Selain seorang muslim melaksanakan ibadah wajib, ia juga dianjurkan melakukan ibadah sunnah di bulan Ramadhan. Karena dengan melaksanakan kedua ibadah tersebut maka ampunan Allah akan lebih cepat diterima untuk hamba-Nya. Imam Hubaisyi berkata, “Disunnahkan di bulan ramadhan untuk memperbanyak shodakoh sebagaimana hal tersebut dilakukan oleh para salafuna shalihin, melakukan amal baik, ibadah sunnah, membasahi lisan dengan dzikir dan ayat Al-Quran sebab Ramadhan sebagai madrasahnya dzikrullah, memberi makanan untuk berbuka puasa dan sahur, melazimkan shalat terawih setelah shalat Isya pada setiap malamnya yaitu 20 rakaat dengan 10 salam. Kemudian jika sempat mengerjakan shalat qiyam al-lail 8 rakaat lalu melengkapkan ibadah tersebut dengan witir sebagai penutup. (Imam Hubaisyi:2007:211)
Memperbanyak doa di bulan Ramadhan juga harus menjadi sandaran bagi seorang muslim. Karena doa merupakan permintaan atau harapan seorang hamba kepada Sang Pencipta. Sebagaimana Firman Allah Swt,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah/2:186)
Di sisi lain Nabi Muhammad mempertegas doa orang yang berpuasa cepat diterima melalui statmentnya, “Orang yang berpuasa tidak ditolak doanya hingga ia berbuka puasa.”(HR. Abu Hurairah). Namun untuk cepatnya doa seorang diterima Allah Swt, Habib Abdullah bin Mustofa Alaydrus memberikan syarat-syaratnya. Syarat-syaratnya yaitu seorang yang berdoa harus ikhlas, memulai doa dengan kata “Alhamdulillah” dan memuji-Nya serta bershalawat kepada Rasulullah baik di awal maupun diakhir doa, seorang orang yang berdoa harus yakin doanya diterima Allah, seorang yang berdoa harus jelas dalam doanya tersebut dan jangan terburu-buru di dalamnya, menghadirkan hati dalam berdoa, khusyuk dalam berdoa, jangan berdoa terbatas untuk keluarga, harta, anak, dan diri sendiri jika bisa berdoa untuk muslimin dan muslimat, berharap dosa-dosa dihapuskan dengan beristigfar, berharap nikmat dari Allah sehingga bisa selalu bersyukur kepada-Nya, memperhatikan waktu-waktu diijabahnya doa oleh Allah, kemudian merutinkan doa melalui waktu-waktu dan tempat-tempat yang diijabahnya doa, usahakan dalam berdoa jangan menggunakan langgam yang berlebihan, memperbanyak amal-amal shalih menjadi penyebab doa itu cepat diterima, tidak berbuat zhalim, usahakan doa diulang tiga kali, menghadap kiblat, mengangkat tangan dalam berdoa, dan dalam kondisi berwudhu. (Habib Abdullah Alaydrus 2013:3-4)
Baca Juga: Ayat Kursi Di Tengah Pandemi Covid-19