Ibadah haji sebagai penyempurnaan rukun Islam yang kelima menyimpan ajaran moral dan spiritual. Umat Islam dari seluruh penjuru dunia melakukan ibadah haji yang esensinya bukan hanya pergi ke Makkah tetapi mereka melakukan transformasi spiritual untuk menjadi seorang muslim yang lebih baik serta dapat mendapat predikat haji mabrur yang pada prosesnya tidak bisa dipisahkan dari manajemen diri yang baik dari para Jemaah.
Ibadah haji menjadi penyempurnaan rukun Islam yang ke lima, sehingga tak heran setiap tahunnya, umat muslim dari berbagai penjuru dunia menuju satu titik, yakni Baitullah. Sebagai penyempurnaan rukun Islam, ibadah haji diwajibkan kepada mereka yang mampu (istitha’ah). Kemampuan tersebut mencakup dua aspek; pertama, mampu secara fisik untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan menjalankan syarat dan rukunnya; kedua, mampu secara finansial untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitullah serta mampu membekali keluarga yang ditinggalkan.
Ibadah ini bukan hanya tentang perjalanan fisik ke Mekah, tetapi juga tentang transformasi spiritual. Ritual ibadah haji sebagai puncak dari segala ibadah yang diperintahkan oleh Allah Swt. yang di dalamnya melibatkan spiritual, material dan jasmaniah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh seorang Islamolog Wiliam R. Roff bahwa ibadah haji merupakan simbol kehidupan umat muslim yang melibatkan berbagai macam dimensi baik jasmaniah maupun ruhaniah. Ritual ibadah haji tidak terlepas dari simbol-simbol yang dapat menambah keimanan dan menyempurnakan perjalanan spiritual seorang hamba. Dalam memperoleh kesempurnaan spiritual dalam pelaksanaan ibadah haji diperlukan manajemen diri yang baik.
Manajemen sebagaimana yang dikemukakan oleh Richard L. Darft dengan “the art of getting things done trought people”. Untuk memperoleh ketercapaian tujuan haji sebagaimana yang dicita-citakan para jemaah haji yakni memperoleh haji mabrur. maka pemerintah Indonesia dalam hal ini kementerian Agama RI telah berupaya dalam memberikan pelayanan prima dan terbaik kepada para jamaah haji mulai dari pendaftaran, penentuan jumlah kuota, prioritas jamaah Lansia, pelayanan ARMINA hingga prosesi kepulangan jamaah. Pelayanan prima yang diberikan dalam mendukung cita-cita pelaksanaan ibadah haji untuk memperoleh predikat haji yang mabrur.
Manajemen diri para jamaah haji diri memainkan peran penting dalam menjalani ibadah haji dengan baik. Liang Gie menegaskan bahwa konsep manajemen diri sangat erat kaitannya bahwa setiap individu dapat menentukan tujuan hidupnya. Predikat Haji Mabrur yang mana salah satu dari indikatornya terlihat adanya transformasi spiritual. dimulai dari bagaimana para jamaah mampu untuk mengelola emosi dengan baik.