Kamis, Oktober 2, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
dekonstruksi di era digital

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

(Bagian Akhir)

Abd Malik by Abd Malik
26/07/2025
in Kajian
1 0
0
1
SHARES
27
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Karena itulah, dalam dekonstruksi, sebagaimana digagas oleh Derrida dikenal konsep différance, sebuah istilah yang menegaskan bahwa makna itu selalu tertunda dan berbeda-beda tergantung konteksnya. Apa yang kamu pahami dari satu kalimat, bisa jadi berbeda dengan pemahaman orang lain—dan itu bukan kesalahan, tapi kenyataan komunikasi yang normal.

Misalnya, kata “radikal” bisa memiliki banyak makna sesuai konteksnya dan relasi kuasa yang ada di belakangnya. Radikal bisa berarti orang yang berpikir mendalam, pejuang keadilan, pengacau, atau bahkan teroris. Makna yang tertunda yang dan beragam ini tergantung pada konteks seperti apa, siapa yang berbicara dan tujuan apa dari narasi tersebut.

BacaJuga

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

Contoh lain, kata “sistem negara islami” bisa memiliki banyak mana sesuai konteks dan pandangan yang beragam sesuai kepentingan di belakangnya. Sistem negara Islami bagi kelompok tertentu berarti menerapkan Islam sebagai ideologi negara, bagi yang lain bisa berarti menerapkan norma syariat Islam, atau bagi yang lain bisa berarti negara dengan sistem yang ada dengan prinsip syariat Islam.

Pada akhirnya, dekonstruksi mengajarkan kepada kita agar menjadi rendah hati di hadapan informasi. Kalian tidak perlu terjebak pada relativisme dengan mengatakan semua benar, tetapi juga harus menolak absolutism dengan mengatakan hanya satu yang benar.

Dalam dunia yang penuh hoaks, propaganda, dan framing media, pendekatan Derrida ini adalah alat penting untuk tetap waras dan adil berpikir. Ketika siapa saja bisa jadi “influencer”, dan satu video bisa membuat opini publik dalam hitungan menit, kita perlu lebih dari sekadar literasi digital, tetapi butuh kesadaran dekonstruktif—kemampuan untuk membaca dengan tajam, mendengar dengan hati-hati, dan berpikir dengan nuansa merdeka.

Dekonstruksi mengajak kita untuk tidak tergesa-gesa menelan “kebenaran”. Di dunia digital, kita tidak hanya ditantang untuk mencari informasi, tetapi juga memahami bagaimana informasi itu dibentuk dan disebarkan, siapa yang bermain dalam kepentingan narasi itu dan apa tujuannya.

Maka berpikir dekonstruktif sangat relevan dalam konteks kehidupan dunia digital yang dikendalikan oleh kebenaran algoritmik ini. Kebenaran yang kadang hanya diukur dengan 1 menit yang viral. Kadang orang bisa dicap jahat dan suci hanya karena satu cuplikan video. Dekonstruksi mengingatkan bahwa teks atau potongan video tidak bisa mewakili keseluruhan makna, dan perlu ditinjau dalam konteks lebih luas.

Dekonstruksi adalah alat berpikir untuk menghadapi banjir informasi, untuk melawan kesempitan cara pandang, dan untuk menjaga agar pikiran kita tetap terbuka dan merdeka terhadap kemungkinan, terhadap perbedaan, dan terhadap kompleksitas.

Continue Reading
Page 2 of 2
Prev12
Previous Post

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Next Post

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

Abd Malik

Abd Malik

Penulis dan penikmat kopi, bisa dihubungi melalui : abdmalik82@icloud.com

RelatedPosts

gerakan gen z
Kajian

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

13/09/2025
asia spring
Kajian

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

12/09/2025
Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

22/07/2025
kampanye anti intoleransi
Kajian

Apakah Toleransi Berarti Membiarkan Intoleransi?

21/04/2024
Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah
Kajian

Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah?

30/05/2023
Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (2)
Kajian

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (2)

02/02/2023
Next Post
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

gerakan gen z

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

13/09/2025
asia spring

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

12/09/2025
Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

09/09/2025
hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    326 shares
    Share 130 Tweet 82
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    308 shares
    Share 123 Tweet 77
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    268 shares
    Share 107 Tweet 67
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    262 shares
    Share 105 Tweet 66
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    257 shares
    Share 103 Tweet 64
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.