Islamina.id – Allah mencintai hamba-hamba yang taat kepada-Nya seperti para Nabi dan Rasul juga kepada kekasih-Nya atau bisa disebut wali. Kedekatan mereka ini terbangun dari sikap tunduk dan ketaatan dalam menjalankan perintah yang diberikan maupun menjauhi segala yang dilarang.
Imam Ar-Razi dalam Tafsirnya menjelaskan
Orang yang menginginkan selalu dekat dengan Allah harus mengikuti empat hal ini:
Cara untuk mengetahui arah tujuan hidup yaitu dengan mengabdi dan menyerahkan diri kepada-Nya dengan memperbanyak bertaubat karena dirinya akan kembali ke sisi-Nya. Hal ini sesuai ayat yang berbunyi:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (31
Artinya:” Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur: 32).
Baca juga: Tujuan Beragama: Mewujudkan Kebaikan Bukan Menebar Kejahatan
Menurut imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini memerintahkan agar seorang mukmin melaksanakan segala yang diperintahkan seperti berprilaku dengan sikap yang baik dan mulia serta meninggalkan segala akhlak yang tercela. Orang yang beruntung yaitu orang yang mau melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
2. Mengetahui jalan yang menjadi tujuan hidup.
Maksudnya adalah jalan yang sesuai dengan syari’at ajaran islam.
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (10
Artinya: Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”.(QS. Yusuf: 108).
Menurut imam Thabari ayat ini menjelaskan tentang konsep jalan menuju keberuntungan yaitu anjuran untuk selalu mengesakan Tuhan atau Tauhid serta ikhlas dalam beramal karena Allah bukan karena tujuan lain serta melakasanakan ketaatan kepada-Nya.
3. Memiliki bekal yang cukup untuk mengarungi tujuan hidupnya