Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kabar

Intoleransi Bukan Ajaran Islam

Nilai Utama Islam Rahmatan Lil Alamin Justru Penuh Nilai Toleransi

Admin Islamina by Admin Islamina
19/05/2024
in Kabar
3 0
0
3
SHARES
64
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang penuh dengan keberagaman. Keberagaman agama, suku, ras, bahasa, justru menggambarkan Indonesia yang tergambar di dalam kitab suci Alquran, dimana Tuhan Yang Maha Esa dunia dengan berbagai perbedaan. Di Indonesia, perbedaan itu merupakan keniscayaan dan perekat persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena tidak ada sedikit celah pun intoleransi boleh hidup di Indonesia dibawah panji-panji Pancasila.

“Pada dasarnya semua orang itu cinta pada perdamaian karena manusia itu diciptakan dengan fitrah yang penuh cinta oleh Tuhan. Kalau dalam Islam karena itu yang dibutuhkan adalah paparan melalui dalil-dali berbasis nilai-nilai keislaman bahwa Islam berpihak secara penuh kepada nilai-nilai toleransi yang disebut dengan tasamuh,” kata pendakwah dan kreator konten milenial Habib Husein Ja’far Al Hadar S.Fil.I., M.Ag., saat menjadi narasumber kegiatan Sekolah Damai dengan tema “Pelajar Cerdas Cinta Damai” di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (16/5/2024) malam.

BacaJuga

Generasi Muda Patut Waspadai Penyebaran Intoleransi dan Radikalisme Gaya Baru

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

Konflik Global Atasnamakan Islam, Gus Yahya: Kampanye Al-Islam Al-Insaniyah Solusinya

Habib Ja’far melanjutkan, tasamuh dalam bahasa dan istilah Arab yang berbasis pada nilai utama Islam disebut sebagai rahmatan lil alamain. Karena itu, ia mengajak terutama anak muda, khususnya para santri dan santriwanti untuk melekatkan nilai dan mengisi ruang-ruang dakwah dengan nilai-nilai Islam yang penuh dengan toleransi.

“Jangan biarkan justru klaim-klaim Islam sebagai agama yang sarat  dengan nilai-nilai intoleransi digaungkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Santri itu telah menjadi  punggung bagi toleransi di Indonesia. Karena itu semua tidak hanya santri harus sadar bahwa di luar ini ada tantangan yaitu intoleransi,” ungkap Habib Ja’far.

Untuk para santri, kata Habib Ja’far, bila mereka sudah purna dari pesantren, mereka wajib menjaga agama dan ilmu agama serta amal dan akhlak agama yang salah satu pondasinya adalah toleransi. Ketika mereka (santri) menjadi apapun nanti, para santri harus mendakwahkan islam rahmatan lil alamin pada sekitarnya, bukan malah menyebarkan kebencian dan intoleransi kepada umat beragama lain.

Selain, santri juga bisa memimpin majelis taklum di masjid agar Islam itu dijaga oleh ahlinhya. Pasalnya, bila Islam diserahkan kepada yang bukan akhlinya, maka kehancuran nama dan cinta Islam itu ada depan mata melalui propaganda ke masyarakat karena mereka tidak pernah belajar dan mengelola agama.

Menurutnya, kalau santri itu akan diajarkan pertama itu adalah belajar agama. Kedua adalah menginternalisasi agama melalui apa-apa yang disebut dengan suluk. Nah pesantren tasawuf seperti di Darussalam ini, bukan hanya belajar agama tapi meresapi agama melalui suluk. Mereka iniah yang akan menjadi generasi yang tahu agama dan tidak diprovokasi oleh nafsu dalam diri sehingga ketika melihat perbedaan.

Jadi, lanjutnya, kalau santri itu pasti telah belajar agama dan mereka tahu bahwa toleransi itu adalah satu keharusan karena perbedaan itu satu kenyataan dan keniscayaah Tuhan yang tercantum dalam Alquran. Kalau Tuhan mau semua umat manusia bisa saja login sebagai Muslim semua. Tapi Tuhan menciptakan dunia dengan manusia dan segala isinya dengan berbagai perbedaan.

“Intinya bahwa toleransi adalah ajaran Islam terhadap perbedaan. Perpecahan adalah musuh Islam yang harus dilawan. Jadi musuh kita itu bukan peradaban yang berbeda tapi orang-orang yang tidak siap menerima perbedaan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Habib Ja’far menguraikan terkait intoleransi, kekerasan, dan bullying. Menurutnya, orang yang punya intoleransi dia akan menyebabkan kekacauan sehingga tidak ada kedamaian.

“Ciri orang islam itu menurut  Nabi Muhammad bukan hanya salat, puasa, zakat haji, tapi bisa memberikan rasa damai bagai siapa saja. Maka orang tidak toleran bukan muslim. muslim itu yang tasamuh, memberikan rasa damai dan toleransi bagi orang sekitar,” jelasnya.

Ia mengatakan, ada empat jenjang toleransi. Pertama intra agama sesama orang Islam yaitu ukhuwah islamiyah, kalau dia beda agama atas namanya ukhuwah wathoniyah, toleransi antar warga negara. Kalau beda suku, beda agama, tapi satu warga negara, sesama orang indonesia itu saudara.

“Kalau dia bukan orang indonesia bukan Islam, maka toleransi kita ukuhuwah insaniyah. persaudaraan sesama manusia. Sedangkan kalau dia bukan manusia, toleransi ukhuwah mahmudiyah persaudaran dalam toleransi sesama makhluk Tuhan,” tuturnya.

Habib Ja’far juga menuturkan empat unsur Islam toleran. Pertama Islam yang tidak takfiri, tidak mudah mengkafirkan orang lain. Kedua dia tidak menjadikan kekerasan sebagai jalan iuntuk menyeleaikan masalah. Kalau ada masalah dia cari solusi damai bukan dengan kekerasan. Ketiga tidak anti nilai-nilai kebangsan. kempat tidak anti nilai budaya.

Ia melanjutkan, bahwa Allah SWT akan terkagum-kagum apabila umatnya mampu menjaga adab dengan berkelakukan baik. Kaka apalagi umat manusia bisa melakukan itu, tentu akan dapat ganjaran dari Allah SWT.

“Kemudian jangan lupa, non-muslim itu menilai Islam tidak dari Alquran atau zhadits maupun sebagainya, melainkan mereka ini melihat dari kita umat muslim dari tindak tanduk sebagai agen atau “marketing” islam. Maka dari itu kita sebagai muslim harus bisa memberikan contoh dalam berkehidupan dan beribadah yang baik dimanapun karena nama islam harus senantiasa kita jaga,” pungkas Habib Ja’far.

Tags: banyuwangiblokagungHabib Husein Ja'far Al-HadarIntoleransiIslampesantren darussalamrahmatan lil alamaintolerans
Previous Post

Kebangkitan Nasional vs Kebangkitan Khilafah

Next Post

Update Ibadah Haji 2024: 17 Jemaah Haji RI Wafat karena Sakit, Mayoritas di Madinah

Admin Islamina

Admin Islamina

RelatedPosts

Generasi Muda Patut Waspadai Penyebaran Intoleransi dan Radikalisme Gaya Baru
Kabar

Generasi Muda Patut Waspadai Penyebaran Intoleransi dan Radikalisme Gaya Baru

18/11/2024
Ketua Baznas RI
Kabar

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

22/10/2024
Gus Yahya PBNU
Kabar

Konflik Global Atasnamakan Islam, Gus Yahya: Kampanye Al-Islam Al-Insaniyah Solusinya

24/09/2024
Hikmah Maulid Nabi Sangat Bagus Untuk Menangkal Penyebaran Radikalisme dan Terorisme
Kabar

Hikmah Maulid Nabi Sangat Bagus Untuk Menangkal Penyebaran Radikalisme dan Terorisme

23/09/2024
Lakpesdam PBNU: Inspirasi Pupuk Kasih Sayang dan Persaudaraan
Kabar

Lakpesdam PBNU: Inspirasi Pupuk Kasih Sayang dan Persaudaraan

12/09/2024
Noor Huda: Cegah Swa-Radikalisasi dengan Penanaman Literasi Digital, Penguatan Narasi Positif, dan Penegakan Hukum
Kabar

Noor Huda: Cegah Swa-Radikalisasi dengan Penanaman Literasi Digital, Penguatan Narasi Positif, dan Penegakan Hukum

13/08/2024
Next Post
Update Ibadah Haji 2024: 17 Jemaah Haji RI Wafat karena Sakit, Mayoritas di Madinah

Update Ibadah Haji 2024: 17 Jemaah Haji RI Wafat karena Sakit, Mayoritas di Madinah

Calon Jamaah Haji Akan Tempuh Waktu 9 – 10 Jam Ke Makkah, Ini 10 Tips Cegah Mabuk Udara Selama Penerbangan

Calon Jamaah Haji Akan Tempuh Waktu 9 – 10 Jam Ke Makkah, Ini 10 Tips Cegah Mabuk Udara Selama Penerbangan

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.