Revolusi Industri 4.0 identik dengan internet thinking. Sehingga penggiat media sosial kian meningkat. Jika penggunaan media sosial digunakan dengan bijak maka keadaan sosial yang nyata akan menjadi kondusif. Proporsi bijak dalam pemakaian media sosial yaitu menebarkan kata-kata yang mengandung kebaikan, nasehat, meninggalkan ujaran kebencian serta hoax. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari Muslim)
Syekh Muhammad bin Abdullah al-Jurdani memberikan gambaran, “Jika seseorang berkata yang mengandung kebaikan maka dia beruntung, sebaliknya apabila ia berkata dengan perkataan buruk maka ia akan rugi.” (Muhammad al-Jurdani:2012:140).
Perkataan Syekh Muhammad al-Jurdani di atas memberikan satu spirit agar seseorang berhati-hati dalam mengungkapkan inspirasi di media sosial. Karena terkadang ujaran yang ada di media sosial akan mempengaruhi mindset bahkan perbuatan bagi pembacanya. Untuk itu berkata atau berkomentar seperlunya di media sosial. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Dari baiknya keislaman seseorang yaitu ia yang meninggalkan apa-apa yang tidak dipelukannya.” (HR. Bukhari).
Apalagi di era kebebasan berekspresi dan berpendapat ini, kebebasan tersebut harus diiringi dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Jika aspirasi dan kritik menghormati menjaga harga diri orang lain maka gagasan tersebut akan diterima oleh orang lain. Syekh Dzun Nun Al-Mishri berkata, “Sebaik-baik manusia terhadap dirinya yaitu bisa mengendalikan lisannya kepada orang lain.”