Al-Quran merupakan kitab yang penuh kekuatan dan keindahan, keindahannya mampu menyalurkan sebuah energi yang membuat seseorang tergetar hatinya dan bertambah ketunduk patuhannya kepada Allah SWT.
Selain itu, keindahan itu pula yang membuat jin takluk, ikrar bahwa al-Quran sangat mengagumkan dan membuat mereka beriman kepada-Nya.
Dengan keindahannya juga, al-Quran mampu menggiring seorang Sayyidina Jabir bin Muth’im yang waktu itu masih dalam keadaan kafir, luluh setelah mendengar Nabi SAW membaca surat at-Thur.
Dalam sebuah hadits, luluhnya hati Sayyidina Jabir bin Muth’im digambarkan dengan kalimat:
فكاد قلبي يطير
“Hampir saja, hatiku terbang (mendengar Nabi membaca surat at-Thur)”
Syekh Muhammad al-Ghazali dalam bukunya, “Namudzaj min at-Tafsir al-Maudhu’i lil Quran al-Kariim” mengungkapkan kekagumannya, saking kagumnya berulang kali beliau mengulang-ulang surat at-Thur, bagian mana yang membuat Sayyidina Jubair bin Muth’im sontak memutuskan masuk Islam.
Bagian pertama surat ini, tidak mungkin membuat hati Sayyidina Jabir hampir-hampir terbang, karena awal-awal ayat memberikan dampak ketakutan dalam jiwa manusia,
إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَاقِعٌ مَا لَهُ مِنْ دَافِعٍ
“Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi. Tidak seorangpun yang dapat menolaknya,” [Q.S. at-Thur: 7-8]
Syekh Muhammad al-Ghazali mencari-cari kembali, ayat mana yang membuat hati Sayyidina Jabir hampir-hampir terbang, hingga beliau membaca pertengahan surat, beliau menduga kuat sekali ayat-ayat ini yang menggoyahkan kerasnya hati seorang Sayyidina Jabir.
Ayat itu dimulai dengan firman Allah SWT:
فَذَكِّرْ فَمَا أَنْتَ بِنِعْمَتِ رَبِّكَ بِكَاهِنٍ وَلَا مَجْنُونٍ
“Maka tetaplah memberi peringatan, dan kamu disebabkan nikmat Tuhanmu bukanlah seorang tukang tenung dan bukan pula seorang gila.” [Q.S. at-Thur: 29]
Selanjutnya berturut-turut ayat-ayat selanjutnya menampilkan sebuah kata yang mampu membuat hati seseorang dipaksa berkecamuk, kata tersebut adalah أم yang dalam kaedah sastra harus berpasangan dengan hamzah istifham.
Sebanyak 15 kali, surat ini menyuguhkan uslub (struktur) tersebut, sebanyak itu juga at-Thur mengajak pendengar dan pembacanya untuk merenungkan kandungannya, mempertanyakan keyakinan mereka yang tidak dapat dicerna oleh akal.
Dalam fikiran beliau, ayat-ayat ini yang mampu menyentuh hati Sayyidina Jabir, hingga luluh dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.
Baituna, 28-7-2021