Dia terhenti dan bertanya kepada kami:
👺: Siapa kamu sekalian? .
Lalu kami jelaskan.
Saat dia hendak beranjak pergi kami balik bertanya.
👳🏼♀️: Engkau sendiri siapa? Awalnya lelaki itu berusaha tidak peduli. Lalu dari perawakan dan gayanya ini membuat kami semakin yakin bahwa dia adalah manusia jadi-jadian.
👳🏼♀️ :Apakah kau iblis?
👺 : Ya,aku iblis.!
👳🏼♀️ : Ya mal’un darimana kamu,?
👺 : Ini raut muka murungku karena di tempat sana aku melihat seseorang yang telah berdosa selama 50 tahun, awalnya aku senang sekali dengannya. Namun hari ini telah turun kepadanya suatu rahmat Allah. Akhirnya dia terampuni, aku sontak marah dan tak tahan diri sehingga membuatku memukul-mukulkan debu di kepalaku, dan kini aku hendak pergi ke kota sana (Kota kaum Luth) agar hatiku tentram kembali (dapat melihat orang berbuat dosa).
Dari kisah ini, menjadi bukti bahwa hari arafah bukanlah hari sembarangan. Orang yang memiliki dosa menumpuk 50 tahun sekalipun, bisa mendapat rahmat di hari ini dan terampuni. Iblis marah mengetahui itu. Lantas dari cerita diatas masihkah kita ragu untuk beristighfar di hari mulia ini? So, di hari Arafah kita sama-sama memperbanyak berdoa dan beristighfar!