Kamis, Februari 2, 2023
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kabar
Gus Najih

Gus Najih

Revitalisasi Pancasila Untuk Patahkan Narasi Kelompok Neo-Khawarij

Admin Islamina by Admin Islamina
24/08/2022
in Kabar
2 1
0
3
SHARES
53
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Selama ini Indonesia dengan ideologi Pancasila oleh kelompok neo-Khawarij dianggap kurang syar’i atau bahkan kafir dan thagut. Padahal sejatinya Pancasila tersebut adalah tiruan dari pembentukan negara Madinah yang dibangun Rasulullah. Sejatinya pula, Pancasila dibangun berdasarkan ruh agama yang berdasarkan hukum Allah yang tertera dalam Al-Quran.

Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (BPET MUI)  Dr. M. Najih Arromadloni mengatakan, bangunan logika yang dibangun dari sisa fosil pemikiran Khawarij itu harus diruntuhkan. Caranya dengan revitalisasi kembali  pendidikan tentang Pancasila untuk mementahkan tudingan bahwa Indonesia merupakan negara kafir dan taghut karena berazaskan Pancasila bukan Islam

BacaJuga

Ketika Agamawan Bicara Pelestarian Lingkungan

Anshar Daulah Kafirkan Orang Islam Indonesia Karena Terima Pancasila

Terorisme Itu Kejahatan Kemanusiaan, Bukan Pejuang Agama

“Kita perlu merevitalisasi kembali Pendidikan tentang Pancasila, kesadaran tentang kebhinekaan. Sebetulnya kalau kita berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila tentu sudah sejalan dengan nilai-nilai agama,” ujar Gus Najih, panggilan karibnya di Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Gus Najih mengungkapkan, dengan upaya revitalisasi pendidikan Pancasila dapat meneguhkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Dengan demikian ia meyakini akan membawa bangsa ini merdeka dari virus intoleransi dan radikalisme.

Ia berharap, kedepannya tidak lagi muncul narasi konfrontasi antara agama dengan Pancasila maupun nasionalisme. Ke depan, bangsa in harus merdeka dari narasi radikal anti-Pancasila, merdeka dari intoleransi dan radikalisme.

“Kemerdekaan yang sejati adalah pada saat kita bisa menerapkan atau mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat sehari hari. Tidak boleh ada lagi yang mengatakan bahwa Pancasila itu tidak sesuai dengan syariat Islam dan lain sebagainya,” tutur Gus Najih.

Gus Najih menilai edukasi dan moderasi menjadi hal pokok yang penting dibutuhkan untuk menciptakan manusia Indonesia yang tangguh dan merdeka dari intoleransi serta radikalisme, sebagaimana tujuan bangsa salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan.

“Saya kira harus ada semacam reformasi kultural yang bertujuan untuk menanamkan  dan mengedukasikan nilai-nilai  luhur bangsa, untuk agar supaya kita bisa terlindungi dari virus intoleransi dan radikalisme itu sendiri,” jelasnya.

Pendiri Center for Research and Islamic Studies (CRIS) Foundation ini memandang perlu ada ketegasan pemerintah pasca 77 tahun kemerdekaan dengan berkomitmen terhadap penanganan intoleransi dan radikalisme. Juga menghentikan pragmatisme politik terdahulu yang terkesan memfasilitasi maupun melakukan  kompromi terhadap aksi intoleransi dan radikalisme.

Pasalnya, virus intoleransi dan radikalisme yang menyebar ke masyarakat ini, belum ada jangkauan undang-undang. Hal ini semakin membuat miris ketika keberadaan kelompok Salafi Wahabi yang melarang menyanyikan lagu Indonesia Raya, hormat kepada bendera Merah Putih,  bahkan menganggap bahwa perayaan hari kemerdekaan adalah suatu bid’ah yang mungkar.

“Narasi narasi seperti ini harus kita lawan, karena kalau narasi-narasi seperti ini dibiarkan maka akan mendegradasi nasionalisme masyarakat kita. Ketika masyarakat kita sudah tidak punya patriotisme maka itu berarti adalah alarm kehancuran,” pungkas Gus Najih.

Tags: gus NajihIntoleransiNeo KhawarijPancasilaradikalismeThagut
Previous Post

77 Tahun RI, Habib Milenial: Media Digital Belum Merdeka dari Radikalisme dan Intoleransi

Next Post

Radikalisme Mendistorsi dan Manipulasi Agama Untuk Tujuan Politik

Admin Islamina

Admin Islamina

RelatedPosts

Refleksi Akhir Tahun MUI Pusat
Kabar

Ketika Agamawan Bicara Pelestarian Lingkungan

12/12/2022
KH Said Aqil Siradj
Kabar

Anshar Daulah Kafirkan Orang Islam Indonesia Karena Terima Pancasila

09/12/2022
Pemakaman korban bom bunuh diri Polsek Astana Anyar Aiptu Sofyan
Kabar

Terorisme Itu Kejahatan Kemanusiaan, Bukan Pejuang Agama

09/12/2022
KH Suaib Tahir Lc MA PhD
Kabar

Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar, Sekum DDI: Bukan Bagian dari Istishadiyah

09/12/2022
Dr Moch Syarif Hidayatullah
Kabar

ADDI: Ngawur dan Cocokologi Klaim Bencana Akibat Indonesia Tak Terapkan Khilafah

03/12/2022
KH Kafabihi Mahrus Lirboyo
Kabar

Klaim Kelompok Radikal Bencana Indonesia Karena Tak Terapkan Khilafah Menyesatkan

01/12/2022
Next Post
Dir Cegah BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid dalam kegiatan Regenerasi Duta Damai Sulsel

Radikalisme Mendistorsi dan Manipulasi Agama Untuk Tujuan Politik

thumbnail bulletin jum'at

Bulletin Jum'at Al-Wasathy | Edisi 039

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Menyapa Agama Agama dalam Sejarah dan Teologi

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (1)

26/01/2023
Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan

Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan (2)

24/01/2023
Duri Islamisme dalam Sejarah NKRI

Duri Islamisme dalam Sejarah NKRI

19/01/2023
Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan Hari

Sunnah Rasul Saw dalam Tradisi Selamatan (1)

16/01/2023
Fenomena Mualaf Menjadi Ustadz

Fenomena Mualaf Menjadi Ustadz

12/01/2023

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    110 shares
    Share 44 Tweet 28
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    106 shares
    Share 42 Tweet 27
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    72 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    61 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    54 shares
    Share 22 Tweet 14
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.