Beredar notifikasi berupa video dalam grup, yang memuat judul “BAIAT VIRAL !! Ust. HANAN ATTAKI LOG IN “NU”. Awalnya, saya hiraukan notifikasi itu – karena memang banyak creator content untuk clickbait – karena kesibukan lain. Tak lama, setelah saya cek grup tersebut, banyak sekali respon dari teman-teman. Antara bingung dan tidak, saya ditanya oleh kawan tentang pendapat atau pandangan saya mengenai baiat NU yang dilakukan oleh Hanan Attaki.
Video dari grup pesan adalah terusan dari video Youtube. Hanan Attaki hadir dalam acara Halal Bihalal dan Pengajian Umum Ponpes Gasek. Diketahui bahwa Ponpes Gasek yang bertepatan di Kota Malang, Jawa Timur merupakan asuhan KH. Marzuki Mustamar. Sekarang beliau menjabat sebagai ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur.
Turut hadir pula dalam acara Halal Bihalal Wali Kota Malang dan Prof. Nadirsyah Hosen, Ph.D. Disaksikan oleh para Masyaikh, santri, dan warga, Hanan Attaki mengucapkan baiat untuk masuk dalam Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyyah.
Lalu apa pandangan saya atas baiat Hanan Attaki itu?
Soal Ideologi Sampai Soal Spiritualitas
Pertama, saya katakan ini persoalan ideologi. Silahkan baca artikel saya yang terdahulu berjudul “Penolakan Ceramah Bukan Berarti Islamophobia“. Saya menelusuri gerakan ideologi Hanan Attaki ketika masih di Mesir dan pulang ke Indonesia. Kemungkinan, potensi ia beririsan dengan kelompok Ikhwanul Muslimin itu memang ada.
Persoalan ini yang membuat beberapa kalangan masyarakat Indonesia menolak kehadiran Hanan Attaki berdakwah atau roadshow di beberapa kota. Hampir semuanya menolak karena nilai-nilai patriotisme sesama warga bangsa.