Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gagasan
wahabisme

wahabisme

Perlunya Menolak Wahabisme

Saidun Fiddaraini by Saidun Fiddaraini
18/03/2022
in Gagasan, Tajuk Utama
10 0
0
9
SHARES
187
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Diakui atau tidak, salah satu dari sekian banyak aliran keagamaan dalam Islam yang cukup santer dan gencar mengkampanyekan doktrin dan ajarannya kepada masyarakat Islam, adalah Wahabisme. Tidak hanya di kawasan Timur Tengah (Arab Saudi) tempat lahirnya dan wilayah sekitar, melainkan juga merambah ke pelbagai penjuru negeri lain. Ditopang dengan dana kampanye yang memadai, Wahabisme mulai tumbuh dan berkembang di negara-negara kawasan Asia Tenggara tak terkecuali di Indonesia.

Di Indonesia sendiri misalnya, banyak kita temui para pendakwah atau penceramah berpaham Wahabisme yang masih berseliweran sampai kiwari. Baik di pelbagai media: Televisi, Youtube, Facebook, maupun lainnya. Di antara pendakwah tersebut, Firanda Andirja Abidin, Abdul Hakim Abdat, Yazid bin Abdul Qadir Jawwas, dan sebagainya. Ini menjadi bukti bahwa gerakan Wahabisme kian masif menyebarkan ideologinya di negeri kita.

BacaJuga

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Walau begitu, keberadaan Wahabisme menuai pro-kontra di tengah masyarakat Islam tidak terkecuali para ulama. Ada yang setuju, akan tetapi tidak sedikit pula umat Islam yang mengajukan keberatan terhadap doktrin dan fatwa para ulama Wahabi. Bahkan, penolakan tidak sekadar pada tataran doktrin Wahabisme, melainkan juga pada cara orang Wahabi dalam menyebarkan ideologinya.

Lantas mengapa paham Wahabi atau Wahabisme ditolak? Bukankah mereka juga mengikuti ajaran Nabi Muhammad seperti kebanyakan umat Islam pada umumnya? Memang, secara paham keagamaan mereka mengikuti Nabi. Alih-alih mengamalkan dan mengikuti ajaran Islam, justru dalam praktiknya kerap bertentangan dan tak jarang mencederai Islam itu sendiri. Sebab, dakwah yang dilakukan acap bernuansa kekerasan dan memaksakan kehendak. Jika tidak sepaham dengan mereka, maka layak bahkan wajib untuk diperangi. 

Lihatlah betapa sejarah telah menunjukkan sejumlah keonaran yang dilakukan orang-orang Wahabi, dari awal kelahirannya hingga sekarang. Mereka tak sekadar mengobrak-abrik orang-orang Syiah, melainkan juga para pengikut Sunni yang tengah dianggap menyimpang dari ajaran Islam atau yang dipandang telah terperangkap ke dalam jurang kemusyrikan.

Mengutip pendapat Abdul Moqsith Ghazali dalam tulisannya bertajuk Kritik atas Wahabisme menyatakan, terdapat beberapa alasan mengapa sejumlah orang mengkritik bahkan menolak Wahabisme. Pertama, dalam mendakwahkan doktrinnya, orang-orang Wahabi terlalu banyak menyerang ke dalam, ke sesama umat Islam. Terhadap orang-orang Islam non-Wahabi, mereka bersikap tegas (asyidda’u alal muslimin). Tak puas dengan jenis atau corak keislaman yang berkembang di lingkungan umat Islam non-Wahabi, mereka berupaya untuk mengislamkan kembali orang-orang Islam. Menurut mereka, orang Islam non-Wahabi telah terjatuh ke dalam jurang kemusyrikan sehingga perlu segera diselamatkan.

Untuk memperkuat argumennya, mereka kemudian menyitir ayat-ayat Al-Quran, sebagaimana umat Islam pada umumnya, orang-orang Wahabi memandang dosa syirik sebagai dosa tak terampuni. Allah berfirman, inna Allah la yaghfiru an yusyraka bihi wa yaghfiru ma duna dzalika liman yasya’u [sesungguhnya Allah tak akan mengampuni dosa orang yang menyekutukan-Nya dan hanya mengampuni dosa selain syirik].

Kebanyakan umat Islam menjadikan ayat ini sebagai dasar untuk memusyrikkan orang-orang yang menyembah patung-berhala. Berbeda dengan orang Wahabi, ia justru menjadikan ayat ini sebagai argumen untuk memusyrikkan umat Islam sendiri yang gemar bertawassul dan ziarah kubur. Dan karena orang Islam non-Wahabi telah musyrik, maka orang Wahabi merasa berkewajiban untuk mengembalikan mereka ke dalam doktrin ajaran Islam seperti yang mereka pahami.

Sebaliknya, jika umat Islam non-Wahabi tidak segera bertobat atau moh diajak kembali kepada “ajaran Islam yang benar” (dengan meninggalkan bertawassul dan ziarah kubur), maka mereka (orang-orang Wahabi) tak ragu untuk melenyapkan nyawa orang Islam non-Wahabi. Itulah sebabnya, kebanyakan dari orang Wahabi acapkali terlibat dalam tindak kekerasan dengan cara menyerang orang Islam lain.

Page 1 of 2
12Next
Tags: Ahlussunnah Wal JamaahDoktrin WahabiPerempuanSalafi WahabiWahabiWahabisme
Previous Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 017

Next Post

Murtad, Nista Islam, dan Cabut 300 Ayat Alquran, Sakit Gila?

Saidun Fiddaraini

Saidun Fiddaraini

Alumni PP. Nurul Jadid, Paiton dan sekarang mengajar di PP. Zainul Huda, Arjasa, Sumenep.

RelatedPosts

hukum alam
Gagasan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
teologi kemerdekaan
Gagasan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam
Gagasan

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel
Biografi

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025
agama cinta
Gagasan

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

17/07/2025
sound horeg
Gagasan

Sound Horeg: Pergulatan Subkultur dan Diskursus Agama

15/07/2025
Next Post
Penista agama

Murtad, Nista Islam, dan Cabut 300 Ayat Alquran, Sakit Gila?

Crazy Rich Indonesia Hendaknya Belajar dari Kisah Qarun

Crazy Rich Indonesia Hendaknya Belajar dari Kisah Qarun

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.