Jakarta – Banyak dari wilayah di Indonesia, terdapat makam atau kuburan orang-orang “saleh”. Seperti makam Walisongo di pulau Jawa, makam Syekh Abdurra’uf al-Singkili di Aceh, makam Pangeran Diponegoro di kota Makassar dan masih banyak yang lain.
Pada era modernisasi, pengetahuan tentang sejarah dan tradisi keislaman hampir dikesampingkan. Aspek ini yang kemudian oleh Lembaga Takmir Masjid PBNU (LTM-PBNU), menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Peningkatan Literasi Keagamaan dan Penguatan Terhadap Tradisi Ziarah Kubur Bagi Umat Islam” bersama dengan Kementerian Agama RI, Kamis, (21/9).
Dalam sambutannya, Hasan Basri Sagala berharap FGD ini menumbuhkan kesadaran muslim Nusantara akan pentingnya merawat tradisi ziarah kubur.
“Kita bisa melihat masyarakat muslim di Indonesia baik di pulau Jawa dan luar Jawa. Mereka masih melakukan tradisi ziarah kubur. Tradisi ini yang harus terus kita rawat” ujar wakil ketua LTM-PBNU tersebut.
Pada kesempatan lainnya, tradisi ziarah merupakan metodologi dan basic bagi masyarakat muslim Nusantara. Yang mana penduduk Indonesia mayoritas berakidah Ahlussunnah wal Jama’ah atau Sunni. Hal ini yang disampaikan oleh Ketua PBNU, Ahmad Suaedy.