Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gagasan
Islam Memuliakan Manusia

Islam Memuliakan Manusia

Islam Memuliakan Manusia

Roland Gunawan by Roland Gunawan
04/12/2021
in Gagasan, Tajuk Utama
36 1
0
37
SHARES
738
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Islam tidak hanya mengakui hak hidup manusia beserta kebebasan dan keselamatannya,[1] tetapi juga menganggap itu sebagai kewajiban suci bersama dan perorangan, berangkat dari prinsip bahwa manusia merupakan khalifah Allah ‘Azza wa Jalla di muka bumi yang dituntut untuk menegakkan keadilan bagi seluruh makhluk. Siapapun yang melakukan ketaatan kepada Allah dan menegakkan hukum secara adil di antara para makhluk, maka ia adalah khalifah Allah.

Allah ‘Azza wa Jalla telah memuliakan manusia di langit dengan menyebutnya di tempat tertinggi dan mensujudkan para malaikat di hadapannya. Sehingga tidak heran bila ia juga dimuliakan di muka bumi dengan dianugerahi akal, keinginan, dan logika, selain berbagai kekuatan dan petunjuk dari para rasul serta kitab suci. Al-Thabrani meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Di hari kiamat tidak ada yang lebih mulia bagi Allah dari para anak Adam.” Beliau ditanya, “Ya Rasulullah, dan tidak juga dengan para malaikat?” Beliau menjawab, “Tidak juga dengan para malaikat. Para malaikat sama dengan kedudukan matahari dan bulan,” [HR. al-Baihaqi].

BacaJuga

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Pemuliaan manusia mencakup hak menjaga hidupnya dari gangguan dirinya sendiri atau dari pihak lain. Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah ‘Azza wa Jalla, “Dan janganlah kamu berbunuh-bunuhan sesama sendiri,” [QS. al-Nisa`: 29]; “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah [membunuhnya], melainkan dengan suatu [alasan] yang benar,” [QS. al-Isra`: 33]. Ayat-ayat ini mengisyaratkan agar manusia menjaga dirinya dari apapun yang sekiranya dapat membayakan dirinya, seperti kemiskinan, kelaparan, penyakit, penggelandangan, penyiksaan, cemoohan, penghinaan, pengucilan, spionase, buruk sangka, gunjingan, fitnah, dan segala macam bentuk kezhaliman.

Dengan sifat kemanusiaannya manusia memiliki kemuliaan/kehormatan tanpa melihat jenis, warna, keyakinan, dan berbagai bentuk status atau pengakuan sosial. Kemuliaan itu berlaku baik saat ia masih hidup maupun saat ia mati. Dzat kemanusiaannya harus dihormati. Sebuah hadits menyebutkan, “[Suatu hari] ada sebuah janazah [yang digotong] lewat di depan Nabi Saw., dan beliau berhenti [memberi penghormatan]. Lalu dikatakan kepada beliau, ‘Itu ada janazah orang Yahudi.’ Beliau bersabda, ‘Tidakkah ia juga manusia yang bernyawa?” [HR. al-Bukhari]. Memusuhi manusia yang sudah mati sama seperti memusuhinya pada saat ia hidup. Islam dengan sangat tegas melarang untuk menyakiti manusia. Sebuah hadits menyebutkan, “Sesungguhnya Allah akan memberi siksaan di hari kiamat kepada orang-orang yang menyakiti manusia di dunia,” [HR. Imam Ahmad].

Islam menjaga kehidupan pribadi manusia dengan melarang prasangka buruk, memata-matai, dan menjadikan tempat tinggalnya sebagai tempat terhormat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, ‘Kembali [saja]lah,’ maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” [QS. al-Nur: 28]. Selain itu, Islam juga menjaga kehormatan manusia dengan menyariatkan sanksi pengusiran bagi siapapun yang merusak kehormatan manusia.

Al-Qur`an telah memberikan banyak contoh dalam hal pengakuannya terhadap potensi berpikir dan kebebasan berekspresi manusia melalui ajakan terhadap akal untuk melihat segala sesuatu yang ada di dunia ini, juga melalui berbagai contoh dialog antara para nabi dengan kaumnya dan bahkan dengan musuh-musuhnya, yang menunjukkan dengan sangat jelas bahwa para nabi senantiasa menggunakan petunjuk akal sehingga lawan-lawan bicara mereka kerap dibuat terpojok dan bungkam.

Dialog-dialog yang disajikan al-Qur`an antara Allah ‘Azza wa Jalla dengan para malaikat dan para nabi selalu kental dengan nuansa kebebasan berekspresi dan berpendapat. Hal yang menarik, al-Qur`an juga menampilkan dialog antara Allah dan iblis sebagai makhluk-Nya yang suka membangkang. Di sini Allah membiarkan dan mendengarkan iblis berbicara beradasarkan pendapat dan argumentasinya sendiri.

Di dalam sejarah Rasulullah Saw. bersama para sahabat, kita juga melihat bagaimana penghargaan mereka terhadap akal dan pendapat. Rasulullah Saw., sebagai penyampai wahyu, selalu melapangkan dada menerima berbagai pendapat yang berbeda dengan pendapat beliau sendiri. Beliau sering memotivasi para sahabat untuk melakukan ijtihad dan menyampaikan pendapat mereka sendiri secara independen. Beliau bersabda, “Salah seorang dari kalian tidak boleh ada yang menjadi bunglon (penjilat) dengan mengatakan ‘[pendapat]ku sama dengan orang banyak,” [HR. al-Tirmidzi]. Tidak mengherankan bila beliau membentuk madrasah (tempat belajar) guna melahirkan tokoh-tokoh besar yang ahli dalam berbagai bidang kehidupan. Sehingga, setelah sekian tahun berjalan, dari padang pasir yang sangat tandus terciptalah sebuah peradaban yang besar dan agung; setiap aliran pemikiran dan politik di dalam dunia Islam pasti dipelopori oleh seorang sahabat Nabi Saw. sebagai peletak dasar pertama. Hal ini terjadi karena beliau selalu memberikan ruang kebebasan kepada para sahabat untuk berijtihad.

Page 1 of 2
12Next
Tags: agama islamFanatismekemuliaankhalifahRasialisme
Previous Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 013

Next Post

Jelang Muktamar Pemikiran, Para Kyai dan Nyai Muda Gelar Talkshow Virtual

Roland Gunawan

Roland Gunawan

Wakil Ketua LBM PWNU DKI Jakarta

RelatedPosts

hukum alam
Gagasan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
teologi kemerdekaan
Gagasan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam
Gagasan

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel
Biografi

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025
agama cinta
Gagasan

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

17/07/2025
sound horeg
Gagasan

Sound Horeg: Pergulatan Subkultur dan Diskursus Agama

15/07/2025
Next Post
Talkshow Pra Muktamar Pemikiran

Jelang Muktamar Pemikiran, Para Kyai dan Nyai Muda Gelar Talkshow Virtual

imam al amidi

Saat Imam Al Amidi Terusir dari Mesir

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.