Alhamdulillah, islamina.id hadir dengan bulletin Jum’at rutin yang dapat dibaca oleh kaum muslimin seluruh Indonesia. Bulletin Jum’at ini merupakan kerjasama islamina.id dengan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dalam rangka membumikan nilai dan ajaran moderasi Islam di tengah masyarakat.
Bulletin Jum’at Al-Wasathy edisi kali ini dengan judul “Merayakan Pelaku Moderasi Beragama Terbaik“
Sebelum Islam datang, penduduk Arab (Mekah) di sana kebanyakan adalah para mulhidin (penyekutu Allah). Sementara, konstruk sosialnya penuh dengan ketimpangan, ketidakadilan dan kesenjangan. Perang antar kabilah (suku/kelompok) seringkali terjadi. Kehidupan dibawah gurun pasir tidak menemukan titik terang sama sekali. Disana, perampokan, pencurian, penjarahan adalah salah satu tradisi yang melekat.
Ditengah situasi kacau balau seperti itulah lahir Muhammad ke dunia dari keluarga yang sangat sederhana, di Kota Mekah. Seorang bayi yang kelak akan membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban dunia. Bayi itu yatim, bapaknya yang bernama Abdullah meninggal kira-kira tujuh bulan sebelum ia lahir. Kehadiran bayi itu tidaklah disambut oleh ayahnya. Kemudian, bayi itu dibawa ke Ka’bah dan disanalah diberi nama Muhammad. Kelahiran Muhammad (Maulidun nabiy) diperingati setiap tahun oleh kalangan muslim Indonesia. Muhammad lahir tanggal 12 Robiul Awal. Tak lama kemudian, ibu Muhammad, siti Aminah, meninggal setelah Muhammad berumur enam tahun.
Dus, yang memelihara Muhammad adalah kakeknya, Abdul Muthallib dengan penuh kasih sayang. Setelah dirawat sekitar dua tahun, kakeknya meninggal dan yang merawat setelahnya adalah pamannya, Abu Thalib. Karena memburuknya kondisi ekonomi Abu Thalib, memaksa Muhammad bekerja kasar dengan tekun sejak dini. Beliau mulai berbisnis dengan pamannya dan semakin luas dagangannya ketika mengenal saudagar kaya yang kelak menjadi istri beliau, Siti Khadijah.