua Umum ADDI

30/06/2022
Islah Bahrawi
Kabar

Radikalisme Agama Bergerak di Pusat Kegiatan Keagamaan, Tak Terkecuali Masjid dan Pesantren

23/06/2022
Next Post
Hisab dan Rukyat

Mendamaikan Hisab dan Rukyat

selamat menunaikan ibadah puasa h

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1443 H

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Musdah Mulia

Kikis Intoleransi, Jangan Ada Lagi Pemaksaan Jilbab di Sekolah

07/08/2022
bulletin jum'at

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
muharram

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
Bulletin Jum'at Al-Wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

29/07/2022
al-Qur'an Sunnah

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (2)

28/07/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    80 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    52 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.