Rabu, Agustus 17, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup
Tips Agar Anak Tidak Terjerumus Dalam Kemurtadan

Tips Agar Anak Tidak Terjerumus Dalam Kemurtadan

Tips Agar Anak Tidak Terjerumus dalam Kemurtadan

Syahril Mubarok by Syahril Mubarok
25/10/2021
in Gaya Hidup, Tajuk Utama
2 0
0
1
SHARES
28
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Permasalahan murtad atau apostasy sebagai isu krusial di agama Islam dan tidak dapat dibiarkan begitu saja. Kasus seperti ini sering terjadi di kalangan Muslim khususnya orang Melayu. Kemurtadan Islam sangat sensitif dikalangan umat Islam, dan setiap cobaan menggugat posisi tersebut akan mengganggu perasaan banyak pihak dan bakal mengganggu keharmonisan serta kerukunan umat beragama.

Murtad atau riddah, secara etimologi berasal dari kata irtadda — radda – yaruddu – riddah— yang bermakna ṣarafahu atau mengalihkan, dan arjaʿahu berarti mengembalikan (al-Anṣari, t.th.). Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah mendefinisikan riddah dengan kembali di jalan asalnya, yakni seorang Muslim/Muslimah yang telah akil baligh menuju kafir tanpa ada paksaan (Sabiq, 1983).

BacaJuga

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Memahami Filantropi Islam

Darurat Literasi Islam yang Ramah

Hampir senada, Wahbah Zuhayli menjelaskan dalam karyanya “al-Fiqh al-Islāmy wa Adillatuh” bahwa riddah adalah seseorang yang keluar dari Islam menjadi kafir, baik itu disengaja (niat, perkataan, perbuatan) yang menyebabkan orang tersebut dikategorikan kufur (az-Zuhayli, t.th.). Jadi, secara spesifiknya adalah seorang Muslim itu sudah tidak mengimani ajaran-ajaran Islam. Pendapat-pendapat diatas ini merupakan kategori kemurtadan ideologis.

Sebagai umat Islam, kita juga ingin mempunyai generasi penerus yang dapat menjalankan syariat agama serta sunnah-sunnah Nabi SAW. Faktor-faktor ekstern akibat arus globalisasi menyebabkan anak-anak kita (bahkan orang tua) tidak sadar. Tidak sadar telah keluar dari arus ajaran Islami. Berikut ini, beberapa tips agar anak-anak kita tidak tersesat dalam jurang kemurtadan.

1. Pendidikan Islami

Tips pertama ini merupakan hal yang mendasar. Dalam keluarga kecil, seorang anak akan dididik untuk mengenal agamanya. Ajarkan anak-anak kita baca Alquran, sholat, dan lain-lain. 

Ketika usia beranjak remaja, wajib bagi orang tua untuk memonitor pergaulan si anak. Lingkungan sekolah juga begitu. Ketika dihadapkan dengan guru yang tidak mencerminkan nilai-nilai Islami, anak akan menjadi intoleran dan amoral. 

Untuk itu, berikanlah pemahaman-pemahaman Islam yang baik. Pemahaman yang tidak keluar dari jalur nilai-nilai Islam.

2. Tidak Mengajarkan Kebencian

Agama Islam adalah agama perdamaian. Umat Islam di Indonesia bersyukur dapat hidup berdampingan dengan umat beragama lain. Edukasi perbedaan agama sangat perlu bagi anak-anak kita.

Saat anak bersosialisasi dengan teman yang Non-Muslim, hindari perkataan atau umpatan mencela terkait keyakinan yang dianut. Menurut Syekh Nawawi al-Bantani, kemurtadan terbagi dalam tiga hal. Pertama, murtad i’tiqad (yakin dalam hati), kedua, murtad fi’liyah (perbuatan), dan yang ketiga murtad qawliyah (ucapan). Ditakutkan sang anak masuk dalam kategori murtad qawliyah. 

Dari sinilah, embrio-embrio sifat intoleran. Untuk itulah orang tua harus memberikan pemahaman bahwa berbeda keyakinan bukanlah suatu masalah. Jika dalam level ini bisa mengatasinya, diyakini sang anak tidak akan terjerumus dalam kemurtadan.

3. Tidak Fanatik

Tips yang ketiga adalah tidak fanatik. Dalam hal ini sang anak mampu membedakan mana baik dan buruk (tamyiz). Arus globalisasi yang tak dapat dibendung, menyebabkan anak mudah menerima informasi atau konten-konten negatif. 

Sebagai orang tua, juga wajib menasehati anak. Fanatisme terhadap budaya luar yang tidak mencerminkan nilai Islami, membuat anak pelan-pelan jauh dari rasa cinta terhadap agama dan bangsa.

Baca Juga:
Tips Mendekatkan Anak dengan Alquran


 

Referensi:

al-Sayyid Sābiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid II (Beirut: Dār al-Fikr, 1983).
Ibn Manẓūr al-Anṣāri, Lisān al-‘Arab, Vol II (Mesir: al-Dār al-Miṣriyyāt li ‘l-Ta’līf wa al-Nashr, t.th. )
Syekh Nawawi al-Bantani, Mirqātu Shu’ūdi at-Tashdīq fi Syarh Sullam at-Tawfīq, (Beirut: Dār al-Kutub al-Islamiyyah, t.th.)
Wahbah al-Zuhaylī, al-Fiqh al-Islāmiy wa Adillatuh, Juz VII (Damaskus: Dār al-Fikr al-Mu’āṣir, t.th.)

Tags: FanatismeGenerasi IslamMurtadTips AnakTips Islami
Previous Post

Akar Historis Kelompok Radikal di dalam Islam (5)

Next Post

Akar Historis Kelompok Radikal di dalam Islam (6)

Syahril Mubarok

Syahril Mubarok

Netflix dan Kopi Hitam

RelatedPosts

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer
Peradaban

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam
Kolom

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair
Kolom

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan
Kabar

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

10/08/2022
bulletin jum'at
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
Next Post
Akar Historis Kelompok Radikal Di Dalam Islam (6)

Akar Historis Kelompok Radikal di dalam Islam (6)

Membangun Peradaban Islam Melalui Pendidikan Dan Budaya Santri (1)

Membangun Peradaban Islam Melalui Pendidikan dan Budaya Santri (1)

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

Sejarah Kemerdekaan yang Tercecer

16/08/2022
memahami filantropi islam

Memahami Filantropi Islam

14/08/2022
Darurat Literasi Islam yang Ramah Islamic Book Fair

Darurat Literasi Islam yang Ramah

12/08/2022
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dan Ketua Umum Mathlaul Anwar KH Embay Mulya Syarief

Ormas Keagamaan Harus Ikut Masifkan Media Sosial Dengan Konten Perdamaian

12/08/2022
thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    40 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.