Rabu, Agustus 17, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Revitalisasi Kebangkitan Umat Islam Ala Muhammad Abduh

Revitalisasi Kebangkitan Umat Islam Ala Muhammad Abduh

Revitalisasi Kebangkitan Umat Islam ala Muhammad Abduh

Khoirul Anwar Afa by Khoirul Anwar Afa
22/02/2021
in Kolom, Populer
5 0
0
5
SHARES
108
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram


Islamina.id – Muhammad Abduh merupakan ulama Mesir yang jasanya dikenang sebagai pembaharu di dunia Islam. Hal itu ditenggarai gerakan Abduh yang cenderung “membongkar” tidurnya umat muslim dari keterpurukan yang panjang.

Di pengantar Tafsirnya, ia berdalih bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk umat manusia di mana saja dan kapan saja. Akan tetapi ketika ia bandingkan dengan kondisi saat itu, dinilai tidak adanya kompatibel antara kewahyuan Al-Qur’an dengan kondisi umat muslim.

BacaJuga

Memahami Filantropi Islam

Darurat Literasi Islam yang Ramah

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

Baca juga: Benarkah Demokrasi Bertentangan dengan Islam?Ini Penjelasannya (1)


Dari sini seolah ia mempertanyakan, siapa yang salah, padahal Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai pengajaran ilmu-ilmu yang dibutuhkan, juga sebagai hidayah dan pencerahan? Lalu kenapa umat muslim masih berada dalam suasana pemikiran yang gelap? Bukankah Allah menghendaki umat muslim terus berpikir cerah untuk meraih kebahagiaan dunia sebelum kebahagiaan akhirat itu diraih?


Sebenarnya masih banyak pertanyaan-pertanyaan dobrakan Abduh yang menohok. Saking mengenanya Abduh dan Tafsirnya dinilai oleh sebagian ulama sebagai ulama muslim yang tidak baik diikuti. Bahkan di Nusantara sendiri banyak pesantren yang sampai saat ini tidak membolehkan santrinya membaca kitab Tafsir al-Mannar itu (Bruienessen, 2012).

Biografi Muhammad Abduh

Sekilas tentang Muhammad Abduh, ia adalah seorang teolog, filsuf yang lahir pada tahun 1849 di Provinsi Bukhairoh Mesir. Dalam dinamika perjalanan intelektualnya, Abduh sering dilukiskan jenuh dengan pengajaran yang ia terima. Sehingga akhirnya ia bertemu dengan Jamaluddin al-Afghani ( w. 1897), lalu ia menjadi murid setianya karena tertarik dengan pemikiran al-Afghani yang dianggap progresif, tidak monoton.


Abduh selama hidupnya dikenal menentang kejumudan berfikir yang dilakukan oleh mayoritas muslim. Bahkan di Al-Azhar sendiri ia kritik karena masih terdapat kelompok mayoritas saat itu, yang hanya melakukan ilmu dengan cara menghafalnya saja. Berpegang kokoh pendapat-pendapat ulama terdahulu tanpa adanya selektif yang ketat. Serta tidak ada pengembangan terhadap ilmu-ilmu modern yang bisa digunakan untuk mempertahankan kedudukan.


Dari sanalah Abduh menyinggung sejarah Islam saat berkembang pesat dibawakan oleh Nabi Muhammad. Menurutnya, pada saat itu, kaum muslimin hanya menggunakan sebagian dari ayat Al-Qur’an saja, tetapi bisa menaklukkan bangsa-bangsa besar yang menguasai banyak ilmu dan kekuatan.

Sebagai contoh, Islam bisa menaklukkan bangsa besar pada saat itu, Persi dan Rum. Serta bisa melakukan regulasi politik yang di berbagai wilayah yang sebelumnya berada di bawah cengkeraman kekuasaan Eropa.

Baca juga: Dakwah Santun Para Habaib yang Perlu Diteladani


Menurut Abduh, semua itu sebenarnya merupakan janji Allah yang dituliskan dalam Al-Qur’an, sebagaimana yang disebutkan dalam surah An-Nisa ayat 140, Ali Imran 39, dll. Menurut Abduh, janji-janji itu diberikah oleh Allah di tengah kondisi kekuaatan umat muslim yang sangat lemah dan miskin. Namun, janji-janji itu tetap diberikan untuk kejayaan umat muslim. Secara nalar hal ini tentu tidak logis.


Abduh melihat secara faktual bahwa yang dibawa Islam saat itu, telepas dari mukijzat Allah, karena memang misi penting yang disemarakkan adalah keadilan, pengangkatan hak martabat manusia, kemaslahatan, dll. Sedangkan kekuasaan yang dilawan pada saat itu adalah budaya anarkis, perpolitikan yang menindas, gemar dengan harta dan tahta yang berdampak pada ketimpangan sosial.

Baca juga: Pentingnya Meneladani Moralitas Habaib


Hal inilah yang dipahami oleh as-Syathibi dan seterusnya sampai Jasser Auda sebagai bentuk maqashid as-Syariah. Tujuan dari diterapkan syariat Islam itu sendiri, yang tujuan utamanya adalah menerapkan kemaslahatan, menghapus segala penindasan dan pengrusakan.

Pemahaman seperti ini seharusnya dikontekstualisasikan ajaran-ajarannya. Bukan atas dasar formalitas syariah tetapi berujung pada situasi yang tertolak dari esensi misi Islam itu sendiri.

Tags: kebangkitan islammuhammad abduhrevitalisasi
Previous Post

Benarkah Demokrasi Bertentangan dengan Islam?Ini Penjelasannya (1)

Next Post

Benarkah Demokrasi Bertentangan dengan Islam?Ini Penjelasannya (2)

Khoirul Anwar Afa

Khoirul Anwar Afa

Penulis adalah Dosen Fakultas Ushuluddin PTIQ Jakarta

RelatedPosts

memahami filantropi islam
Kolom

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair
Kolom

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
muharram
Kolom

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
hijrah
Kolom

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

28/07/2022
kekerasan seksual
Kolom

Kenapa Masih Ada Kekerasan Seksual di Pesantren?

26/07/2022
ukhuwah wathaniyah
Kolom

Pentingnya Ukhuwah Wathaniyah di Bumi Indonesia

18/07/2022
Next Post
Benarkah Demokrasi Bertentangan Dengan Islam?ini Penjelasannya (2)

Benarkah Demokrasi Bertentangan dengan Islam?Ini Penjelasannya (2)

Nissa Sabyan Dan Menyoal Esensi Pernikahan

Nissa Sabyan dan Menyoal Esensi Pernikahan

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Ketua Umum Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief

Ormas Keagamaan Harus Ikut Masifkan Media Sosial Dengan Konten Perdamaian

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    40 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.