Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Tasawuf sebagai Vaksin Radikalisme dan Terorisme

Tasawuf sebagai Vaksin Radikalisme dan Terorisme

Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid by Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid
05/09/2023
in Kolom, Tajuk Utama
7 0
0
7
SHARES
145
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Radikal terorisme merupakan ancaman serius yang terus menjadi ancaman bagi keamanan masyarakat dan kedaulatan bangsa. Upaya menanggulanginya membutuhkan pendekatan yang holistik yang melibatkan berbagai bidang ilmu dan pendekatan. Salah satu bidang dan pendekatan yang penting dipertimbangkan dalam penanggulangan radikal terorisme adalah pendekatan sufistik.

 

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Bukan tanpa alasan, kenapa tasawuf dijadikan salah satu pendekatan, bahkan bisa dikatakan cara yang efektif dalam menanggulangain terorisme. Masalah radikalisme dan terorisme dalam konteks mengatasnamakan agama merupakan cermin krisis spiritual dalam beragama. Ada tiga krisis spiritual dalam pemikiran dan gerakan radikal terorisme.

Pertama, radikal terorisme mempunyai karakter melakukan ideologisasi dan politisasi agama. Agama diperlakukan sebagai alat dan ideologi untuk mencapai kepentingan kekuasaan. Dalam cara pandang mereka, agama bukan jalan atau laku hidup meraih keselamatan, tetapi alat politik untuk meraih kekuasaan. Dalil dan doktrin dalam agama dieksplotasi atau bahkan dimanipulasi sesuai tafsir mereka dalam melakukan gerakan politik mengatasnamakan agama.

Kedua, radikal terorisme bukan bersumber dari ajaran agama, tetapi sangat berkaitan dengan cara pandang dan pemahaman oknum umat beragama yang menyimpang dalam memahami dan menjalankan syariat agama. Karena itulah, semua umat beragama, masyarakat beragama, dan individu beragama potensial terserang paham radikal terorisme ketika memiliki pemahaman dan cara pandang beragama yang menyimpang.

Ketiga, radikal terorisme berangkat cara pandang beragama yang cenderung mereduksi dan mendistorsi ajaran agama sesuai dengan kepentingannya. Dalam konteks Islam, gerakan ini hanya memahami agama sebatas pada dua dimensi (rukun) iman dan Islam yang kemudian ditambahkan secara serampangan dengan adanya rukun jihad atau khilafah. Sementara itu, mereka mengabaikan dan menegasikan esensi pokok dalam beragama yang disebut dengan ihsan.

Di sinilah sejatinya letak krisis spiritualitas yang dialami gerakan radikal terorisme. Beragama menjadi sangat kering dan terjebak pada formalitas belaka sehingga mudah dimanipulasi dan didistorsi. Pemahaman dan cara beragama kelompok radikal terorisme ini persis sebagaimana digambarkan oleh Rasulullah seperti berislam yang hanya sampai tenggorokan saja. Islam yang tidak sampai pada hati yang diwujudkan dalam budi pekerti yang luhur.

Radikal terorisme yang bersumbu dari ideologi yang memanipulasi agama hanya bisa disembuhkan dengan adanya ideologi alternatif atau cara pandang yang baru dalam memahami agama.  Ideologi yang terkandung dalam radikal terorisme tidak bisa dihilangkang kecuali dengan mengganti ideologi lain atau pandangan lain.

Tasawuf berdasarkan pengalaman pribadi Penulis adalah metode beragama yang paling efektif dalam mengganti ideologi kekerasan yang mengatasnamakan agama. Tasawuf juga bisa menjadi vaksin agar individu memiliki imunitas ideologi agar tidak mudah terpapar paham radikal terorisme.

Tasawuf sebagai Jalan Moderasi dan Pembersihan Hati dari Radikalisme

Kunci dalam beragama yang kaffah adalah ketika dipahami secara komprehensif dimensi iman, islam dan ihsan. Tasawuf adalah cerminan dari rukun ihsan yang dapat mengeksplore dan menggali aspek spiritualitas dalam diri manusia. Dimensi ini lah yang menjadi daya dorong lahirnya perilaku yang berbudi luhur atau dalam bahasa agama disebut akhlakul karimah sebagaimana misi kerasulan Nabi Muhammad.

Kelompok radikal terorisme mengabaikan dimensi ihsan dalam beragama. Ia hanya memahami agama sebagai pada akidah dan hukum. Karena itulah, mereka cenderung kering dan hampa secara spiritual sehingga memunculkan sikap beragama yang kaku dan mudah diserang virus kebencian yang mengatasnamakan agama.

Page 1 of 2
12Next
Tags: moderasiradikalismeTasawuf
Previous Post

Nine Eleven, Jangan Terulang Lagi

Next Post

Virus Radikalisme dan Intoleran Harus Ditumpas sampai Akar-Akarnya

Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid

Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid

Direktur Pencegahan BNPT RI

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Virus Radikalisme dan Intoleran Harus Ditumpas sampai Akar-Akarnya

Virus Radikalisme dan Intoleran Harus Ditumpas sampai Akar-Akarnya

gagasan habib husein ja far

Habib Husein Ja’far: Tirulah Nabi Dalam Berdemokrasi

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    255 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.