Alhamdulillah, islamina.id hadir dengan bulletin Jum’at rutin yang dapat dibaca oleh kaum muslimin seluruh Indonesia. Bulletin Jum’at ini merupakan kerjasama islamina.id dengan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dalam rangka membumikan nilai dan ajaran moderasi Islam di tengah masyarakat.
Bulletin Jum’at Al-Wasathy edisi kali ini dengan judul “Menjaga Pancasila sebagai Perjanjian Luhur adalah Ciri Seorang Muslim”
Secara historis, lahirnya Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia karena perjanjian dan kesepakatan yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Hal itu karena Pancasila dinilai sangat relevan menaungi bermacam ideologi, ras, keyakinan, agama, serta membendung pada satu tujuan dan cita-cita mulia.
Dalam Al-Qur’an, memegang erat perjanjian sifatnya adalah wajib. Disampaikan dalam surah Al-Maidah ayat 1, berikut redaksinya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَوْفُوْا بِالْعُقُوْدِۗ
“Wahai orang-orang beriman, penuhilah olehmu janji-janji….”
Begitu penting menepati janji, sampai-sampai Islam mengutuk siapa saja yang melanggar perjanjian dan dijadikan sebagai ciri-ciri orang munafik. Secara jelas disampaikan dalam satu hadis Nabi yang mengatakan demikian:
“آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤتُمِنَ خَانَ”.
“Tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu: ketika berbicara selalu berdusta, ketika berjanji selalu mengingkarinya, dan ketika diberi amanah selalu mengkhianatinya.”
Memang Islam melalui Al-Qur’an melukiskan karakter orang munafik itu memiliki kepiawaian yang bagus. Bahkan jika hanya melihat kecakapan berbicara dan bentuk tubuhnya, sangat mengagumkan siapa saja. Tutur katanya sangat indah. Mereka tidak segan-segan mengumbar sumpah serapah atas nama Tuhan dengan tujuan menarik kepercayaan, agar mereka dianggap sebagai kawan.