Jumat, Oktober 31, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
gerakan gen z

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

Abd Malik by Abd Malik
13/09/2025
in Kajian
1 0
0
1
SHARES
25
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Dari dua kejadian gejolak anak muda atau yang populer disebut Gen Z di wilayah Arab dan Asia secara umum dapat digambakan sebagai gejolak musim semi politik demokratisasi. Kebencian, kemarahan dan kegelisihan terhadap struktur politik yang tidak memberi ruang kebebasan, kondisi ekonomi yang semakin mencekik dan perilaku elite politik beserta keluarganya yang hedonis membangkitkan perlawanan.

Dari berbagai gerakan anak muda dalam protes politik di berbagai negara,  terdapat gerakan yang memiliki pola-pola universal yang mencerminkan karakter DNA mereka sebagai generasi Z. Ada beberapa hal yang menarik untuk dilihat dari pola universal yang terjadi.

BacaJuga

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

Pertama, penggunaan media sosial sebagai alat mobilisasi. Semua gerakan ini memanfaatkan platform digital untuk koordinasi, penyebaran informasi, dan pembentukan narasi alternatif. Platform seperti Telegram, Twitter, Instagram, dan terutama TikTok menjadi ruang publik virtual tempat generasi muda mengorganisir perlawanan.

Kedua, penolakan terhadap nepotisme dan “Nepo Kids”. Generasi Z menunjukkan penolakan yang konsisten terhadap sistem politik yang didominasi oleh elite keluarga atau “nepo babies”. Mereka menuntut merit-based system dan kesetaraan kesempatan.

Dinasti politik yang menggejala di berbagai negara di Asia merupakan musuh utama gerakan ini. Praktek pejabat dan elite politik yang sering “flexing” dan pamer harta tidak berbanding terbalik dengan penderitaan yang dihadapi rakyat bawah.

Ketiga, anti-ototitarianisme dan aspirasi demokratis. Meskipun konteks lokal berbeda, semua gerakan ini menolak otoritarianisme dan menuntut ruang yang lebih besar untuk partisipasi politik, kebebasan sipil, dan akuntabilitas pemerintah.

Keempat, kreativitas dalam bentuk protes. Generasi Z menggunakan simbol-simbol pop culture, meme, seni jalanan, dan performance art sebagai medium perlawanan, menciptakan bentuk-bentuk protes yang kreatif dan menarik perhatian media. Hal ini bisa dilihat dari bendera one pieces yang juga ditemukan baik di Nepal maupun di Indonesia.

Kelima, struktur organisasi yang horizontal tanpa hirarki. Berbeda dengan gerakan politik tradisional yang hierarkis, gerakan Gen Z cenderung adopsi struktur yang lebih horizontal dan desentralisasi, memanfaatkan kekuatan dampak terutama melalui media sosial.

Pembelajaran dari Arab Spring: Bahaya Revolusi Tanpa Rencana

Pengalaman Arab Spring memberikan pelajaran penting tentang kompleksitas proses demokratisasi. Meskipun berhasil menggulingkan rezim-rezim otoriter, sebagian besar negara Arab Spring mengalami transisi dan turbulensi sosial politik yang berkepanjangan. Tunisia, yang dianggap sebagai success story, kini juga menghadapi kemunduran demokratis. Mesir mengalami kontra revolusi yang membawa militer kembali ke kekuasaan. Libya, Suriah, dan Yaman terjebak dalam konflik berkepanjangan.

Kegagalan Arab Spring dalam menciptakan demokratisasi yang sustainable dapat ditelusuri dari beberapa faktor. Absennya institusi demokrasi yang kuat yang diakui dan dipercaya oleh masyarakat. Ketika mesin politik demokrasi runtuh, kekacauan terjadi dan kecurigaan sosial tidak bisa dihindari.

Hal yang tidak bisa dipungkiri adalah proses politik yang tidak inklusif. Pertikaian pasca revolusi antar beberapa aliansi tidak mampu dikendalikan secara baik. Hal ini menyebabkan kondisi ekonomi yang tidak stabil, intervensi asing yang cukup rentan hingga ketidaksepakatan antar elite yang sama-sama mempunyai kepentingan.

Continue Reading
Page 1 of 2
12Next
Tags: arab springasia springgerakan gen zrevolusi nepal
Previous Post

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

Abd Malik

Abd Malik

Penulis dan penikmat kopi, bisa dihubungi melalui : abdmalik82@icloud.com

RelatedPosts

asia spring
Kajian

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

12/09/2025
dekonstruksi di era digital
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

26/07/2025
Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

22/07/2025
kampanye anti intoleransi
Kajian

Apakah Toleransi Berarti Membiarkan Intoleransi?

21/04/2024
Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah
Kajian

Ada Apa di Bulan Dzulqa’dah?

30/05/2023
Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (2)
Kajian

Menyapa Agama-Agama dalam Sejarah dan Teologi (2)

02/02/2023

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

gerakan gen z

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

13/09/2025
asia spring

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

12/09/2025
Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

09/09/2025
hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    331 shares
    Share 132 Tweet 83
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    316 shares
    Share 126 Tweet 79
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    270 shares
    Share 108 Tweet 68
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    268 shares
    Share 107 Tweet 67
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    260 shares
    Share 104 Tweet 65
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.