Islamina.id – Setiap tahun Umat Islam selalu memperingati peringatan Mulid Nabi (kelahiran Nabi). Sebetulnya ada pertanyaan yang menggelitik dibenak kepala, yaitu: apa sih sebetulnya esensi Maulid Nabi yang setiap tahun sampai selalu diperingati?dan tujuannya sebetulnya apa sih?
Maulid menurut bahasa adalah hari kelahiran. Sedangkan Maulid Nabi menurut Abu Bakar bin Muhammad Syatha ad-Dimyati dalam kitab I’anat Thalibin menjelaskan bahwa berkumpulnya manusia yang di dalamnya dibacakan ayat-ayat al-Qur’an dan dibacakan kisah-kisah Nabi Muhammad, mulai kelahairan sampai perjuangan beliau, kemudian makan bersama, hal ini sebagai sebuah bentuk rasa syukur atas diutusnya Nabi sebagai penuntun Umat Islam, serta sebagai bukti kecintaan kepada beliau dengan memperbanyak membaca sholawat.
Tujuan Maulid Nabi Muhammad
Maulid Nabi bertujuan untuk menganggungkan orang-orang yang dikasihi oleh Allah seperti para Nabi dan rasul, hal ini agar manusia meniru dan mengikuti prilaku kehidupannya.
Hal ini berdasarkan dengan surat al-Hajj, Ayat:32 yang berbunyi:
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ (32(
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.
Dan tak ada keraguan lagi bahwa para Nabi dan rasul merupakan termasuk Syiar Agama, karena mereka sebagai orang yang membawa kebenaran dari Allah untuk menuntun umat manusia.
Peringatan Maulid Nabi sebagai implementasi dalam mengamalkan isi Al-Qur’an dan Hadits, karena umat islam semakin mengenal sesosok pribadi Nabi seperti yang digambarkan oleh al-Qur’an, terutama tentang akhlak beliau seperti dalam Surat al-Qalam: 4 yang berbunyi:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ (4)
Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Menurut Ibnu Abbas dalam Tafsir Tanwir al-Miqbas menjelaskan bahwa Allah memuji Nabi, Sesungguhnya ada pada diri Nabi prilaku yang sesuai dengan ajaran Agama yang mulia di hadapan Allah.
Baca juga: Pribadi Nabi Muhammad SAW yang Introvert
Maulid Nabi juga sebagai sarana untuk lebih mengenal pribadi Nabi sebagai orang yang patut diikuti. Kecintaan manusia kepada Allah dianggap tak ada gunanya bila tak mengikti ajaran Nabi, hal ini seperti dalam surat ali Imran: 31 yang berbunyi:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (31)
Artinya: Katakanlah:”Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Menurut Syeh Nawawi al-Bantani dalam Tafsirnya yang berjudul Marah Labid menjelaskan Ayat ini turun berkenaan dengan perkataan orang Yahudi yang menyatakan bahwa: “kami ini anak-anak Tuhan, dan juga sebagai kekasihnya”.
Kemudian mereka diberikan petunjuk kebenaran bahwa jika kalian mengaku cinta kepada Allah maka ikutilah agamaku, jika kalian mengikuti agamaku maka akan dicatatat sebagai orang yang taat kepada Allah, sedangkan Ia mencintai orang yang taat kepada-Nya.