Jumat, Agustus 12, 2022
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Wawancara
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
Toleransi Umar Bin Khattab Kepada Umat Beragama

Toleransi Umar Bin Khattab Kepada Umat Beragama

Toleransi Umar bin Khattab kepada Umat Beragama

Moh. Afif Sholeh, M.Ag by Moh. Afif Sholeh, M.Ag
13/02/2021
in Kajian, Tajuk Utama
3 0
0
3
SHARES
55
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Islamina.id – Setelah Umar bin Khattab didaulat sebagai Khalifah kedua menggantikan Abu Bakar As Siddiq, ia melanjutkan estafet kepemimpinan dengan melakukan pembenahan pada banyak hal terutama dalam bidang sosial, politik, ekonomi, serta dalam menyebarkan misi dakwah seperti yang diajarkan oleh Rasulullah ke berbagai daerah di luar jazirah Arab.

Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, ia membuat beberapa perjanjian dengan pemeluk agama lain terutama di daerah yang baru ditaklukkan misalnya daerah Aeliya pada tahun 636 M. Penandatanganan ini lebih dikenal dengan Perjanjian Aeliya antara Umar bin Khattab dan orang-orang Kristen di daerah Yerusalem.

BacaJuga

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

Dalam hal ini, Umar bin Khattab sebagai pihak yang menaklukkan daerah tersebut mengedepankan sikap yang bijaksana dengan cara menghormati pemeluk agama Yahudi maupun Kristen tanpa ada kedzaliman maupun pembantaian sedikit pun kepada umat yang berbeda keyakinan.

Baca juga: Misi Islam: Mengajarkan Perdamaian bukan Permusuhan

Karen Armstrong mengungkapkan bahwa Umar bin Khattab memimpin satu penaklukan yang sangat damai tanpa ada tetesan darah. Padahal kota itu belum pernah menyaksikannya sepanjang sejarahnya yang panjang dan sering tragis.

Saat kaum Kristen menyerah, tidak ada pembunuhan di sana, tidak ada penghancuran properti, tidak ada pembakaran simbol-simbol agama lain, tidak ada pengusiran atau pengambil-alihan, dan tidak ada usaha untuk memaksa penduduk Jerusalem memeluk Islam.

Jika sikap respek terhadap penduduk yang ditaklukkan dari Kota Jarusalem itu dijadikan sebagai tanda integritas kekuatan monoteistik, maka Islam telah memulainya untuk masa yang panjang di Jerusalem, dengan sangat baik tentunya.

Sikap bijaksana yang dilakukan oleh Umar bin Khattab dalam perjanjian ini sebagai simbol toleransi beragama yang menuai banyak pujian dari semua kalangan baik dari Umat Islam, Yahudi, Kristen.

Hal ini berkat pemahaman agama yang mendalam serta kepiawaian dan kemampuannya dalam berijtihad dalam menyelesaikan masalah ini dengan memberikan keamanan kepada siapapun dengan syarat mau membayar jizyah sebagai jaminan keamanan dari serangan bangsa Persia maupun Romawi serta tak memulai perlawanan maupun peperangan.

Dalam perjanjian ini, setiap individu diberikan kebebasan dalam memilih apa yang ia yakini tanpa adanya paksaan maupun intimidasi sehingga terwujud kesejahteraan, keadilan bersama walau berbeda keyakinan, ras, warna kulit maupun bahasa. 

Alasan Umar bin Khattab Shalat di Luar Gereja

Ibnu Khaldun dalam kitab Tarikhnya mengkisahkan saat Umar bin Khattab memasuki Baitul Maqdis, ia mendatangi gereja Qimamah untuk bertemu pemuka agama Kristen yang bernama Patriarch Sophronious yang hendak mengadakan perjanjian damai serta penyerahan kunci Yerusalem kepadanya.

Saat tiba waktu shalat, Umar bin Khattab bertanya kepada Patriarch Sophronious tempat untuk shalat. Lantas pemuka agama Kristen tersebut mempersilahkan untuk menunaikan shalat di dalam gereja tersebut.

Umar merasa keberatan atas saran dari pemuka agama Kristen tersebut dan memilih shalat di luar, tepatnya pada anak tangga pintu masuk gereja. 

Setelah selesai shalat, Umar bin Khattab menjelaskan alasannya yaitu manakala saya shalat di dalam gereja ini, aku sangat khawatir bila yang aku lakukan ini akan diikuti oleh orang-orang setelahku, begitu juga umat Islam akan mengambil alih bahkan merebut gereja ini untuk dijadikan masjid.

Baca juga: Mengenal Istilah Penting Seputar Khalifah dan Khilafah

Untuk menghormati toleransi yang dilakukan Umar bin Khattab, tempat shalat Umar  tersebut dibagun sebuah masjid. Ia berpesan agar masjid tersebut tak mengumandangkan adzan karena dikhawatirkan mengganggu kegiatan gereja.

Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa Umar bin Khattab mengajarkan kepada umat manusia akan pentingnya menjaga toleransi beragama serta selalu menghargai pemeluk agama lain walau dirinya sebagai penguasa.

Tags: al aqsatoleransitoleransi umarumar bin khattabUmat Islam
Previous Post

Adakah Mata Uang Islam? Ini Tanggapan Ibnu Taimiyah

Next Post

Misi Pesantren untuk Kemaslahatan Publik (1)

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Seorang penggiat literasi dan penikmat kopi

RelatedPosts

thumbnail bulletin jum'at al-wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan
Kabar

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

10/08/2022
bulletin jum'at
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022
muharram
Kolom

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

01/08/2022
Bulletin Jum'at Al-Wasathy
Bulletin

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

29/07/2022
al-Qur'an Sunnah
Gagasan

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (2)

28/07/2022
Next Post
Karena Kepentingan, Masjid Pun Direbut Orang

Misi Pesantren untuk Kemaslahatan Publik (1)

Misi Pesantren Untuk Kemaslahatan Publik (2)

Misi Pesantren untuk Kemaslahatan Publik (2)

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

thumbnail bulletin jum'at al-wasathy

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 037

12/08/2022
Anwar Sanusi

Stop Perdebatan Narasi Konfrontasi Antara Pancasila dan Agama

11/08/2022
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan

Jelang 2024, MUI: Tolak Politisasi Agama dan Politik Identitas

10/08/2022
Musdah Mulia

Kikis Intoleransi, Jangan Ada Lagi Pemaksaan Jilbab di Sekolah

07/08/2022
bulletin jum'at

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 036

05/08/2022

Trending Artikel

  • Pribadi Nabi Muhammad Saw Yang Introvert

    Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Cara Islam Mengatasi Rasa Insecure

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Disebut Jokowi di Pengukuhan PBNU, Ini Profil Ainun Najib

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Definisi Dai, Ustadz, Mufti, Murobbi dan Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.