Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom

Hati Suhita: Konservatisme yang Menghalangi 3 Dimensi

Oleh: Kurnia Alexander

Admin Islamina by Admin Islamina
29/05/2023
in Kolom, Tajuk Utama
15 1
0
16
SHARES
314
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

(Ulasan ini mengandung spoiler, baca dengan pertimbangan sendiri)

Beberapa hari yang lalu, temen saya mencak-mencak di grup setelah nonton Hati Suhita, film religi besutan Archie Hakagery yang dibintangi Nadya Arina dan Omar Daniel yang baru-baru ini keluar di bioskop. Saya dan teman satu ini punya pandangan politik yang cukup mirip, jadi saya suka setuju sama pendapat-pendapatnya dan menganggap reaksinya cukup sesuai dengan bagaimana kami akan merespon film-film bertema serupa (baca: religi). Tapi, besoknya, saya agak kaget melihat review-review dari rekan-rekan lainnya di Letterboxd yang memuji film ini, bahkan sampai bilang ini salah satu film terbaik tahun ini. Jujur, rasa penasaran saya langsung terpantik, apalagi ketika pacar saya juga terus-terusan memutar trailernya sambil ikutan mengucapkan dialognya–entah menikmati sungguhan, secara ironis, atau sekadar ingin bikin saya kesal.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Singkatnya, Hati Suhita bercerita soal Suhita dan Gus Birru yang dijodohkan dan bagaimana Gus Birru memperlakukan Suhita dengan buruk di pernikahan mereka sehingga Suhita berupaya untuk memenangkan hatinya, apalagi ketika hati itu masih bertambat pada cinta lamanya, Rengganis. Film soal perjodohan dan cinta segitiga bukanlah sesuatu yang baru, sebut saja salah satu karya sastra klasik kita yang mengusung tema sama: Siti Nurbaya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada satu elemen spesifik yang akhir-akhir ini cukup populer dalam mengiringi tema tersebut: konservatisme, atau lebih spesifik lagi, agama, atau lebih spesifik lagi, Islam. Memang belum terlalu banyak, but if I had a nickel every time a show or a movie about an Islamic girl who’s forced into marriage with a man who doesn’t love her and has to win his heart comes out, I would have (I think) 3 nickels, which isn’t a lot, but it’s weird that it happens thrice.

Sebagai seorang Muslim, saya tahu hal semacam ini (baca: perjodohan) masih terjadi. Sebagai seorang pembuat film yang suka membuat film untuk alasan katarsisme, saya jadi kepikiran, apakah fenomena ini (jika sudah bisa dibilang demikian) juga kasus yang sama: sebuah wujud eskapisme? Saya pun nge-tweet:

Saya akhirnya simpan itu sebagai sebuah thesis statement dan pergi ke bioskop. Saya baru saja selesai nonton, dan akhirnya… jreng, jreng, jreng… opini saya tidak terubah. Saya masih berpegangan pada asumsi tersebut. Berikut alasannya:

Di tengah-tengah film, saya membatin, saya tahu saya masih muda dan sejarah film kita sudah panjang, tapi film-film religi kita yang mainstream konservatif sekali, ya? Atau apa sayanya yang kurang mengekspos diri ke film lain? Mungkin agak aneh, ya meminta film religi yang tidak konservatif?–rasanya seperti sebuah oxymoron, tapi saya tahu kita punya beberapa (sepanjang pengetahuan saya yang cetek): Titian Serambut Dibelah Tujuh atau filmnya Garin Nugroho, Rindu Kami PadaMu, misalnya. Kenapa saya mempermasalahkan? Ya, sebenarnya tidak juga, saya cuma agak risih saja karena menurut saya, konservatisme ini menganggu Hati Suhita dalam bercerita. Saya jadi bertanya lagi, ini saya yang punya sensibilitas berbeda saja dengan demografi penonton film ini (toh, kebanyakan bilang ini film bagus) atau nilai ini (konservatisme) sungguhan menganggu sih?

Menurut saya, Hati Suhita punya pandangan yang sangat… lempeng terhadap semua hal. Ia entah baik atau buruk, benar atau salah, hitam atau putih. Sebuah pandangan yang mirip dengan sinetron atau FTV (yang tidak salah juga, tapi sinetron atau FTV tentu memiliki goal yang berbeda secara penceritaan dengan film bioskop). Lalu, mungkin karena ini film religi, ia mengambil pandangan yang baik hampir untuk semua karakter. Kita punya mertuanya Suhita yang digambarkan seperti kiriman surga: pendiri pesantren, selalu lembut, dan sangat menyayangi Suhita; kita punya mantan guru SMA Suhita yang di satu titik menjadi possible love interest-nya (agak eugh, I know, but he’s honestly the better choice)–pun sama, sangat tampan, soleh, pintar pula!; Rengganis, rivalnya Suhita, juga wanita Muslim modern yang bisa menginspirasi rekan kampus, murid, dan jago bikin dokumenter; dan tentu saja, kita punya Suhita sendiri yang tidak memiliki kecacatan SAMA SEKALI.

Suhita sepenuhnya mengabdi kepada Gus Birru–dan keluarganya. Sebelum sosok patriarki (bisa Gus Birru atau Abbah) bersabda, Suhita sudah datang duluan dengan kebutuhan mereka, mau buku yang habis dia bereskan atau lauk makan malam. Suhita tidak pernah mengeluh kepada mertuanya atau Gus Birru karena ingin menjaga hati yang pertama dan membuat jatuh hati yang kedua. Ketika dia melihat Gus Birru bertelponan dengan Rengganis, dia baca Qur’an untuk menenangkan hatinya alih-alih bertanya langsung ada apa. Ketika dia melihat Gus Birru menyaksikan video ceramah Rengganis dengan kagum, dia menyambut Rengganis dengan sirup blewah dan makan malam full-course di rumahnya. Tidak usah Putri Majapahit, malaikat pun minder dengan Suhita.

Page 1 of 2
12Next
Tags: Hati SuhitaKonservatismePesantrenSastra
Previous Post

RAMAI-RAMAI TOLAK COLDPLAY!?

Next Post

Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah?

Admin Islamina

Admin Islamina

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah

Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah?

Ketua BPET MUI: Arusutamakan Pancasila Sebagai Vaksinasi Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme

Ketua BPET MUI: Arusutamakan Pancasila Sebagai Vaksinasi Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.